Ideologi Partai Keadilan Sejahtera

33 sekurang-kurangnya 1000 atau 11000 dari jumlah penduduk pada setiap kepengurusan, serta mempunyai kantor tetap di kabupaten dan kota tersebut. Adapun dengan berubahnya nama PK menjadi PKS bukan berarti PK sebagai partai telah tiada, karena platform partai, jiwa, raga, keanggotaan, kepemimpinan, manajemen, bahkan perilaku warga partai tetap hidup di dalam PKS. Hal ini terbukti bahwa partai yang di deklarasikan pada tanggal 20 April 2003 di kawasan Silang Monas, Jakarta Pusat tetap dapat mempertahankan rangkingnya sebagai The big seven pada pemilu 2004 yang menempatkan 45 kadernya di parlemen. 25

C. Ideologi Partai Keadilan Sejahtera

Bagi kalangan aktivis PKS, mendirikan partai politik sama maknanya dengan upaya memasuki dimensi politik sebagai bagian dari dakwah Islamiyah. 26 Tujuan yang lahir dari semua ini adalah aktualisasi universalitas dalam rangka mewujudkan keseimbangan hidup manusia dan masyarakat dalam berbagai dimensinya. Partai politik dapat berperan sebagai kekuatan alternatif terhadap perjuangan politik kaum muslimin dalam mengemban tugas dakwah. Inilah yang 25 dikutip dari Saksi, V,14, April 2003 26 Sapto Waluyo, Kebangkitan Politik Dakwah Konsep dan Praktik Politik Partai Keadilan Sejahtera, BandunG: Harakatuna Publishing, 2005 h. 384 terdapat di dalam ADART pasal 2: Asas dan Jati diri 34 dapat dijadikan penjelasan mengapa PKS mendeklarasikan dirinya sebagai partai dakwah. 27 Oleh karena itu Partai hizb dakwah dalam pandangan PKS adalah manifestasi kejama’ahan, dengan seluruh ciri-ciri khasnya, dan dalam solidaritasnya yang bergerak pada orientasi tertentu. Kata solidaritas di sini ditentukan oleh faktor-faktor ideologi. Oleh sebab itu, wajar jika sebuah partai terdiri dari himpunan orang-orang yang lintas suku, ras, warna kulit maupun bahasa, namun ideologinya satu. 28 Dalam konteks inilah PKS memberikan penegasan bahwa Islam merupakan sebuah “kacamata pandang” untuk memahami realitas politik maupun untuk membangun strategi-strategi perjuangan politik. PKS hendak membuktikan kebenaran sebuah aksioma dalam dunia politik bahwa Islam merupakan agama universal yang mencakup seluruh aspek kehidupan dengan berbagai dimensinya yang kompleks. Diprediksi kesadaran politik akan terus menguat seiring penguatan ideologis dalam tubuh partai-partai politik, maka PKS menetapkan sebuah kebijakan dasar dalam mengantisipasi kemungkinan menguatnya konflik-konflik ideologis di kalangan aktivis partai ini, antara lain: 1. Memproyeksikan Islam sebagai sebuah ideologi umat yang menjadi landasan perjuangan politik menuju masyarakat sejahtera lahir dan batin. 27 Furqon ,Partai Keadilan Sejahtera, h.24 28 DPP Partai Keadilan, Sekilas Partai Keadilan, h. 24 35 2. Menjadikan ideologi Islam sebagai sebuah ruh perjuangan pembebasan manusia dari penghambaan hanya kepada Allah SWT; pembebasan manusia dari kefajiran ideologi rekaan manusia menuju keadilan Islam; dan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan dan ketenangan hidup. 3. Operasionalisasi ideologi Islam serta cita-cita politiknya terbangun di atas tiga prinsip. a. Pertama : Sistem Islam yang bersifat menyeluruh dan finalitas b. Kedua : Otoritas Syari’ah yang bersumber dari Al-Quran dan As- Sunnah c. Ketiga : Kesesuaian aplikasi sistem dan solusi Islam dengan setiap zaman dan tempat. 29 Dalam pandangan PK-Sejahtera, agama Islam menentukan perlakuan terhadap manusia dan pengakuan terhadap keberadaan serta hak-hak politik dan sosialnya berlandaskan pada keadilan persamaan, sebagai nilai moral yang tercantum dalam syari’at dan mempunyai pengaruh yang nyata pada kedudukan individu dan masyarakat. Islam juga dipandang sebagai sebuah agama penyatu yang lengkap a religion of complete Integration dan sebagai jalan hidup the way of life yang sempurna, memenuhi seluruh aspek dan institusi keberadaan manusia. 30 29 diakses 14 Juni 2008 dari http; www. PK-Sejahtera.orgv2index.php?op=isiid=110 30 Abu Ridho, dkk, Politik Da’wah Partai Keadilan, Jakarta: DPP PK, 2000, h.2 36 Dengan demikian, Islam dalam konsepsi para aktifis PK-Sejahtera adalah Islam sebagai sistem hidup yang universal, mencakup seluruh kehidupan. “Islam adalah Negara dan tanah air, pemerintahan dan umat, moral dan kekuatan, rahmat dan keadilan, kebudayaan dan perundang-undangan., ilmu dan peradilan, materi, dan sumber daya alam, usaha dan kekayaan, jihad dan dakwah, tentara dan fitrah, akidah yang lurus dan ibadah yang benar”. 31

D. Visi, Misi, dan Platform