59
Kuatnya hubungan cultural antara KAMMI dan PK lebih terlihat lagi ketika mantan ketua umum KAMMI Fahri Hamzah menjadi salah seorrang
deklarator PK. Demikian juga halnya dengan Haryo Setyoko yang kini menjadi Sekretaris Jenderal PKS.
16
D. Berpolitik Dengan Akhlak Al-Karimah
Kata akhlak secara etimologi diambil dari bahasa Arab yang artinya tabi’at, kebiasaan, perangai, bahkan agama.
17
Kata ini tidak ditemukan di dalam al-Qur’an. Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal dari kata tersebut yaitu
khuluq, yang tercermin dalam Al-Qur’an Surat Al-Qalam Ayat 4
“Sesungguhnya engkau Muhammad berada di atas budi pekerti yang agung”. Q.S. Al-Qalam68:4
Sedangkan pengertian akhlak secara istilah banyak dikemukakan oleh para
pakar diantaranya: Ibnu Maskawih, menurutnya akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam
jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Ibrahim Anis, menurutnya bahwa akhlak adalah kebiasaan
kehendak, itu dibiasakan terhadap sesuatu perbuatan maka disebut akhlak.
18
16
Muhammad Furqon, Partai Keadilan Sejahtera, h.147-148
17
K.H. A.Warson Munawwir, Kamus Arab Indonesia Terlengkap, Surabaya: Pustaka Progresif, 1997 cet.14
18
Ahmad Amin, Ilmu akhlak.Jakarta: Bulan Bintang, 1991, cet.6, h.62
60
Sedangkan menurut Al-Ghazali, akhlak adalah:
+, -
. 01
2 ی4
56 78 5 9 : 5;ی ,;ﺏ
“ Sifat yang tertanam di dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
19
Misalnya sifat-sifat jujur, benar, pemurah, berkorban, dan adil, yang menimbulkan tindakan dari perbuatan yang baik; atau sebaliknya
sifat-sifat curang atau khianat, bohong, bakhil, egoistis, dan zalim, yang menimbulkan tindakan atau perbuatan yang jahat”.
20
Tidak hanya definisi tentang akhlak saja yang diberikan oleh Imam Al Ghazali di dalam kitabnya. Akan tetapi ia pun memberikan sebuah teori kepada
para politik Islam agar memiliki moral atau berakhlak dengan baik. Yaitu moral politik yang diajarkan di dalam agama Islam itu sendiri. Moral itu bukanlah
sesuatu yang berada di luar dirinya manusia, bahkan sudah tertanam di dalam jiwanya, yang di dalam Islam disebutkan ”fitrah”.
21
Berkaitan dengan masalah moral politik atau politik berakhlakul karimah PK yang memiliki slogan berbunyi “peduli dan bersih” maka politik yang
dijalankan PK adalah politik moralitas yang berlandaskan syari’at Islam dalam artian politik ber-akhlak al-karimah. Oleh karena itu PK mencoba merealisasikan
tradisi ber-akhlak al-karimah sebagaimana yang tertera di dalam karakteristik PK yang tujuh:
19
Muhammad Al-Ghazali, Ihya ‘Ulum Al-Din, jilid III, Beirut: Dar-Al-Fikr,1980 h. 56
20
Muhammad Ahmad Jad Maula Bey, Al-Khuluq al Kamil, Mesir. Mathba’ah Hijazi, 1932, Juz II, h.22
21
Zainal Abidin Ahmad, Konsepsi Negara Bermoral Menurut Imam Al Ghazali, Jakarta, Bulan Bintang, 1975, h.183
61
1. Moralis
Karena manusia adalah mahluk Allah yang dikirim ke bumi untuk menjadi khalifah-Nya 2:30, maka ia menjadi satu-satunya mahluk
pengemban ”amanah peradaban”. Ia adalah mahluk satu-satunya yang memikul tugas memakmurkan bumi. Dan untuk memakmurkan bumi tersebut
tidaklah bisa dilakukan dengan diiringi oleh sifat tercela seperti arogansi, sombong, ceroboh, dan egois.
