PENGERTIAN KONTRAK KERJASAMA IMPLIKASI UU No. 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN ACEH

BAB IV IMPLIKASI UU No. 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN ACEH

TERHADAP KONTRAK KERJASAMA BPMIGAS DENGAN PT.PERTAMINA EP

A. PENGERTIAN KONTRAK KERJASAMA

Kontrak bagi hasil merpakan terjemahan dari istilah Production Sharing Contract PSC. Dalam Russia’as Law on Production-sharing Agreement tahun 1995 dan The Petroleum Tax Code 1997 istilah yang digunakan adalah Production Sharing Agreement PSA, sedangkan di Suriname istilah yang lazim digunakan adalah Production Sharing Service Contract PSSC. 132 Kontrak di bidang minyak dan gas bumi telah dimulai sezak zaman Hindia Belanda sampai dengan saat ini. Peraturan perundang-undangan yang mengatur minyak dan gas bumi pada zaman Hindia Belanda adalah Indische Mijn Wet IMW dan Undang-Undang ini diundangkan pada tahun 1989. Pada Tahun 1910 Pemerintah Hindia Belanda menambahkan Pasal 5A pada Indische Mijn Wet IMW yang isinya antara lain sebagai berikut : 133 1. Pemerintah berwenang untuk melakukan penyelidikan dan eksploitasi selama hal itu tidak bertentangan dengan hak-hak yang telah diberikan kepada penyelidik atau pemegang konsesi. 2. Untuk hal tersebut pemerintah dapat melakukan sendiri penyelidikan dan eksploitasi atau mengadakan perjanjian dengan perorangan atau perusahaan yang memenuhi persyaratan sebagaimna yang tercantum dalam Pasal 4 Undang-undang 132 http:www.parbo.comstaasoliejourney.html.diakses pada tanggal 20 Juli 2010 133 Abrar Saleng, Hukum Pertambangan Yogyakarta : UII Pres, 2004, hlm. 65 Universitas Sumatera Utara ini dan sesuai dengan perjanjian itu mereka wajib melaksanakan ekploitasi ataupun penyelidikan dan ekploitasi yang dimaksud. 3. Perjanjian yang demikian itu tidak akan dilaksanakan kecuali telah disahkan dengan Undang-undang. Apabila dilihat ketentuan peraturan tersebut, maka inti ketentuan pasal 5A IMW adalah sebagai berikut : 134 1. Pemerintah Hindia Belanda mempunyai kewenangan untuk melakukan penyelidikan dan ekploitasi. 2. Penyelidikan dan ekploitasi itu dapat dilakukan sendiri dan mengadakan kontrak dengan perusahaan minyak dalam bentuk kontrak 5A atau lazim disebut dengan sistem konsesi. Di negara Indonesia kontrak ini ditemukan dalam Pasal 1 angka 19 Undang- Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang isi pasalnya adalah : “Kontrak bagi hasil atau bentuk kerjasama lain dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang lebih menguntungkan negara dan hasilnya dipergunkan untuk kemakmuran rakyat “. Undang-Undang tersebut tidak khusus menjelaskan pengertian kontrak production sharing, tetapi difokuskan pada konsep teoritis kerja sama di bidang minyak dan gas bumi. Untuk itu di dalam UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi tidak kita dapatkan pengertian kontrak production sharing, namun pengertian kontrak production sharing dapat dilihat dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1994 tentang Syarat-Syarat dan Pedoman Kerja Sama Kontrak Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi yang isinya adalah sebagai berikut : 134 Ibid. hlm. 66 Universitas Sumatera Utara “ Kerjasama anatara Pertamina dan kontraktor untuk melaksanakan usaha eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi berdasarkan prinsip pembagian hasil produksi”. Kontrak production sharing merupakan perjanjian bagi hasil minyak dan gas bumi. Para pihaknya adalah Pertamina dan kontraktor. Namun dengan keluarnya Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi maka para pihaknya adalah Badan pelaksana BPMIGAS dengan badan usaha atau bentuk usaha tetap. Dengan demikian definisi itu perlu dilengkapi dan disempurnakan dan Kontrak production sharing dapat diartikan menjadi perjanjian atau kontrak yang dibuat antara badan pelaksana dengan badan usaha dan atau bentuk usaha tetap untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di bidang minyak dan gas bumi dengan prinsip bagi hasil. 135 Dari definisi kotrak production sharing diats, maka unsur-unsur yang tercantum dalam definisi itu adalah sebagai berikut : 136 1. Adanya perjanjian atau kontrak. 2. Adanya subyek hukum yaitu Badan Pelaksana BPMIGAS dengan badan usaha atau bentuk usaha tetap. 3. Adanya obyek yaitu eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi, dimana eksplorasi bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan minyak dan gas bumi di wilayah kerja yang ditentukan, sedangkan eksploitasi bertujuan untuk menghasilkan minyak dan gas bumi. 4. Kegiatan di bidang minyak dan gas bumi. 5. Adanya prinsip bagi hasil. 135 Salim HS,Op.cit.hlm.305 136 Ibid. Hlm. 306 Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu dapat dikemukakan bahwa sistem yang pernah berlaku dalam pertambangan minyak dan gas bumi dari zaman Pemerintah Hindia Belanda sampai dengan saat ini adalah sebagai berikut : 137 1. Sisitem konsesi atau lazim disebut dengan Kontrak 5A berlaku pada zaman pemerintah Hindia Belanda . Sisitem konsesi merupakan sistem dimana di dalam pengelolaan minyak dan gas bumi kepada perusahaan pertambangan diberikan kuasa pertambangan dan hak untuk menguasai hak atas tanah. Jadi hak-hak yang dinikmati oleh perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi adalah kuasa pertambangan dan hak atas tanah. 2. Perjanjian karya berlaku pada tahun 1960-1963 dalam sistem ini perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi hanya diberi hak kuasa pertambangan saja tidak meliputi hak atas tanah. Demikian pula sebaliknya pemegang hak atas tanah wajib mengijinkan pemegang kuasa pertambangan untuk melaksanakan tugas yang bersangkutan dengan tanah miliknya dengan menerima ganti kerugian. 3. Kontrak Production Sharing sudah ada sejak tahun 1964 sampai dengan saat ini.

B. Jenis-Jenis Kontrak di Bidang Minyak dan Gas bumi