Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan akhlak merupakan salah satu aspek yang sangat fundamental dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat. Karena bagaimanapun pandainya seorang anak didik dan tingginya tingkat intelegensi anak didik tanpa dilandasi dengan akhlak yang baik, atau akhlak yang luhur maka kelak tidak akan mencerminkan kepribadian yang baik. Masalah akhlak adalah masalah yang penting bagi agama dan bagi kehidupan dalam masyarakat. Akhlak adalah nilai pribadi dan harga diri seseorang, maka orang yang tidak berakhlak akan hilang harga dirinya di hadapan Maha Pencipta dan masyarakat. Seorang warga yang baik wajib memperbaiki dirinya sebelum bertindak, ia harus beradab, berakhlak terhadap dirinya sendiri karena ia dibebankan tanggung jawab terhadap keselamatan dan kemaslahatan dirinya dan lingkungan masyarakat. 1 2 Dengan kata lain, apabila akhlaknya baik maka akan baik pula sikap dan Akhlaknya, sebaliknya jika rusak akhlaknya maka akan rusak pula sikap dan Akhlaknya. Akhlak buruk menjadi musuh Islam dan agama lainnya yang utama karena misi Islam pertama-tama untuk membimbing manusia berakhlak mulia, untuk itu Islam sangat memerangi akhlak yang buruk. Hal ini sesuai dengan sabda Rosulullah SAW di mana beliau diutus menjadi rasul adalah untuk menyempurnakan dan memperbaiki akhlak manusia : لﺎﻗ ﺳو ﷲا ﻰ ﺻ ا نا ﷲا ﺿر ةﺮ ﺮه ﻰ ا : ﺜ ﺎ ﱠإ قﻼْ ﻷْا مرﺎﻜ ﱢ ﻷ ىرﺎ ا اور 1 Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak”. H.R. Bukhari Hadits Nabi tersebut menggambarkan tentang pentingnya posisi akhlak dalam agama Islam. Sehingga tidak aneh jika Fazlur Rahman, cendikiawan muslim Pakistan, mengatakan, bahwa: “Islam pada dasarnya adalah agama akhlak akhlak sebelum kemudian menjadi agama fiqih hukum dan agama lainnya”. 2 Senada dengan penekanan terhadap pentingnya akhlak, juga menekankan pentingnya pendidikan. Dalam sumber hukum Islam – Al-Qur’an dan hadits – banyak disebutkan tentang urgensi dan signifikasi pendidikan, seperti firman Allah swt: تﺎﺟرد ْ ْا اْﻮ ْوأ ْﺬ او ْ ﻜْ اْﻮ ﺁ ْﺬ ا ﷲا ﻓْﺮ Artinya: “….Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”. 3 Al Mujadalah : 58 Demikian pentingnya kedua bidang tersebut –akhlak dan pendidikan dalam agama Islam, sehingga bisa dikatakan bahwa pendidikan akhlak 1 Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Asuyuthi Al-Jami As-Shogir Beirut:Daarul Fikr,t.th, zuz 1,h.103. 2 Ahmad Mahmud Subhi, Filsafat Etika: Tanggapan Kaum Rasionalis dan Intuisionalis Islam , Jakarta: Serambi, 2001, h. 30. 3 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, 19841985, h. 911. 3 merupakan inti dari pendidikan dalam pandangan Islam. Hal ini bisa diketahui dari pendapat Al-Abrasy pakar pendidikan Islam tentang tujuan umum pendidikan Islam. Yang menyimpulkan lima tujuan umum pendidikan Islam diantaranya : Menempatkan pembentukan akhlak yang mulia terdapat pada urutan pertama dari tujuan tersebut pandangan serupa dikemukakan oleh Nur Uhbiyati bahwa pendidikan Akhlak adalah inti pendidikan Islam, dan mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan Islam yang sebenarnya. 4 Dalam perspektif pendidikan ke-Indonesiaan, di mana institusi pendidikan dibawahi oleh dua Departemen yang masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Departemen Agama dengan penekanan pada pendidikan agama dan Departemen Pendidikan Nasional dengan penekanan pada pengetahuan umum. Meskipun kedua institusi ini mempunyai penekanan yang berbeda tetapi pada hakikatnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebagaimana dituangkan dalam Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang telah disahkan dan diundangkan pada tanggal 27 Maret 1989. Tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia lewat proses dan Sistem Pendidikan Nasional adalah: “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan ruhani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.” 5 Dari tujuan Pendidikan Nasional tersebut diketahui bahwa meskipun terdapat perbedaan penekanan antara Departemen Agama dan Departemen Pendidikan Nasional, tetapi kedua departemen tersebut mengacu pada tujuan yang sama yaitu tujuan nasional seperti dijelaskan di atas. 4 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam IPI, Bandung: CV. Pustaka Setia, Tahun 1999, Cet. 2, h. 50. 