BMT Al-Azhar Pasar Minggu

hasan. Produk ini sudah menjadi produk rutin yang di anggarkan BMT setiap tahunnya. Para mitra yang mengajukan pembiayaan qardhul hasan mayoritas berasal dari wilayah sekitar BMT, baik kantor pusat ataupun kantor cabang. Biasanya mitra menggunakan pembiayaan ini adalah untuk usaha kecil-kecilan seperti jualan nasi uduk, jualan minuman es, dan lain-lain. Pembiayaan qardhul hasan di BMT Al-Azhar sudah menjadi produk rutin setiap tahunnya. Menurut data terakhir pendapatan baitul maal sebesar Rp. 30.000.000 dan untuk pembiayaan qardhul hasan sebesar Rp 4.000.000 dari total pendapatan baitul maal. 15 Kebijakan pembagian dana qardhul hasan rata-rata setiap tahunnya sebesar 13 dari total pendapatan dana baitul maal. Sisanya untuk dana bantuan cuma-cuma seperti untuk pemberian beasiswa dan santunan terhadap anak yatim piatu dan anak keluarga miskin, melakukan pembinaan dan pengajian, kegiatan sosial keagamaan lainnya. Pembiayaan yang dikeluarkan untuk mitra yang meminjam pembiayaan qardhul hasan paling kecil Rp 1.000.000 dan paling besar Rp 6.000.000. 16 Permintaan pembiayaan yang jumlahnya di atas Rp 3.000.000, maka BMT menetapkan adanya jaminan sebagai bentuk keseriusan. Biasanya bentuk jaminannya 15 Data berupa laporan keuangan tidak diberikan pihak BMT, hanya menyajikan data dari hasil wawancara. 16 Jawaban pertanyaan tertulis BMT Al-Azhar. berupa BPKB motor atau barang berharga lainnya. Jika pembiayaan disetujui maka mitra di kenakan biaya administrasi dan materai sebesar Rp 18.000. 17 Jangka waktu pengembalian yang di berikan BMT ke mitra adalah 1 tahun. 18 Biasanya dari mitra pun tidak mau lama jangka waktunya. Cicilan perbulannya tergantung kesepakatan antara BMT dan kemampuan mitra untuk membayar cicilan. Kelonggaran ini diberikan karena pembiayaan ini sifatnya tidak memaksa dan ketat, berbeda dengan pembiayaan lain yang sudah ada ketentuannya karena sifatnya komersil. Jika dalam waktu satu tahun mitra tidak bisa melunasi sisa pembiayaan atau pembiayaan macet maka BMT akan melakukan kroscek terlebih dahulu keadaan usahanya, keadaan keuangan keluarganya. Misalnya ada pembiayaan macet, mitra sudah tidak bisa mengembalikan dananya. Tetapi setelah di kroscek perkembangan usahanya dengan cara pendekatan persuasif, ternyata suaminya masih punya penghasilan dari pekerjaannya di luar. Maka BMT menawarkan kembali ke mitra apakah mau di angsur sesuai kesepakatan di awal, atau di potong cicialnnya perbulan atau perminggu tetapi sampai selesai. Misalnya kesepakatan di awal cicilan perbulannya adalah Rp 100.000 lalu di ubah menjadi Rp 50.000 tetapi pembayarannya sampai selesai. Jadi BMT memberikan keringan kembali untuk mitra agar bertanggung jawab atas pinjamannya. Jika sudah benar-benar total tidak bisa melunasi pembayaran cicilan, usahanya sudah tidak berjalan, anggota keluarga yang lain kerja serabutan dengan 17 Ibid 18 Ibid pendapatan yang minim dan tidak menentu, maka BMT akan menutupnya dengan dana talangan, dianggap lunas. Akan tetapi, suatu kasus terjadi pada mitra yang meminjam dana qardhul hasan. Dia seorang mantan pegawai BMT Al-Azhar. Meminjam dana sebesar Rp 6.000.000 untuk usaha istrinya membuat usaha. Lama kelamaan usahanya pun