Jenis-Jenis Kontrak di Bidang Minyak dan Gas bumi

Oleh karena itu dapat dikemukakan bahwa sistem yang pernah berlaku dalam pertambangan minyak dan gas bumi dari zaman Pemerintah Hindia Belanda sampai dengan saat ini adalah sebagai berikut : 137 1. Sisitem konsesi atau lazim disebut dengan Kontrak 5A berlaku pada zaman pemerintah Hindia Belanda . Sisitem konsesi merupakan sistem dimana di dalam pengelolaan minyak dan gas bumi kepada perusahaan pertambangan diberikan kuasa pertambangan dan hak untuk menguasai hak atas tanah. Jadi hak-hak yang dinikmati oleh perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi adalah kuasa pertambangan dan hak atas tanah. 2. Perjanjian karya berlaku pada tahun 1960-1963 dalam sistem ini perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi hanya diberi hak kuasa pertambangan saja tidak meliputi hak atas tanah. Demikian pula sebaliknya pemegang hak atas tanah wajib mengijinkan pemegang kuasa pertambangan untuk melaksanakan tugas yang bersangkutan dengan tanah miliknya dengan menerima ganti kerugian. 3. Kontrak Production Sharing sudah ada sejak tahun 1964 sampai dengan saat ini.

B. Jenis-Jenis Kontrak di Bidang Minyak dan Gas bumi

Pada dasarnya kontrak kerja sama di bidang minyak dan gas bumi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 138 1. Kontrak production sharing 137 Ibid. hlm314 138 Ibid.hlm.316 Universitas Sumatera Utara Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kontrak Production Sharing di bidang pertambangan minyak dan gas bumi dapat dilihat pada ketentuan, yaitu sebagai berikut : 139 a. Undang – Undang No. 44 Prp Tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi. b. Undang – Undang No. 15 Tahun 1962 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 Tahun 1962 tentang Kewajiban Perusahaan Minyak Memenuhi Kebutuhan Dalam Negeri. c. Undang-Undang No. 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi Negara Jo. Undang- Undang No. 10 Tahun 1974 tentang Perubahan Undang-Undang No. 8 Tahun 1971. d. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. e. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1982 tentang Kewajiban dan Tata Cara Penyetoran Pendapatan Pemerintah dan Hasil Operasi Pertamina Sendiri dan Kontrak Production Sharing. f. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1994 tentang Syarat-Syarat dan Pedoman Kerja Sama Kontrak Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi. Sejak berlakunya Undang –Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, Undang – Undang Nomor 44 Prp Tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, Undang –Undang Nomor 15 Tahun 1962 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang 139 Ibid.hlm. 316 Universitas Sumatera Utara Kewajiban Perusahaan Minyak Memenuhi Kebutuhan Dalam Negeri, Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1974 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1971 tidak berlaku lagi, namun peraturan pelaksanaan dari keempat Undang-Undang tersebut tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan peraturan baru berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. 2. Bentuk kerja sama lainnya. Di dalam praktiknya, bentuk kerja sama lain antara Pertamina dengan perusahaan swasta dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu: 140 a. Perjanjian karya, yaitu suatu kerja sama antara perusahaan negara minyak dan gas bumi Pertamina dan perusahaan swasta pemegang konsesi dalam rangka eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi; b. Technical assistance contract atau disebut juga perjanjian bantuan teknik, yaitu kerja sama antara Pertamina dan perusahaan swasta dalam rangka merehabilitasi sumur–sumur atau lapangan minyak yang ditinggalkan dalam kuasa pertambangan Pertamina; c. Kontrak Enhanced Oil recovery EOR, yaitu suatu kerja sama antara Pertamina dan perusahaan swasta dalam rangka meningkatkan produksi minyak pada sumur dan lapangan minyak yang masih dioperasikan Pertamina dan sudah mengalami penurunan produksi dengan menggunakan teknologi tinggi meliputi usaha secondary dan tertiary recovery; d. Kontrak operasi bersama KOB, yaitu kerja sama antara Pertamina dan perusahaan swasta dalam rangka eksplorasi dan eksploitasi panas bumi untuk pembangkit tenaga listrik. Di samping itu, masih ada kerja sama lainnya, yaitu kerja sama di bidang minyak dan gas hilir. Kerjasama ini dilakukan antara Pertamina dengan perusahaan 140 Direktorat jenderal Minyak dan gas Bumi, Data dan Informasi Minyak dan gas bumi ,Jakarta,2000 Universitas Sumatera Utara swasta. Objek kerjasama di bidang hilir adalah usaha pemurnian dan pengolahan minyak dan gas bumi. Kontrak Production Sharing merupakan kontrak yang utama. Sementara itu, kontrak lainnya merupakan pengembangan dari kontrak production sharing . 141 Para ahli bidang kontrak tidak ada kesatuan pandangan tentang pembagian kontrak, dimana ada ahli yang mengkajinya dari sumber hukumnya, namanya,bentuknya,aspek kewajibannya maupun aspek larangannya. 142 Berikut pembagian jenis-jenis kontrak berdasarkan pembagian ahli tersebut, yaitu sebagai berikut : 1. Kontrak menurut sumbernya Kontrak berdasarkan sumber hukumnya merupakan penggolongan kontrak yang didasarkan tempat kontrak itu ditemukan. Menurut Sudikno Mertokusumo kontrak dari sumber hukumnya menjadi 5 macam yaitu : 143 a. Perjanjian yang bersumber dari hukum keluarga seperti perkawinan. b. Perjanjian yang bersumber dari kebendaan seperti peralihan hak milik. c. Perjanjian obligator yaitu perjanjian yang menimbulkan kewajiban. d. Perjanjian yang bersumber dari hukum acara e. Perjanjian yang bersumber dari hukum publik. 2. Kontrak menurut Namanya 141 Salim HS,op.cit.hlm317 142 Salim HS,Abdullah,Wiwiek Wahyuningsih,op.cit.hlm.18 143 Sudikno Mertokusumo, Rangkuman Kuliah Hukum Perdata, Yogyakarta ; Fakultas Pascasarjana UGM, 1987, hlm.11. Universitas Sumatera Utara Penggolongan ini didasarkan pada nama perjanjian yang tercantum dalam Pasal 1319 KUH Perdata. Dalam Pasal 1319 KUH Perdata disebutkan 2 macam konrrak menurut namanya, yaitu sebagai berikut : a. Kontrak nominaat bernama Yang termasuk dalam kontrak bersama adalah : jual beli, tukar menukar, sewa menyewa, persekutuan perdata, pemberian kuasa, penanggungan utang, perdamaian, dan lain-lain b. Kontrak Innominaat tidak bernama Yang termasuk dalam kontrak tidak bersama adalah : leasing, beli sewa, francise, production Sharing,joint venture , kontrak karya, keagenan dll. 3. Kontrak menurut bentuknya Didalam KUH Perdata tidak disebutkan secara sistematis tentang bentuk kontrak, namun apabila ditelaah berbagai ketentuan yang tercantum dalam KUH Perdata maka kontrak menurut bentuknya dapat dibagi menurut 2 macam, yaitu : a. Kontrak lisan Kontrak lisan adalah : kontrak atau perjanjian yang dibuat oleh para pihak cukup dengan lisan atau kesepakatan para pihak Pasal 1320 KUH Perdata . Dengan adanya konsensus itu maka perjanjian itu telah terjadi dan termasuk dalam golongan ini adalah perjanjian konsensual perjanjian yang terjadi apabila ada kesepakatan para pihak dan perjanjian riil perjanjian yang dibuat dan dilaksanakan secara nyata b. Kontrak tertulis Universitas Sumatera Utara Kontrak tertulis adalah : kontrak yang dibuat oleh para pihak dalam bentuk tulisan. Hal ini dapat kita lihat pada perjanjian hibah yang harus dilakukan dengan akta notaris Pasal 1682 KUH Perdata dan kontrak ini juga dibagi menjadi 2 macam yaitu dalam bentuk akta dibawah tangan dan akta notaris. 4. Kontrak timbal balik Kontrak timbal balik merupakan perjanjian-perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban-kewajiban pokok pada kedua belah pihak seperti pada jual beli, sewa menyewa. Perjanjian timbal balik dibagi menjadi 2 macam, yaitu : 144 a. Kontrak timbal balik tidak sempurna senantiasa menimbulkan suatu kewajiban pokok bagi satu pihak, sedangkan pihak lainnya wajib melakukan sesuatu. b. Perjanjian sepihak merupakan perjanjian yang selalu timbul kewajiban-kewajiban hanya bagi satu dari para pihak. Tipe perjanjian ini adalah perjanjian pinjam mengganti. 5. Perjanjian Cuma-Cuma atau dengan alas hak yang membebani. Penggolongan ini didasarkan pada keuntungan salah satu pihak dan adanya prestasi dari pihak lainnya. Perjanjian cuma-cuma merupakan perjanjian yang menurut hukum hanyalah timbul keuantungan bagi salah satu pihak, contohnya hadiah dan pinjam pakai. 145 144 Volmar, Pengantar Studi hukum Perdata Jilid II.Diterjemahkan oleh I.S. Adiwimarta, Jakarta ; Rajawali Pers, 1984, hlm.130 145 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perjanjian, Yogyakarta ; Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada, 1980, hlm.6 Universitas Sumatera Utara 6. Perjanjian berdasarkan sifatnya. Perjanjian menurut sifatnya dibagi menjadi dua macam yaitu : perjanjian kebendaan yang diartikan sebagai suatu perjanjian dimana hak kebendaan ditimbulkan, diubah atau dilenyapkan, sedangkan perjanjian obligator adalah perjanjian yang menmbulkan kewajiban dari para pihak. 146 Disamping itu dikenal juga perjanjian dari sifatnya yaitu perjanjian pokok dan perjanjian accesoir. Perjanjian pokok merupakan perjanjian yang utama yaitu perjanjian pinjam meminjam uang baik kepada individu maupun pada lembaga perbankan. Adapun perjanjian accesoir merupakan perjanjian tambahan, seperti perjanjian pembebanan hak tanggungan atau fidusia. 147 7. Perjanjian dari aspek larangan.

C. Ruang Lingkup Kontrak Production Sharing