5 Undang-undang RI Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 1989 pada Bab II Pasal 4 h. 6 PT. Kloang Klede Putra Timur Bekerja Sama Dengan Koprasi Primer Praja Mukti I Departemen Dalam Negeri 4 Khususnya untuk institusi pendidikan yang berada di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional, pendidikan akhlak biasanya disampaikan dalam bentuk mata pelajaran yang lazim dikenal dengan pelajaran Aqidah akhlak. Pelajaran Aqidah akhlak disampaikan dari mulai pendidikan dasar Sekolah Dasar hingga pendidikan menengah atas Sekolah Menengah Atas. Aqidah akhlak sebagai suatu bidang studi, merupakan pelajaran yang membahas tentang akhlak atau prilaku sehari-hari. Pelajaran Aqidah akhlak juga merupakan bimbingan kepada siswa agar memahami, menghayati, meyakini manfaat akhlak serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya, mata pelajaran ini harus diajarkan dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab melalui kegiatan bimbingan, pelajaran dan latihan agar peserta didik mampu meyakini, memahami dan mengamalkan mata pelajaran Aqidah akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari bidang studi Aqidah akhlak pada Madrasah Tsanawiyah adalah sebagai berikut: 1. Siswa dapat mengetahui pengertian akhlak, kedudukan manusia menurut pandangan agama, memahami jenis-jenis akhlak yang baik dan buruk menurut pandangan agama, mengetahui dan mengamalkan perbuatan yang baik, mengetahui dan menjauhi perbuatan yang tercela, memahami dan ajaran agama dan hukum syariat Islam, serta menyadari pentingnya ilmu pengetahuan di masyarakat. 2. Siswa dapat mengetahui perjalanan Rosulullah sampai dengan masa sekarang 3. Siswa mengetahui, meyakini proses pembentukan kepribadian manusia. 4. Kemampuan memahami peraturan perundang-undangan, hak azasi manusia, kemerdekaan mengemukakan pendapat dan berpartisipasi dalam era ekonomi, dan memahami bentuk-bentuk hubungan antar kelompok sosial. 5. Siswa memahami dan meneladani kisah-kisah keteladanan para ulama, pahlawan-pahlawan yang telah berkorban demi nusa dan bangsa, Wali Songo, mengerti dan mengamalkan akhlak terhadap sesama manusia, 5 meyakini dan mengimani ajaran agama, memahami hak dan kewajiban warga negara, mengetahui kisah-kisah orang durhaka, mengetahui akhlak terhadap alam lingkungan serta dapat menerapkannya dalam kehidupan. 6 Berdasarkan tujuan di atas, terlihat betapa pentingnya posisi pelajaran Aqidah akhlak dalam usaha untuk membimbing dan mengarahkan sikap serta Akhlak siswa Madrasah Tsanawiyah dalam kehidupan sehari-hari ke arah yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam. Berlandaskan pada permasalahan di atas, seharusnya prestasi belajar siswa tercermin dalam akhlak siswa sehari-hari, dalam pengertian, siswa yang berprestasi belajarnya baik dalam pelajaran Aqidah akhlak seharusnya juga mempunyai akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, bisa pula terjadi sebaliknya, artinya prestasi belajar siswa dalam pelajaran Aqidah akhlak tidak mencerminkan Akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga prestasi belajar siswa dalam pelajaran Aqidah akhlak tidak bisa dijadikan acuan dalam menilai akhlak siswa sehari-hari. Karenanya penulis bermaksud meneliti permasalahan dengan judul Hubungan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Dengan Akhlak Siswa Di MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok dalam bentuk sebuah skripsi. Adapun alasan untuk memilih judul di atas adalah sebagai berikut: 1. Betapa pentingnya Aqidah akhlak yang harus diajarkan karena Aqidah akhlak merupakan modal dasar untuk membimbing siswa menjadi warga yang baik dan berakhlakul karimah 2. Siswa belum bisa membedakan perbuatan yang baik dan buruk serta tidak merealisasikan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan yang mereka dapat di sekolah atau teori di kelas. 3. Guru pelajaran Aqidah akhlak sangat berperan penting dalam membina siswa menjadi anak yang berakhlakul karimah. 6 Musyawarah Kelompok Kerja Sekolah menengah Pertama MK2MTS Tingkat Propinsi Jawa Barat, Garis-garis Besar Program Pengajaran, tt. Mata Pelajaran PKns, h. 1-9. 6 4. Dipilihnya MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok, karena sekolah tersebut memungkinkan untuk diteliti tentang hubungan prestasi belajar Aqidah akhlak dengan Akhlak siswa.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah