Kesimpulan KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Namun, dari hasil penelitian sebelumnya dengan hasil penelitian ini memiliki arah pengaruh yang sama yaitu positif. Diketahui bahwa kategori subjek
peneltian menunjukkan kecerdasan emosi yang tinggi dan memiliki agresivitas yang tinggi pula.
Pada variabel memotivasi diri diketahui dalam penelitian ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas, dengan arah pengaruh
positif. Artinya, semakin tinggi memotivasi diri seseorang maka semakin tinggi pula agresivitas. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Robby 2012 yang menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan memotivasi diri sendiri terhadap agresivitas supporter sepak bola. Hal ini dapat
terjadi karena sampel yang digunakan tidak sama. Pada penelitian ini sampel menggunakan remaja pengguna game online sedangkan penelitian sebelumnya
menggunakan sampel supporter sepak bola. Hal ini bisa saja disebabkan karena kurangnya ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan
dorongan hati, serta mempunyai motivasi yang positif untuk tidak melakukan agresivitas.
Pada variabel interpersonal relationship membina hubungan dengan orang lain diketahui dalam penelitian ini tidak memiliki pengaruh yang
signifikan. Variabel membina hubungan dengan orang lain interpersonal relationship
merupakan seni membangun hubungan sebagian besar merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Sehingga mungkin saja variabel ini
tidak terlalu berpengaruh terhadap diri individu dalam bersikap agresif, tetapi
lebih kepada skill dalam bergaul dengan orang lain. Berdasarkan arah pengaruhnya, variabel interpersonal relationship memiiki arah negatif artinya
semakin tinggi interpersonal relationship maka semakin rendah agresivitas itu muncul.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lusiana 2009 yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan variabel interpersonal
relationship terhadap agresivitas remaja. Hal tersebut dapat terjadi karena
sampel yang digunakan tidak sama. Pada penelitian ini peneliti menggunakan sampel remaja berusia 12
– 17 tahun, sedangkan sampel yang digunakan pada penelitian sebelumnya yaitu remaja siswa
– siswi SMA. Berdasarkan perkembangan sosial remaja usia 12-17 tahun memiliki interpersonal
relationship yang belum cukup matang karena mereka belum memahami benar
tentang norma sosial yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat Hurlock, 1980.
Pada variabel behavior control diketahui pengaruhnya tidak signifikan terhadap agresivitas, dengan arah pengaruh positif. Artinya, semakin tinggi
behaviour control seseorang maka semakin tinggi pula agresivitas. Gunarsa
2009 menjelaskan, bahwa remaja yang kurang mengembangkan kontrol tingkah lakunya adalah remaja yang gagal mempelajari dua perbedaan dalam
bertingkah laku, baik tingkah laku yang dapat diterima maupun tingkah laku yang tidak dapat diterima. Seperti contoh, remaja yang memukul ibunya agar ia
mendapatkan uang untuk pergi bermain game online, walaupun sebenarnya ia