Kerangka Pikir Jenis Penelitian Definisi Operasional Aspek Pengukuran

d Menggunting kain Sewaktu menggunting kain pola diatur dengan tepat yaitu memperhatikan panjang dan lebar kain, arah serat lalu menggunting dengan hati–hati agar menghasilkan guntingan yang rapi dan lurus sehingga pakaian yang dihasilkan baik. e Menjahit Menurut Cony. S 1985 menjahit adalah menggabungkan dua helai kain atau lebih dengan benang sehingga menghasilkan sisa atau kampuh. Agar menghasilkan jahitan yang rapi, kuat dan bermutu perlu memperhatikan sistem menjahit yang tepat. Sistem menjahit tailoring menggunakan ukuran perseorangan, membuat pola dasar, mengubah pola sesuai model, banyak pekerjaan dilakukan dengan tangan. Pada usaha tailor sistem menjahit yang sering digunakan adalah sistem perseorangan dan sistem tailoring. Sistem perseorangan untuk menjahit blus, rok, kemeja. Sedangkan sistem tailoring untuk penyelesaian jas. Sistem kerja tailor adalah perstelperpotong oleh satu orang artinya setelah kain dipotong diserahkan bagian penjahitan dan dikerjakan sampai pakaian itu jadi. f Penyempurnaan finishing Pada bagian penyempurnaan melakukan pekerjaan membersihkan benang, memasang kancing, menyetrika dan mengepres. 29

2.3. Kerangka Pikir

Kelelahan Kerja : 1. Kurang Lelah 2. Lelah 3. Sangat Lelah Penjahit 1. Umur 2. Masa Kerja 3. Tingkat Pendidikan 4. Status Perkawinan 5. Jumlah Tanggungan 6. Lokasi Kerja Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif, penelitian diarahkan untuk menguraikan suatu keadaan dalam suatu komunitas yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran kelelahan kerja pada penjahit di Pasar Petisah Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tahun 2010. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Pasar Petisah Kecamatan Medan Baru Kota Medan dengan alasan : 1. Ditemukan keluhan-keluhan kesehatan sebagai gejala timbulnya kelelahan kerja pada penjahit. 2. Belum pernah dilakukan penelitian sejenis di tempat tersebut. 3. Adanya izin dari pihak Direksi PD Pasar Kota Medan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada Desember 2009 – Maret 2010 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penjahit yang bekerja di pasar Petisah Kecamatan Medan Baru Kota Medan, yaitu sebagai berikut : 1. Pasar Petisah Tahap 1 : 61 orang 2. Pasar Petisah Tahap 2 : 34 orang Universitas Sumatera Utara 3. Pasar Pagi 3 : 7 orang Total populasi berjumlah 102 orang.

3.3.2. Sampel

Besar sampel di tetapkan menggunakan rumus, sebagai berikut : 30 n = N 1+Nd 2 n = 102 1+102 0,05 2 n = 102 1,255 n = 81,3 = 81 Keterangan : N = Besar populasi n = Jumlah Sampel d = Galat Pendugaan 0,05 Berdasarkan perhitungan rumus diatas maka diketahui jumlah sampel adalah 81 orang dari total populasi sejumlah 102 orang. Kondisi sampel yang heterogen, maka teknik pengambilan sampel dilakukan secara proporsionate stratified random sampling 31 , yaitu sampel diambil berdasarkan masing-masing lokasi tersebut. Rumus : n = populasi kelas ÷ jumlah populasi keseluruhan x besar sampel Pasar Petisah Tahap I = 61 x 81= 48,44 = 48 orang 102 Universitas Sumatera Utara Pasar Petisah Tahap II = 34 x 81 = 27 orang 102 Pasar Pagi 3 = 7 x 81= 5,55 = 6 orang 102 Dari perhitungan diatas diperoleh sampel sebanyak 81 orang dengan perincian untuk lokasi pasar petisah tahap I = 48 orang, tahap II = 27 orang dan pasar pagi 3 = 6 orang. 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer Data primer diperoleh dengan observasi langsung dan Kuesioner Alat Ukur Kelelahan Kerja KAUPK2.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari pihak Direksi PD Pasar Petisah Kecamatan Medan Baru Kota Medan, yaitu data-data mengenai profil atau gambaran umum Pasar Petisah.

3.5. Definisi Operasional

Definisi Operasional dalam penelitian ini adalah : 1 Penjahit adalah perempuan yang pekerjaannya menjahit pakaian seperti baju, celana, rok dengan menggunakan mesin jahit goyang di Pasar Petisah Kecamatan Medan Baru Kota Medan. 2 Umur adalah lama waktu hidup responden yang dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir saat penelitian dilakukan. Universitas Sumatera Utara 3 Masa Kerja adalah Masa kerja adalah rentang waktu sejak responden menjadi penjahit sampai saat penelitian ini dilakukan. 4 Tingkat Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang telah diselesaikan oleh responden. 5 Status perkawinan adalah status responden yang terdiri dari kawin dan tidak kawin 6 Tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang kebutuhannya ditanggung oleh responden 7 Lokasi Kerja adalah tempat penjahit bekerja di pasar petisah yang berada pada pasar petisah tahap I, tahap II dan pasar pagi 3. 8 Kelelahan kerja adalah suatu kelompok gejala yang berhubungan dengan adanya penurunan efisiensi kerja, keterampilan serta peningkatan kecemasan atau kebosanan.

3.6. Aspek Pengukuran

Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja KAUPK2 KAUPK2 digunakan untuk mengukur tingkat perasaan lelah yang merupakan gejala subjektif yang dialami oleh penjahit. Pengisian kuesioner dilakukan oleh peneliti dengan tanya jawab langsung kepada responden pada waktu sebelum dan sesudah kerja. Setiap jawaban diberi skor dengan ketentuan : a Skor 3 tiga ; diberikan untuk jawaban “Ya, sering” b Skor 2 dua ; diberikan untuk jawaban “Ya, jarang” c Skor 1 satu ; diberikan untuk jawaban “Tidak pernah” Universitas Sumatera Utara Berdasarkan jumlah skor dari kuesioner menggunakan skala interval dengan tiga skala pengukuran Pratomo 1986 tingkat perasaan kelelahan kerja dikategorikan sebagai berikut : 1. Kurang lelah bila jumlah skor KAUPK2 berkisar 20 40 dari total skor 2. Lelah bila jumlah skor KAUPK2 berkisar antara 20 - 35 40-75 dari total skor 3. Sangat lelah bila jumlah skor KAUPK2 berkisar antara 35 75 dari total skor

3.7. Pengolahan dan Penyajian Data