Mempertahankan Citra Islami Kampanye Melalui Media Cetak dan Elektronik

73 d. Menetapkan doktrin perjuangan dan prosedur disiplin organisasi bagi kader untuk mengokohkan militansi ideologis, pemikiran dan gerakan. 6

C. Mempertahankan Citra Islami

PKS adalah sebuah partai yang memiliki asas Islam, bahkan sebelumnya pun ketika partai ini menjadi PK azaz yang di gunakannya adalah Islam, oleh sebab itu partai ini mencoba mempertahankan azaz ke-islamannya melalui segala agenda kegiatannya dan ternyata azaz ke-islaman yang tertanam ditubuh partainya itu meresap ke dalam jiwa para kadernya hingga membuat para simpatisannya bergabung untuk menjadi kader-kader muda yang Islami. Pencitraan sebuah partai dengan azaz Islam ini tergambar dari segala agenda kegiatan mereka yang berjalan secara Islami seperti yang diberitakan oleh media massa Suara Indonesia, senin, 21 September 1998 mengenai kegiatan pendeklarasian Partai Keadilan di Gelora Pancasila Surabaya yang dihadiri oleh para kader partai Keadilan bahkan adapula simpatisannya. 7 Dari massa yang hadir saja sudah memberikan warna yang khas dengan keislaman yaitu hampir yang menghadiri acara ini adalah anak muda yang berumur sekitar 20 sampai 30 tahun. Yang wanita semuanya berjilbab putih, bersih itu menandakan bahwa nereka telah menerapkan apa yang diajarkan oleh Islam. 6 Ibid., h.8-9 7 Di kutip dari Suara Indonesia, Senin, 21September 1998 74 Wajah-wajah mereka juga tampak sangat bersih, cerah dan kelihatan benar wajah intelektualnya. 8 Tidak hanya itu saja satu hal yang menunjukkan pencitraan ke-Islaman yang di gambarkan PK yaitu dengan melakukan sebuah demonstrasi dan itu terjadi pada tanggal 18 Januari 2002. Lebih dari seribu pengunjuk rasa turun ke jalan sebagian dihadiri oleh para ibu yang mengenakan jilbab putih sambil mengibarkan bendera berlambang PK. 9

D. Kampanye Melalui Media Cetak dan Elektronik

Adalah sebuah realita bahwa media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik menjadi suatu alat informasi yang sangat penting di era modern ini. Pada masa perang dunia II peran media massa dijadikan sebagai alat propaganda hingga sekarang pun masih tetap digunakan, bahkan kemudian media massa pun dijadikan sebagai sebuah alat informasi untuk mengkampanyekan seorang calon Presiden, Partai politik dan lain-lain. Timbullah sebuah pertanyaan apakah yang didapat oleh calon presiden dan partai politik dari media massa ini? Jawabannya adalah meraih simpati publik. 8 DPP Partai Keadilan, Bayan Partai Keadilan, Jakarta, DPP Partai Keadilan, 1999 h.16 9 Djony Edward, Efek Bola Salju Partai Keadilan Sejahtera, Bandung,Harakatuna, 2006 h.146 75 Dalam teori ”dependensi ” Ball R. Okeach dan Melvin L. Defleur mengungkapkan bahwa adanya ”efek ketergantungan” lebih jelas mereka mengatakan bahwa: “media massa dapat dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses pemeliharaan, perubahan dan konflik pada tataran masyarakat, kelompok, atau individu dalam aktivitas sosial”. 10 Dari teori di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwa peran media massa dalam aktivitas sehari-hari sangatlah penting karena ia berfungsi sebagai sebuah alat informasi, periklanan, dan propaganda. Contoh ketika dua partai A dan B masing-masing partai itu mengkampanyekan visi dan misinya kepada masyarakat bisa saja partai A mendapat suara karena sebagai partai terbesar dan banyak pendukungnya. Namun suatu saat partai A ini mendapat suara pendukung yang sedikit. Sedangkan partai B yang suara pendukungnya lebih sedikit tiba-tiba saja mendapatkan suara terbanyak. Hal itu di akibatkan oleh peran dari media massa yang menyebabkan terjadinya perubahan suara yang di dapat oleh partai A dan B. Begitu pula halnya dengan apa yang terjadi pada PKS yaitu partai yang pada awalnya tidak begitu populer namun tiba-tiba saja menjadi sangat populer di mata masyarakat. Itu karena penyampaian media massa baik cetak maupun elektronik mengenai pencitraan PKS kepada masyarakat. Sebagaimana 10 Djuarsa Sandjaja, dkk, Teori Komunikasi massa Jakarta: Universitas Terbuka, 2004, h. 3.26 76 diungkapkan oleh kamarudin di dalam bukunya ”ada apa dengan PKS ” ia mengatakan bahwa “semakin sering sebuah partai politik tampil di media massa, semakin besar peluang memenangkan pemilu”. 11 Kampanye di media massa dilakukan dengan bentuk promosi, seperti iklan: iklan, talk show, wawancara, diskusi, penulisan kolom dan berbagai bentuk promosi yang dikenal melalui media massa. Etika berpromosi ini pun diatur di dalam pasal 17: yakni, a tidak menyerang, menghina, melecehkan partai politik peserta pemilu atau calon anggota DPD yang lain. b Tidak boleh menggunakan efek bunyi atau gambar yang dapat menimbulkan keributan, kegelisahan, atau menyesatkan. c tidak menggunakan bahasa atau kalimat yang tidak sopan, tidak senonoh, cabul atau yang oleh masyarakat setempat dianggap tidak pantas ditampilkan kepada publik. d tidak memuat materi yang menghina SARA antara partai atau calon partai dengan calon DPD dilarang saling memberikan kampanye dukungan satu sama lain. 12 Seperti yang dikutip dari majalah saksi kampanye perdana PK-Sejahtera pada tanggal 11 Maret 2004, di parkir timur Gor Delta Sidoarjo dengan menampilkan Bung Haji Rhoma Irama Si raja dangdut. 11 Kamarudin, Ada Apa dengan PK-Sejahtera, Jakarta: Pustaka Nauka, 2004 h. 133 12 Al Muzzamil Yusuf, Manajemen Kampanye Nasional, Dikutip dari SAKSI, No. 8 Tahun VI 18 Februari, 2004, h. 60-61 77 Sedangkan kampanye PKS yang dilakukan melalui media Elektronik di antaranya adalah sebuah terobosan yang dilakukan oleh sebuah lembaga pertelevisian swasta seperti SCTV dan TV-7 dengan berdemonstrasinya partai- partai politik serta jajak pendapat melalui sejumlah polling, polling parpol pilihan rakyat dan polling presiden RI 2004. Program ini diperuntukkan bagi para pengguna telepon seluler hand phone. Bahkan polling ini pun digunakan oleh sebagian media cetak seperti media Indonesia dan koran tempo. 13

E. Relasi Antara Simpati Publik dengan Keberhasilan Partai Keadilan