Dalam artian PK berupaya menjadikan komitmen moral sebagai ciri seluruh perilaku individu dan politiknya. Partai berusaha menampilkan sisi
moralitas yang bersumber dari nilai-nilai Islam ini sebagai basis serta keteladanan. Pertimbangan moral akan selalu menjadi tonggak dalam program
dan aktivitas yang digulirkan. Oleh karena itu komitmen moral dipandang sebagai sesuatu yang amat penting pada perjalanan sebuah bangsa atau umat.
Sebab keunggulan intelektualitas dan materi terbukti tidak memiliki manfaat sama sekali jika sisi moral ini diabaikan. Seperti contoh krisis besar yang
terjadi di berbagai negara termasuk di Indonesia, antara lain bersumber dari masalah tak terkendalinya akhlak manusia pemangku kepemimpinan bangsa
dan bahkan rakyat bangsa itu sendiri.
22
2. Profesional
Itqan berkualitas tinggi dan Ihsan baik merupakan ciri alamiah
seluruh ciptaan Allah. Kerja-kerja yang itqan dan ihsan akan melahirkan
22
DPP PK, Jati Diri Partai Keadilan, Jakarta: PT Dian Fanny Tama, tanpa tahun h. 40
62
profesionalitas yang dilandasi skill dan kecenderungannya. Namun aspek
moral harus selalu menjadi pijakan profesionalitas agar perilaku dan aktivitas yang dikembangkan tidak mengalami deviasi penyimpangan dari tujuan
yang hendak dicapai. Sebab, diatas landasan moral, profesionalitas akan berkembang secara positif dan mempunyai nilai tambah yang tinggi.
Menurut PK, profesionalitas itu terbagi dua: Pertama, profesionalitas partai yaitu bercirikan kepada penguasaan secara detail masalah yang akan
mengantarkan pada kebijakan-kebijakan partai yang tepat dan bertanggung jawab atas berbagai masalah yang dihadapi baik dalam bidang sosial, politik,
ekonomi, dan budaya Kedua, Profesionalitas individu yaitu pembentukan pribadi dengan memperhatikan intelektualitas, sikap kritis dan sensitivitas
yang lebih dalam aktivitas partai.
23
3. Patriotik
Kehidupan berpartai adalah perjuangan. Sedangkan partai merupakan salah satu sarana dakwah Islam yang bertujuan menegakkan nilai-nilai Islam
di bumi. Bagi para kader partai berjuang di jaaln Allah adalah sebuah kewajiban yang harus dijalani demi tegaknya wibawa ummat dan
kemanusiaan umumnya. Balasan yang dinanti-nantikan hanyalah luasnya surga Firdaus. Adapun hasil yang dipetik di dunia ini hanyalah merupakan
buah perjuangan yang harus senantiasa disyukuri. Diatas landasan inilah
23
Ibid., h. 41
63
semangat dikobarkan dalam upaya meraih cita-cita masa depan, semangat yang selalu muda, tak pernah menjadi renta lebih-lebih mati.
24
4. Moderat
“Manusia diciptakaan Allah dalam keadaan adil dan seimbang. Dilengkapi
dengan potensi
diri yang
sempurna” 82:6-8;95:
4 “ditundukkannya potensi alam sebagai pasilitas baginya” 31:20, dan
“diberinya agama kebenaran serta kemerdekaaan untuk memilih dengan penuh tanggung jawab” 6:164. Karena seluruh ciptaan Allah memiliki
keseimbangan dan keadilan, maka sifat pertengahan telah menjadi sifat alamiah.
Oleh sebab itu, dalam menghadapi berbagai persoalan penting PK akan tetap menonjolkan sikap adil dan imbang. Ia akan tetap berada dalam
posisi pertengahan dan selalu menyeru kepada kemudahan selama tidak bertentangan dengan nilai kebenaran Islam itu sendiri. Sebab Islam dalam
seluruh dimensinya mempunyai karakter ” pertengahan”. Menurut Dr. Yusuf Qordlowi, moderat al-Wastiyah berarti
keseimbangan at-Tawazun. Karakteristik moderat yang ditampilkan oleh PK inilah yang dijadikan PK berbeda dengan partai lain. PK yakin, pandangan
dan sikap pertengahan dapat menghindarkan munculnya sikap ekstrimitas dan melahirkan sejumlah kemudahan serta mendatangkan keberpihakan terhadap
dakwah. Sikap kemoderatan PK ditunjukkan pada saat menentukan untuk
24
Ibid.,h. 42
64
berkoalisi dengan PAN, dan juga saat memperjuangkan “ Piagam Jakarta” sedangkan partai Islam lain seperti : PPP, PBB, Masyumi, mereka
memperjuangkan ide amandemen UUD 1945.
25
5. Demokrat
Maksudnya adalah menerima nilai-nilai universal demokrasi yang sesuai dengan Al-Qur’an dan al-Sunnah. sebagai bentuk pengakuan kepada
manusia dalam tanggung jawabnya sebagai khalifatullah. 6.
Reformis Dalam hal ini PK akan menempatkan posisinya sebagai reformis serta
berusaha konsisten menjauhi segala bentuk karakter dan sifat-sifat yang menimbulkan kerusakan.
Dalam kaitan reformasi ini PK, seperti dinyatakan Al-Mawardi Adabu al-Dunya wa al-Dien, menekankan dua hal penting. Pertama, yang
berkaitan dengan sistem yang mengatur urusan umum. Kedua, yang berkaitan dengan sesuatu yang dapat mewujudkan keshalihan setiap warga.
26
7. Independen
PK menyatakan dirinya sebagai partai dakwah akan tetap berada pada posisi kemerdekaan independensi dalam artian yang sebenarnya.
Karakteristik-karakteristik yang dimiliki PK merupakan gambaran dari
25
Ibid., h. 43
26
Ibid., h. 44
65
ketidaksamaan PK dengan Partai politik Islam yang lain yang ada di Indonesia.
27
Prinsip akhlak al-karimah ini pun yang pada akhirnya tertanam di dalam diri para kader PK, sebagaimana yang terdapat pada beberapa kasus tersebut
diantaranya: Palembang-- kejaksaan tinggi kejati sumatera selatan Sumsel
memastikan ada tersangka dalam dalam kasus bagi-bagi dana di DPRD Sumsel sebesar Rp 7,5 miliar. Namun untuk melakukan penyidikan terhadap 75 anggota
dewan, kejaksaan masih menuggu izin dari Menteri Dalam Negeri Mendagri. Kasus bagi-bagi uang sebesar Rp 7,5 miliyar ini terungkap setelah seorang
anggota dewan dari PKS, Yuzwar Hidayatullah, menolak pembagian uang “siluman” tersebut. Akhirnya kasus ini menjadi sorotan masyarakat termasuk
mahasiswa yang kemudian melakukan unjuk rasa.
28
--Bandung—DPRD Jawa Barat Jabar seperti tidak jera membuat sensasi. Setelah dihajar habis-habisan karena telah membagi-bagi dana kavling, kini
lembaga perwakilan rakyat itu mengalokasikan sejumlah dana “siluman”. Besaran dana yang simpang siur peruntukannya itu mencapai Rp 11,57 miliar.
Alokasi dana “siluman” di Dewan itu dikuak dan dipermasalahkan oleh dua anggota PK, Reza Nasrullah dan Yudi Widiana Adia. Dalam sidang paripurna
27
Ibid., h. 45
28
Dikutip dari, Media Indonesia, 8 Mei 2003
66
pengesahan APBD 2003, Reza menyatakan, partainya tidak menyetujui alokasi dana di dua kode rekening biaya operasional Dewan.
29
Itulah dua contoh dari sekelumit kasus-kasus yang ada, hal itu menggambarkan bahwa para kader-kader PK-Sejahtera ini secara konsisten
berpolitik dengan akhlak al-karimah. Dan dapat disimpulkan pula bahwa partai politik yang memiliki moral dan
berakhlak al karimah adalah partai politik yang tidak menjadikan politik sebagai tujuan kehidupan Duniawi saja akan tetapi politik bisa saja dijadikan tujuan untuk
mencapai kehidupan Ukhrawi.
29
dikutip dari, Republika, 25 Februari 2003
67
BAB IV STRATEGI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DALAM PEMILU 2004