Berdasarkan jumlah skor dari kuesioner menggunakan skala interval dengan tiga skala pengukuran Pratomo 1986 tingkat perasaan kelelahan kerja dikategorikan sebagai berikut
: 1. Kurang lelah bila jumlah skor KAUPK2 berkisar 20 40 dari total skor
2. Lelah bila jumlah skor KAUPK2 berkisar antara 20 - 35 40-75 dari total skor 3. Sangat lelah bila jumlah skor KAUPK2 berkisar antara 35 75 dari total skor
3.7. Pengolahan dan Penyajian Data
Pengolahan data statistik dilakukan dengan cara manual dan proses komputerisasi. Pengolahan data ini mencakup editing, coding, dan tabulating hasil pengukuran yang
diperoleh dan kemudian di analisa secara deskriptif lalu disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pada awalnya kondisi pasar belum terorganisir secara baik dan belum terpelihara, barulah setelah beberapa tahun Kotamadya Medan mulai terfikir perlu ada pendiri pasar.
Pasar yang pertama dibangun oleh Gemente Medan adalah pasar Bundar Petisah pada tahun 1919 dan telah dibongkar tahun 1973 yang dipindahkan ke proyek Pusat Pasar, sedangkan
pasar lainnya adalah pasar swasta seperti miliknya Tjong A Fe Bernama Pasar Ikan di Jalan Ahmad Yani jalan perniagaan yang kemudian dipindahkan ke jalan Cirebon yang di
bangun pasar yang lebih baik. Berdasarkan hasil sidang Gemente pada tanggal 29 April 1929 dibangun pasar diatas sebidang tanah datar yang tadinya lapangan lomba kuda.
Pembangunan tersebut terdiri dari 4 empat buah loods besar masing-masing ukuran 36 x 15 meter dan dikelilingi 183 toko permanen yang dimulai tanggal 31 Desember 1932
dengan biaya sebesar Rp 1.567.208, sesuai dengan keputusan DPRD tahun 1957 dibangun beberapa kios diantara loods dan kemudian dibongkar dalam rangka pembangunan pasar
Mercu Buana, yang menggantikan loods yang terbakar tanggal 27 November 1971. Pada tahun 1986 kepadatan pedagang di pudat padar kota Medan tidak tertampung lagi,
penertiban yang dilakukan tidak membawa hasil yang diharapkan, maka dengan berbagai pertimbangan dibangun pasar komplek C yang terbakar pada tanggal 17 Maret 1973.
Perkembangan pasar semakin pesat seperti pasar-pasar inpres di daerah perluasan serta menggantikan pasar Ex loods dan proyek C adalah Proyek Pusat Pasar Medan yang
diresmikan tanggal 31 Agustus 1987. Melihat banyak pasar yang ada, maka pemerintah menentukan suatu kantor untuk mengatur ketertiban pasar dan memperlancar produsen dan
Universitas Sumatera Utara
konsumen atau antara penjual dan pembeli. Sebelum Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan terbentuk penanganan pasar-pasar yang berada di kotamadya Medan ditangani oleh Dinas
Pasar Kotamadya Tingkat II Medan.
Pada tanggal 7 Juni 1993 sesuai dengan Perda No.15 tahun 1992 yang disahkan oleh Gubernur Kepada Tingkat I Sumatera Utara dengan keputusan No.188.342-9tahun
1995 tanggal 15 Februari 1993 dan telah diundangkan dalam lembaran daerah Kodati II Medan No.9 seri D No.6 tanggal 13 Maret 1993, terbentuklah Perusahaan Daerah Pasar
Kota Medan. Setelah Perusahaan Daerah Pasar yang sebelumnya pasar-pasar tersebut dilebur menjadi Perusahaan Daerah Pasar PD. Pasar merupakan Perusahaan Badan Milik
Daerah BUMD dan sudah berjalan sampai sekarang. Perusahaan Daerah Pasar PD Kota Medan merupakan salah satu Badan Usaha milik Daerah yang dikelola oleh Pemerintah
Kota Medan sesuai dengan Perda No. 8 tahun 2001 tentang pembentukan Daerah Pasar Kota Medan yang bergerak di bidang penataan pasar. Perusahaan Daerah Pasar Kota
Medan mempunyai pasar di Kota Medan sebanyak 56 pasar yang berada di 22 kecamatan dengan luas 172.510.35 m
2
dengan jumlah kios sebanyak 8.795, stand sebanyak 8.409 dan toko sebanyak 63 unit dengan jumlah pedagang 22.922 orang. Melihat potensi yang cukup
besar, tentu diperlukan penataan pasar secara teratur yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana tempat berjualan. Maka dengan perkembangan ekonomi yang sangat dinamis
pada era globalisasi ini, setiap pelaku bisnis harus benar-benar profesional dalam menjalankan roda organisasi perusahaan. Sampai pada saat ini PD.