gulung tikar dan tidak bisa lagi membayar cicilan perbulan. Si mantan pegawai BMT pun bekerja serabutan dengan penghasilan yang tidak tentu. Maka untuk sementara pembiayaannya di tutup dan di talangi dengan dana cadangan. Suatu saat si mantan pegawai sudah mendapat pekerjaan yang tetap. Maka BMT membicarakan kembali sisa cicilan yang belum di bayar, ini di karenakan mitra meminjam dananya terlalu besar. Pada prinsipnya dana ini adalah uang dari hasil pengumpulan zakat, infaq dan shadaqah yang merupakan uang amanah. Jika mitra yang sudah berhasil mengembangkan usahanya dan ingin meminjam kembali untuk menambah modal dalam mengembangkan usahanya. Maka pihak BMT melihat terlebih dahulu kondisi kelayakan keuangannya. Jika sudah lancar dan bisa mandiri, maka BMT akan memberikan pembiayaan yang ada bagi hasilnya yaitu ke produk-produk pembiayaan tamwil yg sifatnya komersil. 19 Seandainya mitra kondisi keuangannya masih di bawah terus, maka BMT tetap memberikan pembiayaan qardhul hasan kembali. Jadi BMT mengikuti terlebih dahulu dan mengkontrolnya sampai mitra bisa di katakana sudah bisa mandiri. 19 Ibid

C. BMT Al Kariim

BMT Al Kariim tercetus bermula dari diklat ZIS dan ekonomi syariah yang diadakan Domper Dhuafa Republika pada Januari 1995 di Yogyakarta. Diantara peserta dari Jakarta tercatat nama Deni Nuryadin S.E, M. Ikhwan dan Sulaeman Hayyun yang bertekad membuat BMT. Hal ini disambut dan didukung oleh remaja masjid Pondok Indah. Dan terbentuklah BMT yang Al Kariim yang berdiri tanggal 15 Juli 1995 di Masjid Raya Pondok Indah. Tahun 1995 menempati gedung di Pasar Jaya Pondok Indah. Kemudian tahun 2006 pindah ke kantor yang beralamat di Komplek Ruko Cipulir Center Blok B-8 Jl. Ciledug raya Cipulir Kebayoran Lama yang sekarang menjadi kantor tetap. BMT Al Kariim juga mempunyai 2 kantor cabang yaitu di Jl. Raya Bekasi Timur KM 17 Jatinegara Pulo Gadung Jakarta Timur dan di Jl. Karya Utama No. 88A Srengseng Jakarta Barat. BMT Al Kariim mempunyai legalitas berupa Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI: No. 77BHKDK. 94X.2000 20 Produk-produk yang dimiliki BMT Al Kariim: 21 1. Layanan Simpanan a. Simpanan Mudharabah b. Simpanan Pendidikan c. Simpanan Qurban d. Simpanan Idul Fitri 20 Profil BMT Al-Kariim, seperti yang ditujukan pada data pelengkap dalam lampiran. 21 Ibid e. Simpanan Berjangka 2. Layanan Pembiayaan a. Pembiayaan Murabahah b. Pembiayaan Musyarokah c. Pembiayaan Mudharabah d. Pembiayaan Ijaroh e. Pembiayaan Rahn f. Pembiayaan Qardhul Hasan g. Pembiayaan dengan akad lainnya sesuai kebutuhan dengan syariat Islam Latar belakang adanya produk pembiayaan qardhul hasan awalnya untuk pemberdayaan dari dhuafa bisa menjadi meningkat taraf hidupnya. 22 Dengan adanya produk ini masyarakat bisa menjadi hidup mandiri dan produktif karena BMT mendampingi dan membina agar usahanya bisa berkembang. Selain pembinaan yang dilakukan untuk kebutuhan usahanya, BMT Al Kariim juga melakukan pembinaan dari sisi kerohaniannya. Pembinaan kerohanian dilakukan bisa dilakukan seminggu sekali atau sebulan sekali melalui pengajian. Para mitra yang mengajukan pembiayaan qardhul hasan bearasal dari wilayah kebayoran lama, cipulir dan sekitarnya. Sebelum tahun 2007 pembinaan terhadap pembiayaan qardhul hasan terbilang lebih efektif karena ada divisi tersendiri untuk mengelola dana baitul maal. Akan tetapi semenjak tahun 2007 baitul maal agak vakum dan produk qardhul hasan kurang efektif. Dikarenakan SDM di bagian baitul 22 Jawaban dari pertanyaan tertulis BMT Al-Kariim. maal yang kurang mamadai. Tetapi sampai sekarang pembiayaan qardhul hasan masih ada dan tetap berjalan walaupun kurang efektif. Vakum disini bukan berarti tidak ada kegiatan pembiayaan qardhul hasan. Tetapi bedanya waktu masih ada divisi khusus yang menangani dana maal, BMT mencari masyarakat yang benar-benar bisa diberdayakan dengan dana qardhul hasan. Sekarang karena SDM nya tidak ada, BMT hanya menunggu calon mitra yang datang ke BMT dan ingin mengajukan pembiayaan qardhul hasan. Pembiayaan qardhul hasan di BMT Al Kariim sudah menjadi produk rutin setiap tahunnya. Penerimaan untuk dana maal pertahunnya sebesar Rp 15.000.000 - Rp 20.000.000. 23 Dana untuk qardhul hasan sebesar 50 dan sisanya untuk bantuan dana sosial, keagamaan dan bantuan dana untuk disalurkan ke cabang. Dana yang dialokasikan untuk qardhul hasan tidak sepenuhnya untuk calon mitra yang baru memulai usaha, tetapi juga mitra BMT yang perlu bantuan dana untuk memulihkan usahanya yang sedang menurun atau hampir bangkrut. Jangka waktu yang diberikan BMT untuk pengembalian dana selama 4-6 bulan. 24 Untuk sistem cicilan pembayaran, BMT menggunakan penagihan dengan sistem mingguan atau harian. Karena dengan sistem mingguan ataupun harian ini dianggap lebih efektif dalam pengembalian dan lebih mudah mengkontrol terhadap usaha mitra. 23 Data berupa laporan keuangan tidak diberikan pihak BMT, hanya menyajikan data dari hasil wawancara. 24 Jawaban dari pertanyaan tertulis BMT Al-Kariim. Pembiayaan yang dikeluarkan untuk mitra yang meminjam pembiayaan qardhul hasan paling kecil Rp 300.000 dan paling besar Rp 2.000.000. 25 Untuk jaminan biasanya dilihat dari hasil survei tim BMT. Jika diperlukan, maka BMT akan meminta jaminan. Biasanya bentuk jaminannya berupa BPKB motor atau barang berharga lainnya. Jika pembiayaan disetujui maka mitra di kenakan biaya materai dan infaq seikhlasnya. Jika sudah pada waktu yang telah ditentukan mitra belum melunasi sisa pembayaran. Maka pihak BMT melakukan pendekatan kepada mitra terlebih dahulu untuk mengetahui masalah apa saja yang menyebabkan mitra tidak bisa atau terlambat membayar cicilan pembayaran. Setelah itu BMT memberikan kelonggaran kepada mitra dengan menambah waktunya menjadi maksimal 6 bulan lagi. 26 Ini karena pembiayaan qardhul hasan tidak ketat dari pada pembiayaan lainnya yang sifatnya komersil. Setelah di beri tenggang waktu pengembalian mitra belum juga bisa melunasi sisa pembayaran, maka perjanjian atau masalah ini akan di tutup atau di anggap lunas. Dilunasinya dengan cara ditalangi dari dana cadangan khusus untuk kredit macet. Atau bisa juga dengan persetujuan ulang atau akad ulang. Misalnya dengan merubah perjanjian atau akad ulang yang awalnya iuran perhari Rp 10.000 menjadi perhari Rp 5.000. Kedua kebijakan tersebut tergantung hasil survei yang dilakukan oleh pihak BMT. Kalau sudah benar-benar tidak mampu untuk membayar cicilan 25 Ibid 26 Ibid