1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dengan semakin ketatnya persaingan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan,
membuat perusahaan
seakan berlomba-lomba
untuk mempertahankan dan mencari konsumen baru untuk membeli produk mereka.
Untuk itu, setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan harga
yang pantas. Hal ini menuntut manajemen perusahaan untuk lebih peka, kritis dan reaktif terhadap perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, dan
ekonomi dan dituntut menjalankan kiat-kiat strategi alternatif dalam menyiasati pasar.
Perubahan tersebut salah satunya adalah perubahan pola konsumsi pangan masyarakat saat ini yang disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang
semakin tinggi. Perubahan pola atau gaya hidup masyarakat yang sudah semakin dinamis dikarenakan tuntutan pekerjaan yang semakin tinggi
menjadi faktor pemicu terjadinya perubahan pola konsumsi. Misalnya, orang- orang sekarang ini semakin sibuk dengan jam kerjanya yang lebih panjang,
sehingga mendorong mereka untuk memilih makanan yang penyajiannya lebih praktis. Selain itu, di saat turunnya daya beli masyarakat seperti
sekarang ini, makanan instan kini banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai pengganti lauk dan nasi.
2
Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini ternyata berdampak positif terhadap industri makanan instan, terutama industri mie instan. Produk
mie instan sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena
kemudahan dalam hal penyajiannya. Mie instan merupakan salah satu makanan yang digemari
masyarakat Indonesia. Produknya yang praktis, harga terjangkau, terjamin ketersediaannya, cukup mengenyangkan, serta rasanya yang diterima oleh
masyarakat Indonesia merupakan faktor yang mendorong sebagian orang menjadikan produk ini sebagai produk subtitusi pengganti nasi. Sehingga di
Indonesia, yang berpenduduk mencapai 230 juta jiwa dengan selera yang sesuai maka Indonesia menjadi pasar yang sangat besar untuk industri mi
instan. Hal ini terbukti dengan penjualan mie instan di Indonesia yang
menduduki posisi tertinggi kedua di dunia setelah China , menurut data World Instan Noodles Association
WINA. Penjualan mie instan di Indonesia pada 2010 mencapai 14,4 miliar bungkus bagscups, di bawah China sebesar 42,3
miliar bungkus. Pertumbuhan konsumsi mie instan rata-rata per tahun sekitar 10-15”Tabloid Pasar,2011:1. Berikut adalah penjualan mie instan di
Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.1.
3
Tabel 1.1 Tren Konsumsi Mie Instan Di Dunia, 2007-2010
Sumber: Tabloid Pasar,2011 Di antara bermacam produk mie yang beredar di pasaran, Mie
Sedaap merupakan salah satu merek yang mampu mencuri perhatian konsumen dan para pesaingnya. Mie Sedaap berhasil menggebrak dan
berhasil mengambil sebagian pangsa pasar mie instan Indonesia. Menurut data Indonesian Consumer Profile 2010, MARS
Indonesia, pangsa pasar Mie Sedaap pada tahun 2009 menempati posisi kedua hingga presentase 26,8, bila dibandingkan di awal kemunculannya pada
tahun 2003 dengan 12. Sementara total pangsa pasar mie instan Indofood mencapai sekitar 70,5: Indomie 65,3, Supermi 4,1 dan Sarimi 1,1.
Jumlah itu menurun dari sekitar 90 penguasaan pasar mie instan Indofood pada 2002. Akan tetapi PT. Indofood menyadari keberadaaan Mie Sedaap
sebagai ancaman dan terus melakukan inovasi produk dan promosi yang gencar sehingga membuat pangsa pasar Mie Sedaap menjadi tetap pada tahun
2009 MARS Indonesia,2010:3.
4
Persaingan antara Indomie dengan Mie Sedaap tidak hanya terjadi dalam pangsa pasar saja tetapi dalam keunggulan masing-masing produk.
