lansia, manfaat penyuluhan kesehatan bagi lansia, manfaat penimbangan berat badan, manfaat pengukuran tinggi badan, manfaat pengukuran tekanan darah, manfaat
olahraga, manfaat pemberian makanan tambahan, manfaat pengisian buku KMS, manfaat keikutsertaan keluarga pada setiap kegiatan posyandu setiap bulannya.
Sikap lansia terhadap kegiatan posyandu didorong oleh pengetahuan lansia terhadap pemanfaatan posyandu yang baik, sehingga persepsi lansia mendukung
kegiatan-kegiatan posyandu dalam kesehatan lansia. Lansia menyetujui adanya kegiatan-kegiatan posyandu lansia, dengan diadakan kegiatan posyandu lansia seperti
penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah, kegiatan olahraga dan penyuluhan kesehatan dapat memberikan informasi tentang keadaan kesehatan lansia
setiap bulan dan lansia dapat lebih memperhatikan kesehatannya sendiri. Berdasarkan pengukuran mengenai sikap lansia tentang pemanfaatan
posyandu lansia diperoleh seluruh lansia dalam kategori baik 100. Hal ini berarti bahwa sikap lansia berada pada tingkat tingkat menerima dan merespon. Menerima
diartikan bahwa lansia mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan dan merespon artinya memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan serta
menerima ide-ide yang diberikan Notoatmodjo, 2003.
5.1.3. Tindakan Lansia Tentang Pemanfaatan Posyandu Lansia
Lansia juga identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau
macamnya tergantung dari penyakit yang diderita. Pemberian gizi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa
lansia memerlukan gizi yang adekuat untuk mendukung dan mempertahankan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi antara lain: berkurangnya kemampuan mencerna makanan, berkurangnya cita rasa, dan faktor
penyerapan makanan Anonim, 2009. Dengan adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik maka diperlukan
perawatan sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut dimaksudkan agar lansia mampu mandiri atau mendapat bantuan yang minimal. Perawatan yang diberikan
berupa kebersihan perorangan seperti kebersihan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan badan serta rambut. Selain itu pemberian informasi pelayanan kesehatan yang
memadai juga sangat diperlukan bagi lansia agar dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Anonim, 2009.
Tindakan adalah perbuatan action terhadap situasi dengan rangsangan dari luar yang sudah konkrit, untuk menimbulkan tindakan kita harus berhasil terlebih
dahulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap untuk menumbuhkan hubungan yang baik.
Namun sikap bukan faktor utama yang mempengaruhi para lansia untuk memanfaatkan posyandu lansia. Karena sikap responden belum merupakan suatu
tindakan atau aktvitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku Rifka Lubis, 2007.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan lansia terhadap kunjungan ke posyandu, 99 pernah menghadiri posyandu lansia, 72 memiliki buku KMS, 80
lansia setiap bulannya menghadiri posyandu lansia, 100 lansia mengikuti kegiatan penimbangan berat badan, 100 lansia mengikuti kegiatan pengukuran tinggi badan,
Universitas Sumatera Utara
99 lansia mengikuti kegiatan pengukuran tekanan darah, 56 lansia mengikuti kegiatan olahraga, 99 lansia mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan, 82 lansia
tidak didampingi keluarga dan 77 lansia mengkonsumsi susu setiap hari. Konsumsi susu pada lansia dipengaruhi oleh tingkat penghasilan lansia.
Penghasilan lansia 55 Rp 500.000- Rp 900.000, hal ini menunjukkan bahwa lansia mampu untuk membeli susu. Selain itu, lansia yang tidak mengkonsumsi susu,
kebanyakkan karena setelah mengkonsumsi susu menderita sakit seperti diare dan tekanan darah meningkat.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator
kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha
membantu mengatasi segala permasalahan yang terjadi pada lansia. Lansia yang tidak didampingi keluarga, dikarenakan jarak rumah lansia ke posyandu cukup dekat 100m,
sedangkan lansia yang didampingi keluarganya datang ke posyandu karena keluarga juga membawa anak cucu lansia untuk imunisasi sehingga mereka bersama datang
ke posyandu. Lansia yang tidak menghadiri posyandu setiap bulannya dikarenakan ada pekerjaan lansia seperti berjualan.
Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk peningkatan kesehatan terutama dalam menunjang status gizi lansia dan pencegahan penyakit, dilakukan melalui
pemantauan keadaan kesehatan para lansia secara berkala dengan menggunakan kartu menuju sehat KMS lansia, dengan harapan gangguan kesehatan lansia dapat
dideteksi lebih dini untuk mendapatkan pertolongan secara cepat, tepat dan memadai
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan keinginan yang diperlukan Depkes RI, 2003. Dalam hal kepemilikkan buku KMS lansia telah mengetahui manfaatnya dan juga memiliki
buku tersebut untuk dibawa ke posyandu setiap bulan sebagai pegangan lansia dalam perkembangan kesehatannya. Lansia yang tidak memiliki buku KMS karena
puskesmas sendiri terbatas menyediakan buku KMS. Lansia yang tidak mengikuti kegiatan olahraga karena jadwal olahraga pada sore hari dan kebanyakan lansia
berjualan. Berdasarkan pengukuran mengenai tindakan lansia tentang pemanfaatan
posyandu lansia diperoleh dalam kategori baik 79. Berdasarkan pengetahuan dan sikap yang baik lansia maka diperoleh tindakan yang baik. Tindakan yang baik ini
merupakan tindakan yang tidak dapat dipengaruhi oleh apapun untuk merubah tindakan lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia karena lansia itu sendiri pun
memperoleh informasi, komunikasi, dan edukasi tentang pemanfaatan posyandu lansia.
5.2 Status Gizi Lansia