protein, vitamin dan mineral untuk melindungi sel-sel tubuh dari efek seperti radiasi Arifin, 2000.
2.6. Pengkajian Status Gizi
Keadaan gizi seseorang mempengaruhi penampilan, pertumbuhan dan perkembangannya, kondisi kesehatan serta ketahanan tubuh terhadap penyakit.
Pengkajian status gizi adalah proses yang digunakan untuk menentukan status gizi, mengidentifikasi malnutrisi kurang gizi atau gizi lebih dan menentukan jenis diet
atau menu makanan yang harus diberikan pada seseorang. Mengkaji status gizi usia lanjut sebaiknya menggunakan lebih dari satu parameter sehingga hasil kajian lebih
akurat. Pengkajian status gizi pada usia lanjut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Anamnesis
Hal-hal yang perlu ditanyakan antara lain : a.
Identitas nama, umur, agama, etnis, pendidikan, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, penghasilan.
b. Orang terdekat yang dapat dihubungi keluargapengasuh
c. Keluhan dan riwayat penyakit yang berhubungan dengan penyakit degeneratif
diabetes melitus, hipertensi, kegemukanobesitas, osteoporosis, empedu, jantung, hati, kanker atau saluran pencernaan gastritis, colitis ulceroa serta
penyakit infeksikronis TBC, diare, radang paru dan dimentia pikun. d.
Riwayat asupan makanan : apakah ada perubahan karena kondisi usila seperti gigi geligi yang tidak baik, tidak nafsu makanmenolak makan, tidak
sukaalergi makanan, kesulitan makan, pantangan makan atau tabu.
Universitas Sumatera Utara
e. Riwayat pengobatan resep dokterobat bebas dan penggunaan obat yang
berhubungan dengan asupan makanan dan zat gizi megadosis vitamin, makanan kesehatan dan suplemen
f. Riwayat operasi yang mengganggu asupan makanan seperti operasi usus,
hernia. g.
Riwayat penyakit keluarga diabetes mellitus, hipertensi h.
Aktivitas sehari-hari yang menurun misalnya akibat osteoporosis dan depresi. i.
Riwayat kebiasaan buang air besar dan buang air kecil misalnya sembelit konstipasi dan beser incontinentia urine.
j. Kebiasaan lain yang mengganggu asupan makanan : perokok berat, pecandu
alkohol atau minuman keras lain dan ketergantungan obat. 2.
Pemeriksaan Tanda Vital Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan tanda vital adalah :
a. Derajat penurunan atau perubahan kesadaran
b. Pemeriksaan tekanan darah dan frekuensi jantungnadi yang dilakukan dalam
posisi berbaring, duduk dan berdiri pada usia lanjunt sering terjadi hipotensi ortostatik.
c. Pemeriksaan frekuensi nafas untuk mengetahui apakah ada asidosis.
Pada lansia yang mengalami penurunan atau perubahan kesadaran sebelum dilakukan lebih lanjut, sebaiknya diatasi dengan memberikan infus atau bolus
glukosa untuk menghindari terjadinya hipoglikemia. Untuk selanjutnya pemberian makanan pada usia lanjut diatas dapat diberikan melalui NGT Naso Gastrik Tube.
Pemberian makanan formula melalui NGT biasanya dikombinasi menderita penyakit
Universitas Sumatera Utara
yang mengganggu masuknya makanan ke dalam lambung seperti tumor oesophagus, pemberian makanan formula langsung ke dalam lambung gastrotomy.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menentukan hubungan sebab akibat antara status gizi dan kondisi kesehatan lanjut usia serta menentukan terapi obat dan diet.
Pemeriksaan fisik meliputi : a.
Tanda-tanda klinis kurang gizi atau gizi lebih 1. Kurang gizi: sangat kurus, pucat atau bengkak
2. Gizi lebih : gemuk atau sangat gemuk obesitas b.
Sistem kardiovaskuler c.
Sistem pernafasan d.
Sistem gastrointestinal e.
Sistem genitourinarius f.
Sistem muskuloskeletal g.
Sistem metabolikendokrin h.
Sistem neurologikpsikiatik 4.
Pengukuran Antropometri Berbagai cara pengukuran antropometri dapat digunakan untuk menentukan
status gizi. Cara yang paling sederhana dan banyak digunakan dengan menghitung indeks Massa Tubuh IMT dan Rumus Brocca. Cara lain yang dapat dilakukan
sesuai dengan kondisi usila yaitu dengan mengukur tinggi lutut knee high.
a. Menghitung Indeks Massa Tubuh IMT