29
kerjasama ini berakhir dengan pengalihan hak salah satu pihak kepada pihak lain.
22
b. Dasar Hukum Musyarakah Mutanaqishah
Landasan Syariah untuk Musyarakah Mutanaqishah adalah:
Firman Allah Swt. Dalam Q.S. An-Nisa ayat 12
Artinya: Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu. Q.S. An-Nisa: 12.
Firman Allah dalam Q.S. Shaad ayat 24
Artinya: “Dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh
”. Q.S. Shaad: 24.
Hadits riwayat Abu Daud:
“Dari Abu Hurairah, Rasulullah S.A.W. bersabda, “Sesungguhnya
22
M. Nadratuzzaman Hosen , “Musyarakah Mutanaqisah”, artikel diakses pada 27 Agustus
2013 dari http:www.ekonomisyariah.org.
30
Artinya: Allah Azza wa Jalla berfirman, “Aku pihak ketiga dari dua orang
yang berserikat selama salah satunya tidak mengkhianati lainnya ”. H.R.
Abu Daud yang dishahihkan oleh al-Hakim dari Abu Hurairah
23
Hadits Nabi Tirmidzi:
Artinya: Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.
HR. Tirmidzi dari Amr bin Auf
c. Rukun dan Syarat Musyarakah Mutanaqishah
Rukun dan Syarat pada akad musyarakah mutanaqishah terdiri atas:
24
1 Ijab dan Qobul
Ijab dan qobul harus dinyatakan dengan jelas dalam akad dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Penawaran dan permintaan harus jelas dituangkan dalam tujuan akad b. Penerimaan dan penawaran dilakukan pada saat kontrak
c. Akad dituangkan secara tertulis
23
M. Syafi`i Antonio, Bank Syariah : Dari Teori ke Praktek, h. 91.
24
Ismail, Perbankan Syariah Jakarta: Kencana, 2011, h. 179.
31
2 Pihak yang Berserikat
a. Kompeten b. Menyediakan dana sesuai dengan kontrak dan pekerjaanproyek usaha
c. Memiliki hak untuk ikut mengelola bisnis yang sedang dibiayai atau memberi kuasa kepada mitra kerjanya untuk mengelolanya.
d. Tidak diizinkan menggunakan dana untuk kepentingan sendiri.
3 Objek Akad
a. Modal 1 Modal dapat berupa uang tunai atau aset yang dapat dinilai.
2 Modal tidak boleh dipinjamkan atau dihibahkan ke pihak lain 3 Bank syariah diperkenankan meminta agunan dari nasabahmitra
kerja. b. Kerja
1 Partisipasi kerja dapat dilakukan bersama-sama dengan porsi kerja yang tidak harus sama, atau malah memberi kuasa kepada mitra kerja
untuk mengelola usahanya. 2 Kedudukan masing-masing mitra harus tertuang dalam kontrak.
c. KeuntunganKerugian 1 Jumlah keuntungan harus dikuantifikasikan
2 Pembagian keuntungan harus jelas dan tertuang dalam kontrak. Bila rugi, maka kerugian akan ditanggung oleh masing-masing mitra
berdasarkan porsi modal yang diserahkan.
32
d. Mekanisme Musyarakah Mutanaqishah