Penjahit Lingkungan Kerja Penjahit a. Pasar Petisah Tahap I

4.2. Penjahit

Usaha jahit ini merupakan salah satu sektor informal di pasar petisah yang mempunyai waktu kerja tidak terikat. Penjahit bekerja sesuai banyaknya borongan yang diberikan pemilik usaha jahit. Pada umumnya penjahit bekerja 9-10 jam sehari, yaitu dimulai dari pukul 08.00-18.00 sesuai dengan buka dan tutupnya pasar petisah dan borongan yang diterima apabila jumlah pesanan banyak atau lebih dari biasanya, maka penjahit bisa bekerja sampai malam hari, terkhusus menjelang hari besar bisa sampai subuh atau pekerjaan dilanjutkan dirumah. Waktu istirahat secara khusus tidak ada diberikan, hanya sebagian penjahit biasanya memakai sekitar satu jam dari pukul 13.00-14.00 untuk makan siang sambil bercerita dan ada juga yang karena mengejar target pesanan dan setoran sering mengabaikan waktu untuk beristirahat sambil makan siang. Kondisi tempat kerja yang ada juga sangat sederhana, kios yang berupa ruangan berukuran 3x3 m 2 hanya berisi peralatan kerja berupa meja dan mesin jahit yang disusun sangat berdekatan. Penjahit mendapatkan upah sesuai dengan banyaknya borongan yang dikerjakan dalam satu bulan, mereka umumnya menerima orderan 3-5 potong pakaian per hari dan menjelang hari besar biasanya menerima pesanan dalam bentuk paket baju seragam keluarga atau dari kelompok-kelompok. Pendapatan yang diterima umumnya berkisar Rp 800.000 per bulan, apabila hari besar bisa lebih meningkat dari biasanya karena jumlah orderan yang diterima lebih banyak.

4.3. Proses Menjahit Pakaian

Sistem kerja pada penjahit di Pasar Petisah adalah mengerjakan satuan, artinya mereka melayani perorangan, mulai dari mengukur, membuat pola, memotong, menjahit Universitas Sumatera Utara sampai proses penyempurnaan, seperti membersihkan benang, memasang kancing, dan menyetrika.

4.3.1. Cara Menjahit :

1. Mengambil ukuran besar badan Contoh bila menjahit baju, maka yang di ukur : a. Bahu b. Leher lebarnya c. Tangan besarnya d. Panjang tangan e. Pinggang f. Pinggul g. Panjang baju 2. Pembuatan pola 3. Meletakkan pola ke bahan 4. Menggunting Bahan 5. Merader dengan kertas karbon untuk menandai pola pada bahan 6. Bahan kain dijahit sesuai dengan ukuran pola 7. Pemasangan kancing 8. Menyeterika Universitas Sumatera Utara

