model fit dengan Chi-Square = 6.00, df = 7, P-Value = 0.53964, RMSEA = 0,000. P-value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor
unidimensional bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu cognitive control
.
Gambar 3.6 analisis faktor konfirmatorik dari Cogntive Control
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu
didrop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi
setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.17 berikut.
Tabel 3.17 Muatan faktor item cognitive control N0.
KOEFESIEN STANDAR
ERROR NILAI T
SIGNIFIKAN
3 0,21
0,08 2,56
V 4
0,07 0,04
1,73 X
15 1,77
0,04 3,83
V 16
0,31 0,10
3,13 V
17 18
0,15 0,40
0,06 0,12
2,36 3,22
V V
Keterangan: Tanda V = signifikan t1.96; X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel 3.17 dapat dilihat tidak terdapat koefisien muatan faktor negatif pada table diatas. Namun ada satu item yang tidak signifikan
yaitu item nomor 4. Dengan demikian secara keseluruhan item yang akan di drop adalah item nomor 4, yang artinya item tersebut tidak akan dianalisis
dalam perhitungan skor faktor dapat dilihat bahwa semua item signifikan t1.96. Sedangkan item yang signifikan t 96 terdapat pada nomor
3,15,16,17 dan 18
Table 3.17 Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran item
cognitive control 3
4 15
16 17
18 3
1
4 V
1
15
1
16
1
17
1
18 V
1
Tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item
Pada model ini terdapat dua item yang memiliki kesalahan pengukuran
karena berkorelasi dengan item lainnya, yaitu item nomor 4 dan 18 hanya berkorelasi pada satu item. Artinya item tidak memiliki korelasi kesalahan
pengukuran dengan item lainnya, maka item tersebut hanya mengukur apa yang hendak diukur. Dengan demikian secara keseluruhan tidak ada item yang
akan didrop, yang artinya semua item akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.
3.7.3.3 Uji Validitas Decisional Control
Peneliti menguji apakah keenam item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur decisioanal control . Dari hasil analisis CFA
yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi- Square= 212.84 df= 9, P-value = 0.00000, RMSEA=0.337
Oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama
lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 2.86, df = 3, P-Value = 0.41416, RMSEA = 0,000. P-value 0.05 tidak signifikan, yang artinya
model dengan satu faktor unidimensional bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu decisional control.
Gambar 3.6 analisis faktor konfirmatorik dari Decisional Control
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu
didrop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi
setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.18 berikut.
Tabel 3.18 Muatan faktor item decisional control
N0. KOEFESIEN
STANDAR ERROR
NILAI T SIGNIFIKAN
5 0,55
0,08 7,28
V 6
0,90 0,06
15,98 V
7 0,89
0,06 15,67
V 8
0,53 0,06
7,59 V
9 10
0,65 0,84
0,06 0,06
10,55 14,00
V V
Keterangan: Tanda V = signifikan t1.96; X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel 3.18 diketahui nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan t1.96. Diketahui juga tidak terdapat item yang
muatan faktornya negatif. Table 3.18
Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran item decisional control
5 6
7 8
9 10
5
1
6
V 1
7
V 1
8 V
V 1
9
V 1
10
V 1
Tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item
Pada model ini terdapat 5 item yang memiliki kesalahan pengukuran
karena berkorelasi dengan item lainnya, yaitu item nomor 8 berkolerasi pada satu item dan item nomor 6,7,9,10 hanya berolerasi dengan satu item. Artinya
item tidak memiliki korelasi kesalahan pengukuran dengan item lainnya, maka item tersebut hanya mengukur apa yang hendak diukur. Dengan demikian
secara keseluruhan tidak ada item yang akan didrop, yang artinya semua item akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.
3.8 Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner diolah secara manual kemudian data yang dihasilkan secara manual diolah dan dianalisis dengan menggunakan
uji regresi berganda yaitu untuk mengetahui pengaruh delapan variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun persamaan umum analisis
regresi berganda ini adalah:
= a+b
1
X
1
+b
2
X
2
+b
3
X
3
+…+b
8
X
8
Keterangan: : Nilai yang diprediksi DV yang dalam hal ini adalah Agresivitas
X : Nilai variable predictor IV a : Konstan intersepsi
b : Koefisien regresi untuk masing-masing X X
1
: self awareness X
2
: Self Regulation X
3
: memotivasi diri sendiri X
4
: empati X
5
: interpersonal relationship X
6
: behavior control X
7
: cognitive control
X
8
: decisional control Melalui regresi berganda ini dapat diperoleh nilai R, yaitu koefisien korelasi
berganda antara agresivitas dengan kecerdasan emosi dan self control. Besarnya agresivitas yang disebabkan oleh faktor-faktor yang telah disebutkan tadi
ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda atau R
2
. R
2
merupakan proporsi varians dari agresivitas yang dijelaskan oleh kecerdasan emosi dan self control.
Untuk mendapatkan nilai R
2
, digunakan rumusan sebagai berikut:
Uji R
2
diuji untuk membuktikan apakah penambahan varians dari independent variable
satu persatu signifikan atau tidak penambahannya. Untuk membuktikan apakah regresi X pada Y signifikan atau tidak, maka dapat diuji
dengan menggunakan uji F, untuk membuktikan hal tersebut dengan menggunakan rumus F, yaitu sebagai berikut:
Keterangan: R
2
= Proporsi varians k = Jumlah independent variable
N = Jumlah sampel
Pembagian disini adalah R
2
itu sendiri dengan df nya yaitu k, ialah jumlah independent variable
yang ada di dalam persamaan, sedangkan penyebutannya 1 – R
2
dibagi dengan N – k – 1 dimana N adalah jumlah sampel. Dari hasil uji F
yang dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah variabel-variabel independen yang diujikan memiliki pengaruh terhadap dependent variable.
Kemudian untuk menguji apakah pengaruh yang diberikan variabel-variabel independent
signifikan terhadap dependent variable, maka penulis melakukan uji t. Uji t akan dilakukan sesuai dengan variabel yang dianalisis. Uji t yang
dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana b adalah koefisien regresi dan Sb adalah standar deviasi sampling dari koefisien b. Selama uji t, penulis akan menulis R
2
, signifikan tidaknya dilakukan dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan sebelumnya.
Seluruh perhitungan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16.0.
3.9 Prosedur Penelitian
Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: 1.
Merumuskan masalah, menentukan variabel yang akan diteliti, melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan teoritis yang tepat