61
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. PT. SMF dan Kegiatan-nya
PT. SMF Persero merupakan perusahaan milik pemerintah, yang didirikan pada 22 Juli 2005 dengan maksud memfasilitasi aliran dana jangka
menengah atau panjang dari pasar modal ke sektor perumahan. SMF melakukan fungsinya sebagai perusahaan yang bergerak di bidang properti dengan cara
memberikan pembiayaan kepada BankPenyalur KPR. Produk yang ditawarkan SMF adalah refinancing dengan jaminan berupa tagihan Pembiayaan
Perumahan KPR iB dengan menggunakan akad mudharabah muqayadah.
33
Untuk kerjasamanya dengan Bank Syariah, Sejak awal didirikannya pada tahun 2005, SMF baru memulai bekerjasama dengan Bank syariah pada
tahun 2009, dan mulai diperluas pada tahun 2011. Hingga saat ini SMF telah bekerjasama dengan beberapa bank syariah, diantaranya; Bank BTN syariah,
Bank Syariah Mandiri, Bank Muamlaat Indonesia, Bank BNI syariah, Bank BRI Syariah, Bank BJB Syariah.
Peran PT. SMF yang utama adalah memfasilitasi kredit sekuritisasi bagi bank. Dengan tujuan agar volume KPR semakin cepat. Yang kedua adalah
menyalurkan pinjaman kepada penyalur KPR. Melalui peran SMF tersebut,
33
Wawancara Pribadi dengan Ibu Dyah Rahayu, Senior Manager Legal Government Relation. Jakarta, 02 Februari 2014.
62
diharapkan agar BankPenyalur KPR bisa memberikan suku bunga yang tetap kepada konsumen perumahan.
Kegiatan pembiayaan yang dilakukan SMF merupakan kegiatan pembiayaan sekunder, artinya SMF tidak memberikan pembiayaan
perumahanKPR secara langsung kepada konsumen end user. Tugas SMF adalah memberikan pembiayaan kepada BankPenyalur KPR dalam bentuk
fasilitas pembiayaan maupun sekuritisasi aset yang bisa digunakan oleh BankPenyalur KPR dalam membiayai KPR kepada nasabah. Dengan demikian
BankPenyalur KPR lah yang mencari nasabah atau memberikan pembiayaan KPR secara langsung kepada nasabah.
Dalam transaksinya,
SMF memberikan
pembiayaan dengan
menggunakan skema akad bagi hasil Mudharabah, dimana SMF sebagai pihak pemilik dana shahibul maal dan BankPenyalur KPR sebagai pihak
pengelola dana mudharib. Bagi SMF, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk investasi, karena melalui skema akad mudharabah yang dalam hal ini
adalah mudharabah muqayyadah, SMF akan memperoleh nisbah bagi hasil yang telah ditentukan di dalam kontrak dengan pembagiannya menggunakan
persentase. Umumnya kontrak bagi hasil yang diterapkan SMF dengan BankPenyalur KPR adalah 70:30, artinya 70 keuntungan bagi SMF dan 30
kentungan bagi BankPenyalur KPR. Namun nilai ini dapat berubah sesuai dengan kesepakatan.
63
Fungsi lain dari kegiatan utama SMF adalah memberikan fasilitas sekuritisasi aset. Sekuritisasi adalah sebuah proses me-likuid-kan aset yang
tidak likuid menjadi likuid dengan cara menjualnya kepada investor melalui pasar modal. Dengan kegiatan tersebut BankPenyalur KPR akan menerima
dana segar hasil penjualan aset tersebut. Sekuritisasi merupakan sebuah transaksi lanjutan bagi BankPenyalur
KPR dalam memperoleh pembiayaan dari SMF. Melalui transaksi sekuritisasi BankPenyalur KPR akan memperoleh pendanaan kembali, dengan cara
menjual hak tagih KPR atas nasabah kepada PT. SMF yang kemudian SMF akan menjualnya di pasar modal kepada investor. Melalui transaksi sekuritisasi
ini BankPenyalur KPR akan mendapatkan dananya kembali atas pembiayaan yang telah diberikandisalurkan kepada nasabah untuk pembiayaan
rumahKPR. Maka melalui peran dan fungsi yang dijalankan SMF, BankPenyalur KPR dapat menggunakan fasilitas tersebut untuk memberikan
pembiayaan KPR kepada konsumen dan memberikan cicilan tetap kepada konsumen.
Bagi BankPenyalur KPR syariah, dalam rangka memberikan fasilitas pembiayaan KPR kepada konsumen bisa menggunakan skema akad
murabahah atau musyarakah mutanaqishah. Akad ini adalah akad yang biasa digunakan untuk penyaluran KPR di Indonesia.
64
B. Konsep Pembiayaan MMQ dan Sekuritisasi Syariah