4.4. Lingkungan Kerja Penjahit a. Pasar Petisah Tahap I

1. Faktor Fisik a. Kebersihan Hygiene Kebersihan lingkungan tempat kerja masih kurang baik, hal ini dilihat dari banyaknya potongan sisa kain dan benang yang terbuang sembarangan dikarenakan ruang kerja yang sempit dan jarang pemilik usaha menyediakan tempat sampah di kiosnya. b. Ventilasi dan Suhu Tidak terdapat ventilasi untuk setiap kios, hanya terdapat pintu bagian depan kios yang dibuka lebar. Secara keseluruhan areal kios-kios penjahit bergabung dengan kios-kios penjual makanan ringan dan berat, sehingga dapat dilihat perputaran sirkulasi udara menjadi kurang bersih karena semua aroma atau bau dari makana, aliran limbah cucian piring dan juga sampah sisa-sisa makanan berkumpul didalamnya serta suhu pun terasa panas. c. Penerangan Penerangan di ruang kerja masih kurang baik, sebagian kios masih menggunakan lampu dengan cahaya yang sudah remang dan ditambah lagi tidak ada lampu di koridor bangunan pasar serta seringnya terjadi pedaman listrik. 3. Faktor Ergonomis Faktor ergonomis antara lain tempat duduk berupa kursi plastik tanpa sandaran sehingga membuat posisi tubuh membungkuk dalam posisi duduk yang cukup lama setiap harinya. Universitas Sumatera Utara 4. Faktor Psikologis Sebagian penjahit ada yang mengalami keterpaksaan bekerja sebagai penjahit upahan demi mencukupi kebutuhan keluarga, cukup sulit mencari pekerjaan tetap untuk tingkat pedidikan mereka. Kendala-kendala yang mereka hadapi seperti seringnya mati lampu menyebabkan mereka harus menyelesaikan pekerjaan dirumah pemilik karena sudah dikejar waktu, dan terkadang ada juga pesanan pakaian yang sudah jadi tetapi tidak diambil atau lama penyicilannya sehingga mempengaruhi pendapatan mereka, tekanan ini paling dirasakan bagi mereka yang sudah berkeluarga. Orderan yang menumpuk juga membuat penjahit kewalahan menyiasatinya agar cepat selesai karena kadang setiap usaha hanya memiliki dua atau tiga penjahit upahan, tetapi ada juga beberapa yang mengalami hal sebaliknya yaitu sepi pelanggan sehingga membuat tekanan. Mereka juga terkadang mengalami kejemuan karena mengerjakan pekerjaan yang hampir sama berulang-ulang dalam keadaan duduk. b. Pasar Petisah Tahap II 1. Faktor Fisik a. Kebersihan Hygiene Kebersihan lingkungan tempat kerja dari setiap pemilik kios sudah cukup baik, hal ini terlihat dari ruangan yang tidak terlalu ada potongan sisa kain dan benang. Mereka langsung membuang ke tempat sampah sendiri atau mengumpulkannya disatu tempat. Universitas Sumatera Utara b. Ventilasi dan Suhu Kondisinya sama dengan pasar petisah tahap I, hanya mereka menanggulanginya dengan memasang kipas angin agar ruangan tidak terlalu pengab, tetapi karena seringnya pedaman listrik, kondisi makin terasa mengganggu. c. Penerangan Penerangan di ruang kerja sudah cukup baik, hal ini terlihat dari pemakaian lampu neon lebih dari satu pada semua kios ditambah dengan lampu pada setiap koridor lorong yang berfungsi dengan baik. 3. Faktor Ergonomis Faktor ergonomis yang dirasakan sama dengan pasar petisah tahap I 4. Faktor Psikologis Mereka umumnya lebih merasakan stress apabila sudah dikejar target pesanan dan jumlah penjahit sedikit, terkadang mereka sampai lembur di pasar petisah. Mereka yang berkeluarga juga merasa adanya tekanan jika mengalami konflik rumah tangga. c. Pasar pagi tiga 1. Faktor Fisik a. Kebersihan Hygiene Kebersihan lingkungan tempat kerja masih kurang baik, sama halnya dengan pasar petisah tahap I. b. Ventilasi dan Suhu Tidak terdapat ventilasi untuk setiap kios, hanya terdapat pintu bagian depan kios yang dibuka lebar. Universitas Sumatera Utara c. Penerangan Penerangan di ruang kerja masih kurang baik, mereka masih menggunakan lampu yang sudah remang dan malah ada yang tidak menggunakan lampu hanya mengandalkan cahaya dari luar. 3. Faktor Ergonomis Faktor ergonomis antara lain tempat duduk berupa kursi plastik tanpa sandaran sehingga membuat posisi tubuh membungkuk dalam posisi duduk yang cukup lama setiap harinya. 4. Faktor Psikologis Mereka merasakan stress karena kurangnya pelanggan bahkan kadang sepi, ditambah juga kondisi tempat yang tidak nyaman. 4.5. Karakteristik Penjahit 4.5.1. Umur