49
A. Persiapan Menjelang Pemilu 1999
Kehadiran PK sekarang menjadi PKS dalam kancah politik di Indonesia adalah sebuah fenomena yang mencengangkan. Kehadirannya disebut-sebut
seperti banyak yang tahu latar belakang dan tokoh-tokoh partai yang didirikan oleh anak-anak muda ini. Republika menggambarkan tidak ada penelitian siapa
anggota atau pengurus PK Tetapi diperkirakan para aktivis muda inilah yang kini hampir mendominasi semua cabang PK. Nyatanya logo dan atribut partai itu
ditempel di mobil-mobil hingga pintu rumah mereka. Dukungan terhadap partai ini, sebagaimana diuraikan di atas adalah dari
kalangan muda aktivis Islam kampus. Akan tetapi tidak dari itu saja, PK juga mengumpulkan dukungan dari basis massanya yang ada di tubuh
Muhammadiyah, NU, PERSIS, pesantren-pesantren, kalangan profesional, dan sebagainya. Yang lebih penting lagi PK telah melakukan konsolidasi dengan
semua kader-kadernya yang berada di berbagai lapisan masyarakat dan berasal dari latar belakang yang berbeda-beda.
Pada saat pendiriannya, PK mengklaim telah menjaring kader di 21 perwakilan di 21 Provinsi dan 200 cabang ditingkat II. PK juga mengklaim punya
kader aktif yang dapat diandalkan secara riil mencapai 200 ribu orang dalam tempo beberapa bulan sudah terbentuk 25 dewan pengurus wilayah DPW
ditingkat Provinsi selanjutnya di tingkat II sudah berdiri 200 DPD Dewan Pimpinan Daerah, dan 400 DPC Dewan Pimpinan Cabang di tingkat
50
kecamatan. Khusus DKI Jakarta di setiap kecamatan yang ada sudah ada pengurusnya.
Dengan jaringan semacam itu sebelum Pemilu, PK menargetkan 10 persen suara di dalam Pemilu 1999 dengan asumsi bahwa sebagai partai kader, jika PK
berhasil merekrut 200 ribu kader, lalu dengan sistem pengajian sel sebagaimana yang pernah merreka kembangkan di Kampus-kampus setiap kader berhasil
mengajak 10-20 orang berarti ada jutaan suara telah diraih. Dalam kondisi demikian, PK justru kurang mengandalkan kampanye untuk mendulang suara.
Dalam menghadapi masa kampanye pemilihan umum 1999. PK telah menyiapkan beberapa strategi di antaranya:
1. Pembekalan dan pelatihan juru kampanye agar bisa menerjemahkan visi dan
program secara jelas. Pelatihan tersebut diadakan di tingkat pusat maupun daerah.
2. Selain melalui kaderisasi seperti pembinaan keagamaan dalam pengajian
Usroh
5
atau Tarbiyah sejak jauh-jauh hari PK juga membidik secara khusus kaum muda terpelajar, PK membuat strategi khusus dengan mendekatkan diri
kepada- khususnya- kalangan terpelajar dan mahasiswa. Dalam konteks ini PK misalnya mengadakan try out UMPTN untuk pelajar SLTA.
5
Usrah dalam pandangan Ikhwan al-Muslimun, Mesir yang artinya “perisai perlindungan yang kokoh bagi setiap anggotanya”. Ia juga bisa di artikan sebagai “keluarga dan kerabat”. Usrah juga
bisa di artikan sebagai ‘kumpulan orang-orang yang terikat oleh kepentingan yang sama” yakni bekerja, men-tarbiyah mendidik dan mempersiapkan untuk Islam.
51
3. PK juga membuka dan mengaktifkan cabang di luar negeri. Perwakilan PK di
luar negeri itu umumnya adalah mahasiswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa belajar di luar negeri. Jaringan tersebut dibangun dari mahasiswa-
mahasiswa di Indonesia berprestasi yang dikirim belajar ke luar negeri.
6
B. Sosialisasi Partai Pada Publik