Perbandingan kedua produk antara Indomie dengan Mie Sedaap dapat kita lihat dari beberapa faktor. Pertama, dari faktor merek tidak diragukan lagi
indomie yang diproduksi oleh PT. Indofood lebih unggul dibandingkan Mie Sedaap. Hal ini dikarenakan customer mie instan cukup loyal dalam memilih
produk Indomie. Namun dari faktor porsi, produk Mie Sedaap dari PT. Wings Food
ini ternyata menyajikan porsi yang lebih besar dari produk indomie. Dengan jumlah porsi yang lebih besar mengakibatkan pelanggan menjadi lebih puas
menikmati Mie Sedaap sehingga masyarakat lebih memilih produk yang dapat mengenyangkan perutnya.
Dari segi rasa Indomie memiliki lebih dari 6 jenis pilihan rasa untuk mie goreng dan 10 jenis untuk pilihan rasa kuah, dan masih banyak
lagi. Sedangkan produk Mie Sedaap, mereka masih menyediakan dengan 2 pilihan rasa untuk mie goreng, dan 6 pilihan rasa untuk kuah. Namun kalau
membicarakan tentang rasa setiap konsumen mempunyai penilaian tersendiri, karena tentu saja mempunyai selera rasa yang berbeda.
Sedangkan dalam hal mengkonsumsi makanan mie instan, masyarakat Indonesia selalu menganut motto khas mereka: “Murah meriah”.
Namun, untuk ukuran harga mereka masih bersaing. Dari segi harga, harga
5
indomie beda tipis dengan harga Mie Sedaap, dimana harga Mie Sedaap lebih murah dibandingkan Indomie.
Mie Sedaap sebagai pendatang baru hadir dalam promosi yang agresif dan memiliki harga produknya di bawah harga produk Indofood.
Salah satu strategi pemasaran yang biasa dilakukan adalah melalui periklanan. Periklanan merupakan media pemasaran yang paling efektif.
Perikanan dapat mendorong keputusan pembelian. Oleh karena itu isi iklan harus jelas dan dapat dimengerti oleh konsumen.
Sebuah iklan sebaiknya dapat mewakili produk yang diiklankan. Strategi produksi berkaitan erat dengan proses pembuatan produk yang sesuai
dengan keinginan konsumen. Jika produk yang diproduksi berkualitas sesuai dengan keinginan konsumen maka konsumen akan merasa puas. Apalagi
didukung dengan strategi bauran pemasaran yang baik dari segi harga, produk yang berkualitas, mudah dijangkau, dan promosi yang efektif maka dapat
menimbulkan kepuasan konsumen yang berakhir pada terciptanya loyalitas konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
Iklan memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pemasaran karena konsumen berpotensial akan memperhatikan iklan dari
produk yang akan mereka beli. Baik indomie maupun Mie Sedaap sama-sama gencar mengiklankan produknya di televisi. Keduanya tak mau kalah dalam
perang iklan agar produknya menjadi top of mind di benak konsumen dan menjadi produk yang paling dikenal pasar mie instan. Sering kita melihat
6
iklan Mie Sedaap di televisi, menampilkan produknya dengan menonjolkan kreatifitasnya untuk menampilkan iklan yang mudah diingat dan diterima
oleh masyarakat. Tidak hanya itu, iklan Mie Sedaap juga menampilkan artis-artis
yang sedang menikmati sedapnya Mie Sedaap. Tujuan dari adegan tersebut agar para penonton penasaran sehingga berniat untuk membeli dan mencoba
rasa nikmatnya dari mie sedaap tersebut. Dibalik hal tersebut secara tidak langsung menjelaskan bahwa Mie Sedaap memiliki rasa yang lebih enak dan
menggugah selera
dibanding produk
mie instan
yang lainnya
Mumtazah,2012:3. Di samping iklan televisi, tinjauan terhadap harga juga semakin
penting, karena setiap harga yang ditetapkan perusahaan akan mengakibatkan tingkat permintaan terhadap produk berbeda. Pada hakekatnya harga
ditentukan oleh biaya produk. Jika harga yang ditetapkan oleh perusahaan tepat dan sesuai dengan daya beli konsumen, maka pemilihan suatu produk
tertentu akan dijatuhkan pada produk tersebut Dharmmesta dan Irawan, 2001 dalam Nugraha, 2010:5.
