Pengukuran Agresivitas remaja Agresivitas

tingginya tingkat kekerasan di Negara-negara dimana materi-materi tersebut dilihat olehbesar orang.Untuk mendukung penelitian tersebut, dalam Bushman Huesman 2001 memaparkan eksperimen laboratorium jangka pendek terhadap anak-anak dan orang dewasa untuk menonton film dan acara televisi yangmengandungkekerasan atau yang tidak mengandung kekerasan. Hasil yang diperoleh dari eksperimen tersebut mengungkapkan bahwa tingkat agresi lebih tinggi pada partisipan yang melihat film atau program kekerasan. 2. Faktor kebudayaan 1 Cultures of honor Cultures of honor merupakan sebuah keyakinan, norma dan ekspektasi dari suatu kebudayaan. Faktor ini mengindikasikan dimana norma kebudayaan sangat kuat sebagai respon untuk menyakiti atau penghinaan kehormatan seseorang. 2 Kecemburuan seksual sexual jealousy Faktor ini dimulai dari penelitian yang dilakukan oleh Vandello Cohen 1999; 2003, bahwasanya ada “sign” atau kode tentang Psikologi sosial memberikan alasan bahwa terdapat tanda “male honor ” atau kehormatan laki-laki yang sangat kuat di Amerika latin dan Amerika bagian selatan. Vandello Cohen 2003 dan Puente Cohen 2003 mengindikasikan bahwa kecemburuan seksual penyebab terjadinya agresi. Dengan demikian, kecemburuan seksual diperkirakan memunculkan reaksi kuat dari agresi di kebudayaan tersebut. 3. Kepribadian Berikut ini adalah trait atau karakteristik yang memicu beberapa orang melakukan agresivitas: 1 Pola perilaku tipe A type A behavior pattern. Menurut Glass dan Strube pola perilaku tipe A merupakan pola perilaku yang sangat kompetitif, selalu terburu-buru, irritable atau mudah marah dan agresif. Sedangkan pola tipe B type B behavior pattern adalah kebalikan dari pola perilaku tipe A. pola perilaku tipe B tidak memiliki karakteristik-karakteristik yang berhubungan dengan pola perilaku tipe A. Tipe A cenderung lebih agresif dari pada tipe B. Orang tipe A yang benar-benar hostile: mereka tidak melakukan agresi pada orang lain hanya karena hal itu merupakan alat yang bermanfaaat untuk mencapai tujuan. Tapi mereka lebih cenderung untuk terlibat dalam agresi hostile daripada tipe B yaitu agresi yang tujuan utamanya adalah untuk melakukan suatu kekerasan pada korban. Tipe A cenderung tidak terlibat dalam agresi instrumental, dimana agresi ini dilakukan untuk mendapatkan tujuan lain seperti mengontrol sumber-sumber daya yang berharga.