Pengukuran kecerdasan emosi Kecerdasan Emosi 1. Pengertian Kecerdasan Emosi

b. Derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang c. Kekuatan berfikir positif d. Optimis e. Keadaan flow mengikuti aliran, yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah ke dalam apa yang terjadi, pekerjaannya hanya berfokus pada satu objek. Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya 4. Mengenali emosi orang lain emphaty Mengenali emosi orang lain atau empati dibangun berdasarkan kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca pikiran orang lain, begitu juga sebaliknya. 5. Membina hubungan dengan orang lain interpersonal relationship Seni dalam membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan, seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial.

2.3 Self control

2.3.1. PengertianSelf control

Menurut Ghufron 2010 kontrol diri self control merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya, selain itu juga kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan menarik perhatian, keinginan mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain, selalu konform dengan orang lain, dan menutupi perasaannya. Goldfried dan Merbaum dalam Lazarus, 1976, Mendefinisikan self control sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif.Self control juga menggambarkan keputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu.Santrock 2003 menyatakan bahwa dalam diri seseorang terdapat suatu system pengaturan diri self-regulation yang memusatkan perhatian pada pengontrolan diri self- control Proses pengontrolan diri ini menjelaskan bagaimana diri self mengatur dan mengendalikan perilaku dalam menjalani kehidupan sesuai dengan kemampuan individu dalam mengendalikan perilaku. Jika individu mampu mengendalikan perilakunya dengan baik maka seseorang tersebut akan dapat menjalani kehidupan dengan baik. Menurut Hurlock 1994 self control adalah kemampuan seseorang untuk membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk-bentuk perilaku melalui pertimbangan kognitif sehingga dapat membawa ke arah konsekuensi positif.Kemampuan mengontrol diri berkaitan dengan bagaimana seseorang mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dari dalam dirinya.Chaplin 2002 menyatakan bahwa self control adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kontrol diri adalah kemampuan yang dimiliki oleh tiap individu untuk selalu mengarahkan, mengendalikan, mengatur, dan mengubah perilakunya kearah yang lebih positif.

2.3.2 Pengukuran Self control

Pengukuran kontrol diri telah dikembangkan dalam beberapa penelitian terdahulu, diantaranya ialah Grasmick et al. dalam McMullen, 1999 yangmerancang The Grasmick et al. Self controlScale. Alat ukur ini terdiri dari 24 item, yang dikembangkan untuk mengukur kontrol diri orang dewasa bedasarkan enam komponen, yaitu impulsif, tugas-tugas sederhana, mencari resiko, aktifitas fisik, pusat diri dan kemarahan. Selanjutnya, The Brief Self control Scale BSCS yang dikembangkan oleh Tangney et.al 2004, yang terdiri dari 13 item. Skala self control ini dikembangkan untuk mengukur self control dalam komunitas mahasiswa, berdasarkan lima komponen yaitu mengendalikan pikiran, mengendalikan emosi, mengendalikan impuls, mengatur perilaku dan kebiasaan. Dalam penelitian ini, penulis mengadaptasi skala milik Hani Inayati 2013 berdasarkan konsep teori Averil 1973. Skala ini terdiri dari item yang meliputi tiga aspek, yaitu kemampuan mengontrol tingkah laku, kemampuan mengontrol kognisi dan kemampuan mengontrol keputusan. Penulis mengadaptasi skala ini, dikarenakan konsep teori ini berkaitan dengan faktor pendukung perilaku menyimpang dan agresi. Selain itu, tersedianya item-item dan pembagian aspek di dalam skala ini membuat penulis merasa mudah untuk menyesuaikan item dengan sampel penelitian. Namun, karena total item yang tersedia terlalu banyak, maka peneliti mengurangi jumlah item menjadi 18, tanpa mengurangi dimensi yang ada di dalamnya. Dengan demikian, sangat ideal jika skala ini dipakai pada populasi penelitian dalam lingkup siswa, yang bertujuan untuk menghindari rasa jenuh dalam masa pengerjaan.

2. 3.3 Jenis dan Aspek-aspek Self control