Strategi harga yang diambil oleh Mie Sedaap yang diproduksi oleh PT. Sayap Mas Utama yang merupakan dari Grup Wings
berupa harga pasaran yang sangat ekonomis namun bumbu mie yang diberikan kelas
premium. Mie Sedaap menawarkan harga yang terjangkau bagi semua kalangan ekonomi baik ekonomi bawah sampai atas. Dan harga yang dibawah
7
Indomie tersebut memberikan pengaruh yang sangat signifikan karena dengan harga yang murah tersebut membuat banyak kalangan menengah ke bawah
yang mengkonsumsi Mie Sedaap Wismanto,2012:2. Produk Mie Sedaap yang diproduksi oleh PT. Sayap Mas Utama
yang merupakan dari Grup Wings yang terjun kedalam bisnis mie instan harus bersaing dengan berbagai merek mie instan lainnya, yaitu Indomie,
Supermi, dan Sarimi Indofood, Kare, Selera Rakyat GOT, ABC PT ABC President,
Gaga 100 PT Jakarana Tama, Alhamie PT Olaga Sukses Mandiri, dan sebagainya.
Mie Sedaap merupakan produk merek makanan yang lama telah dikenal oleh seluruh masyarakat sejak kemunculannya pada tahun 2003
sebagai makanan yang siap saji untuk dimakan, sebagai produk merek yang paling memuaskan dalam pasaran mie instan nasional setelah indomie.
Berdasarkan sumber data yang diperoleh dari media internet dapat diketahui data sebagai berikut:
Tabel 1.2 Top Brand Index, dari tahun 2008-2012
Merek 2008
2009 2010
2011 2012
Indomie 71,4
71,9 75,5
75,2 77,5
Mie Sedaap 16,6
14,8 14,2
16,4 15,7
Supermi 4,5
4,7 4,2
4,4 2,5
Sarimi 1,4
0,9 1,2
1,1 0,7
Sumber:Top Brand Index,Frontier Consulting Group,2012
8
Pada Top Brand Index Indomie di tahun 2008 sampai dengan 2012 kembali naik bila dibandingkan pada tahun 2007 dengan presentase 66,7.
Di tahun
terakhir ini strategi
Indomie diperkuat
dengan meningkatkan involvement konsumen dengan kampanye “Ini Ceritaku, Apa
Ceritamu” yang tidak hanya dikomunikasikan di media konvensional namun juga menjadi pembicaraan di media digital seperti
social media.
Faradissa,2011:1. Sedangkan Top Brand Index Mie Sedaap cenderung menurun.
Menurut pakar pemasaran MarkPlus, Yuswohadi didalam majalah Swa, mengatakan bahwa Mie Sedaap terlihat tidak lagi memiliki gebrakan
pemasaran yang berarti. Menurutnya Mie Sedaap sudah mulai ‘mengantuk’ dalam industri mie instan. Iskandar,2009:4.
Penurunan TBI Mie Sedaap mengindikasikan adanya penurunan kekuatan merek yang ada di benak konsumen terhadap produk yang
bersangkutan. Apabila kekuatan merek yang ada dibenak konsumen turun maka loyalitas pelanggan terhadap merek juga akan turun dan akan
mempengaruhi pembelian. Bila kesetiaan merek rendah, konsumen akan cenderung berpindah ke merek lain, sebaliknya bila kesetiaan konsumen
terhadap merek tinggi maka konsumen akan melakukan pembelian terhadap produk tersebut secara berulang-ulang.
Kondisi ini memberikan keuntungan bagi konsumen karena menjadi memiliki banyak alternatif sehingga dapat memilih merek mie instan
yang sesuai dengan keinginannya. sehingga Mie Sedaap merupakan
9
makanan cepat
saji yang menjadi
pilihan karena
kepraktisan penyajiannya,
harganya yang terjangkau, porsinya yang lebih banyak,
rasanya yang enak, mudah didapatkan dan sifatnya yang tahan lama. Dari latar belakang masalah di atas, maka dilakukan suatu
penelitian dengan judul: “ANALISIS PENGARUH IKLAN TELEVISI,
HARGA, KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA DAMPAKNYA PADA LOYALITAS PELANGGAN MIE
SEDAAP”. Studi Kasus Pada Masyarakat Di Wilayah Kecamatan Cimanggis, Depok.
B. Rumusan masalah