Universitas Sumatera Utara
Pasar Kota Medan mengadakan pekerjaan yang saling menguntungkan mitra kerja yang ada sebagai berikut:
1. Developer
2. Rekanan
3. PT.PLN
4. PT.TELKOM
5. PDAM Tirtnadi
6. Aparat Keamanan
7. Instansi Pemerintahan
8. Organisasi Masyarakat
Adapun tujuan didirkannya PD.Pasar Kodati Medan adalah :
1. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat di bidang
saran pasar. 2.
Meningkatkan pendapatan asli Daerah.
Adapun tugas PD. Pasar adalah :
1. Mengelola pasar-pasar di Kotamadya sebagai sumber pendapatan daerah.
2. Melaksanakan kombinasi kerja dengan instansi terkait untuk menciptakan pasar
tersebut menjadi bersih, tertib, dan rapi sehingga menyenangkan bagi konsumen yang berbelanja.
Universitas Sumatera Utara
3. Melaksanakan tugas-tugas yang diserahkan oleh Kepala Daerah sesuai dengan
bidang tugasnya. 4.
Melaksanakan tugas pengutipan retribusi pasar.
Salah satu pasar yang dikelola PD Pasar Kota Medan adalah Pasar Petisah Kecamatan Medan Baru. Pada awalnya pasar petisah masih berupa pasar tradisional dan
basement lalu mulai di bangun secara permanen pada tahun-tahun yang berbeda, yaitu di mulai pada tahun 1991 Pasar Pagi Tiga mulai beroperasi dan tahun 1996 Pasar Petisah
Medan mulai diresmikan dengan mulai beroperasinya pembangunan tahap I lantai 1 dan 2. Kemudian pada tahun 2004 mulai beroperasi pembangunan tahap II lantai 1 dan 2. Ditinjau
dari sudut demografi, pasar tersebut terletak di Kelurahan Petisah, Kecamatan Medan Baru.
Batas-batas wilayah pasar tersebut :
a. Timur : berbatasan dengan jalan Razak Baru III Medan b. Barat : berbatasan dengan jalan Dharma Wanita Medan
c. Utara : berbatasan dengan jalan Rotan Medan d. Selatan : berbatasan dengan jalan Kota Baru Medan
Lokasi penelitian berada di pasar petisah tahap I, II, dan pasar pagi tiga yang semuanya berada pada lantai dua. Jumlah kios pada pasar petisah tahap I ada 25, pasar
petisah II ada 26 dan 12 kios di pasar pagi tiga. Pasar pagi 3 masih berupa struktur bangunan lama yang kondisinya kurang
diberikan perhatian oleh pihak PD. Pasar, hal ini dikarenakan murahnya biaya sewa yang ditetapkan. Pada areal bagian penjahit di lantai 2 dapat digambarkan bahwa lantai bangunan
Universitas Sumatera Utara
masih berupa semen yang sudah mulai banyak yang retak, lokasinya dikelilingi tembok pembatas dengan pasar petisah I dan II, mempunyai tiga pintu masuk dari sebelah kiri,
kanan dan depan. Fasilitas yang disediakan kurang memadai, seperti tidak adanya lampu pada setiap koridor bangunan untuk menerangi ruangan secara keseluruhan, bangunan kios
yang terbuat dari kayu. Apabila pengunjung atau pelanggan datang untuk menjahit ke petisah, mereka kurang tertarik karena kondisi bangunannya walaupun umumnya tarif yang
diberikan lebih murah dari pasar petisah I dan II. Pada umumnya penjahitnya lebih banyak yang berusia diatas 40 tahun.
Pasar Petisah Tahap I mempunyai struktur bangunan yang lama juga karena hanya selisih lima tahun dibangun dari pasar pagi 3, tetapi kondisinya masih lebih baik dan ada
kesan modernnya. Pada areal ini, jumlah kios hampir sama banyaknya dengan pasar petisah tahap II hanya yang membedakan jumlah penjahitnya lebih banyak, satu kios yang luasnya
3x3 m
2
tidak mencukupi sehingga pemilik banyak yang menyewa sampai dua kios atau ada juga yang sampai keluar ke koridor karena sempit membuat areal ini padat dan cukup
sesak. Fasilitas lampu dan kipas ada dipasang di sekitar koridor, tetapi hampir semuanya rusak, lantainya sudah memakai ubin. Pada umumnya penjahitnya yang bekerja disini
adalah penjahit lama yang sebelumnya berada di pasar pagi 3. Bangunan kios penjahit bercampur dengan tempat penjual makanan berat, pakaian jadi dan penjual VCD lagu-lagu.
Pasar Petisah Tahap II mempunyai struktur bangunan baru dan fasilitasnya masih berfungsi dengan baik seperti lampu di setiap koridor. Penataan ruangan sudah cukup rapi
dibuat oleh sipemilik karena jumlah penjahit yang tidak terlalu banyak dan umumnya mereka mempunyai kipas angin disetiap kios. Kondisinya tidak terlalu padat karena masih
banyak kios yang kosong atau tidak disewa.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Penjahit