14
Ilmu yang objek pembahasannya tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang dapat disifatkan dengan baik atau buruk
.
8
Penjelasan-penjelasan tersebut sangat membantu kita untuk memahami bahwa akhlak sebagai ilmu setidaknya mengandung hal-hal antara lain:
1 Penjelasan tentang baik dan buruk. 2 Pembahasan tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang mesti
dihindari oleh seseorang. 3 Penjelasan tentang tujuan yang seharusnya dituju oleh seseorang dalam
suatu tindakan. 4 Pembahasan tentang jalan yang harus ditempuh oleh manusia dalam
upaya menuju kepada kebaikan.
b. Pendidikan Aqidah Akhlak
Usaha pendidikan bukanlah semata-mata proses mengetahui belaka, tetapi lebih dari itu usaha pendidikan adalah juga proses aplikasi pengetahuan
kedalam kehidupan real. Hal ini seperti dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mendefinisikan kata “pendidikan sebagai proses
pengubahan sikap dan tatalaku seorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”.
9
Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Ahmad D. Marimba yang menjelaskan bahwa “…Pendidikan adalah proses bimbingan secara
sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama…”.
10
Pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk –dalam pengertian akhlak- adalah merupakan salah satu topik utama dalam pelajaran pendidikan
aqidah akhlak. Karenanya berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas, idealnya seorang siswa yang mempunyai prestasi yang baik dalam pelajaran
8
Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Aklak Tasawuf, Ed. I., Cet.4, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2002, h.8.
9
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1994, h. 232.
10
Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif, 1980, h. 19.
15
pendidikan aqidah akhlak maka ia pun seharusnya mempunyai akhlak yang baik dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini sebagaimana diyakini Socrates,
seorang filsuf Yunani yang sangat yakin bahwa orang berbuat baik benar apabila ia mengetahui apa yang baik bagi dirinya. Perbuatan buruk salah
terjadi karena kurangnya pengetahuan manusia tentang apa yang baik.
11
Prestasi belajar pendidikan aqidah akhlak seharusnya dapat dijadikan acuan dalam proses penilian akhlak seorang siswa, terlebih pelajaran ini
merupakan sesuatu yang sangat fundamental dalam pendidikan. Agama Islam yang sangat menjunjung tinggi pendidikan memaknai pendidikan tidak hanya
sekedar proses pendidikan jasmani –rasio– semata tetapi lebih dari hal itu seperti diungkapkan oleh Dr. Yusuf Qardhawi yang memberi pengertian
pendidikan Islam sebagai berikut: Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan
hatinya, ruhani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, dan menyiapkan untuk
mengahadapi masyarakat dengan kebaikan dan kejahatan, manis dan pahitnya.
12
Dengan nada yang sama Endang Saifuddin Anshori memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai “…Proses bimbingan pimpinan,
tuntunan, usulan oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa pikiran, perasaan, kemanusiaan, intuisi dan lain sebagainya dan raga obyek didik
dengan bahan-bahan materi tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran
Islam.”
13
Tetapi yang menjadi permasalahan bagaimana jika ideal-ideal diatas yakni hubungan antara prestasi belajar pendidikan aqidah akhlak dan akhlak
siswa ternyata terkadang berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Dalam
11
13 Tokoh Filsafat Etika, Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke-19, Yogyakarta: Kanisius, 2001, h. 58
12
Yusuf Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna, Ter. Bustani A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad,
Jakarta: Bulan Bintang, 1980, h. 59.
13
Endang Saefuddin Anshari, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam, Jakarta: Usaha Interpries, 1976, h. 85
16
pengertian bahwa prestasi belajar seorang siswa ternyata tidak ada hubungannya dengan akhlak siswa dalam kehidupan real. Sehingga prestasi
belajar seorang siswa dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak tidak bisa dijadikan sebagai indikator dalam penilaian akhlak seorang siswa. untuk
mengatasi ini perlu diadakan evaluasi total terhadap mata pelajaran pendidikan aqidah akhlak dari mulai materi pelajaran, metodologi
pembelajaran, teknik penyampaian materi. Dari pembahasan di atas tidak mengherankan jika kemudian
pendidikan aqidah akhlak menjadi sesuatu yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan sebagai suatu aktivitas manusia untuk meningkatkan
dan mengembangkan seluruh potensi-potensi pribadinya baik rohani maupun jasmani.
Pendidikan budi pekerti merupakan salah satu pendidikan yang intensif diberikan kepada peserta didik dari mulai masa kanak-kanak hingga dewasa.
Hal ini dikarenakan dengan pemberian pendidikan budi pekerti peserta didik diharapkan dapat mengetahui perbuatan-perbuatan baik dan buruk sehingga
mampu menentukan pilihan dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Salah satu jenjang pendidikan yang aktif memberikan pendidikan
Aqidah Akhlak adalah Madrasah Tsanawiyah dalam bentuk sebuah mata pelajaran yang lazim dikenal dengan pelajaran Pendidikan aqidah akhlak.
Pelajaran ini diberikan dari mulai kelas tujuh hingga kelas sembilan. Sebelum lebih jauh membahas pendidikan aqidah akhlak bagi siswa
Madrasah Tsanawiyah penulis terlebih dahulu ingin menjelaskan tentang pengertian pendidikan aqidah akhlak.
Mata pelajaran ini bertujuan mengembangkan dan melestarikan nilai luhur budaya Indonesia. Disamping itu membekali siswa dengan kemampuan
dasar, pengetahuan, dan budi pekerti. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat mewujudkan nilai luhur itu dalam perilaku sehari-hari, baik sebagai individu,
sebagai anggota masyarakat, maupun sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Setiap kegiatan yang direncanakan, tentu memiliki tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan adalah sasaran yang ingin dicapai oleh seseorang atau
17
kelompok yang melakukan kegiatan. Sehubungan dengan itu, tujuan mempunyai arti yang sangat penting bagi keberhasilan sasaran yang
diinginkan, arah atau pedoman yang harus ditempuh, tahapan, sasaran serta sifat dan mutu kegiatan yang dilakukan. Karena itu, kegiatan yang tanpa
disertai tujuan, menyebabkan tujuan akan kabur, akibatnya program dan kegiatan tersebut menjadi tidak terorganisir.
Berdasarkan hal tersebut maka Musyawarah Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah MK2MTs Tingkat Propinsi Jawa Barat menyusun
Garis-Garis Besar Program Pengajaran GBPP untuk mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah Tsanawiyah yang termasuk dalam Propinsi Jawa Barat
termasuk pelajaran pendidikan aqidah akhlak. Dalam GBPP tersebut dijelaskan juga tentang tujuan dari pembelajaran pendidikan aqidah akhlak
bagi siswa Madrasah Tsanawiyah. Tujuan-tujuan tersebut dibagi kedalam dua buah tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, berikut adalah tujuan
pendidikan aqidah akhlak berdasarkan kelas. Bagi siswa kelas tujuh tujuan pembelajaran pendidikan aqidah akhlak
adalah siswa dapat mengetahui dan memahami pengertian syariat Islam, kedudukan manusia menurut pandangan agama, memahami dan meyakini
nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku di masyarakat, serta menyadari pentingnya ilmu akhlak menurut pandangan agama.
Adapun tujuan khususnya yaitu: 1 Siswa memahami dasar dan tujuan pendidikan aqidah akhlak..
2 Siswa memahami kesadaran untuk taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan membiasakan taat melaksanakan ibadah dan menjalankan kewajiban
dalam kehidupan sehari-hari. 3 Siswa memahami membiasakan mendahulukan kewajiban sebelum
menuntut hak. 4 Siswa memahami dan mengerti tentang dasar, tujuan dan pembagian
akhlak. 5 Siswa memahami perbuatan terpuji dan mampu mengamalkannya dengan
baik.
18
6 Siswa mengetahui perbuatan tercela kepada Allah serta menjauhinya 7 Siswa mengetahui dan memahami cinta kebersihan dalam kehidupan
sehari-hari. 8 Siswa mengetahui, meyakini adanya pencipta dengan sifat-sifat-Nya serta
mengimaninya. 9 Siswa memahami dan menyadari pentingnya ilmu pengetahuan dan
mencintai ilmu pengetahuan tersebut dengan giat belajar.
14
Sedangkan tujuan umum pelajaran pendidikan aqidah akhlak bagi siswa kelas delapan adalah siswa mengetahui, sejarah para nabi dan rosul dan
para ulama yang menyebarkan agama Islam di Indonesia, mengetahui perlunya memiliki kebebasan yang diiringi rasa tanggung jawab, mengetahui
akhlak terpuji dan mengamalkannya, memahami pengertian perlunya sikap tenggang rasa antarumat beragama dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. 1 Siswa meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa serta mengimaninya.
2 Siswa memahami akhlak terpuji kepada Allah dan mampu mengamalkannya dengan ikhlas.
3 Siswa meyakini perlunya sikap percaya diri dalam melakukan tugas dan kegiatan sehari-hari.
4 Siswa dapat memahami sifat-sifat terpuji bagi diri sendiri maupun bagi orang lain serta terbiasa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
5 Siswa memahami dan meyakini sifat-sifat para pahlawan serta berusaha untuk meneladaninya.
6 Siswa memahami cara-cara taat dan cinta kepada amal ibadah serta mampu mengamalkannya dengan ikhlas.
7 Siswa memahami cara-cara menghormati ulama dan mentaati uli ‘amri serta mampu mengamalkannya dengan baik.
14
Musyawarah Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah MK2MTs Tingkat Propinsi Jawa Barat, Garis-Garis Besar Program Pengajaran, tt. Mata Pendidikan Kewarganegaraan dan
Sejarah, h.2
19
8 Siswa mengetahui dan menyadari berbahayanya sifat-sifat tercela, baik bagi diri sendiri maupun terhadap orang lain serta mampu
menghindarinya.
15
Adapun tujuan umum pelajaran pendidikan aqidah akhlak bagi siswa kelas sembilan adalah siswa memahami dan meneladani kisah-kisah
keteladanan rosul, mengerti dan mengamalkan akhlak terhadap sesama manusia, memahami hak dan kewajiban warga negara, mengetahui kisah-
kisah orang-orang durhaka, mengetahui akhlak terhadap alam lingkungan serta dapat menerapkan dalam kehidupan. Sedangkan tujuan khususnya
adalah: 1 Siswa mengetahui kisah pahlawan bangsa serta mampu meneladaninya
2 Siswa mengetahui akhlak terhadap saudara, tetangga, sesama muslim dan kaum lemah serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
3 Siswa memahami dan menyadari arti kerja dalam kehidupan dan berusaha untuk mencintainya dengan giat belajar
4 Siswa mengetahui dan menghayati kisah orang-orang durhaka serta akibatnya sehingga berusaha untuk menjauhi sifat-sifat buruk yang
dimiliki orang-orang tersebut 5 Siswa memahami dan menyadari hak dan kewajiban warga negara sesuai
tuntunan agama. 6 Siswa menyadari pentingnya memelihara kelestarian, menyayangi
binatang dan merawat tumbuhan serta berusaha mewujudkan dengan perbuatan nyata.
16
2. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak