BEP produksi pada usahatani padi organik sebesar 1.355 kg lebih sedikit daripada BEP produksi pada usahatani padi nonorganik sebesar 1.664 kg
dan padi semiorganik sebesar 1.714 kg. c. BEP harga dari ketiga jenis budidaya padi nonorganik, semiorganik, dan
organik secara statistik menunjukkan adanya perbedaan nilai rata-rata yang signifikan khususnya antara budidaya padi semiorganik dan organik.
Dimana nilai BEP harga pada usahatani padi organik sebesar Rp 1.069 lebih tinggi daripada BEP harga pada usahatani padi nonorganik sebesar
Rp 992 dan padi semiorganik sebesar Rp 894. 4. Budidaya padi secara organik ditinjau dari hasil analisis total biaya
produksi, harga pokok, pendapatan, RC ratio, BEP produksi, dan BEP harga lebih layak dan lebih menguntungkan untuk diterapkan oleh para
petani padi nonorganik dan semiorganik khususnya dalam lahan berukuran luas 0,5 ha.
6.2 Saran
1. Kepada Petani Padi Sebaiknya petani padi nonorganik dan semiorganik mulai mempercayai dan
menerapkan teknik budidaya padi secara organik dalam berusaha tani, sehingga dapat memberikan tingkat pendapatan yang lebih tinggi kepada
petani. Hal ini disebabkan oleh biaya produksi padi.organik untuk setiap musim tanam lebih sedikit daripada biaya produksi padi nonorganik dan
semiorganik dan harga jual GKP padi organik jauh lebih mahal daripada GKP padi nonorganik dan semiorganik.
Universitas Sumatera Utara
2. Kepada Pemerintah Agar pemerintah daerah maupun pusat lebih aktif dalam menetapkan
program skala nasional maupun daerah dalam hal penerapan budidaya padi secara organik kepada para petani padi nonorganik dan semiorganik yang
ada di daerah-daerah sentra produksi padi seperti di Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai.
3. Kepada Dinas Pertanian a. Agar instansi Dinas Pertanian lebih gencar lagi dalam mensosialisasikan
dan mengadakan sekolah lapang mengenai teknik budidaya padi secara organik bagi para petani nonorganik dan semiorganik.
b. Agar instansi Dinas Pertanian dapat melakukan pemetaan terhadap pasar beras organik khususnya untuk wilayah Provinsi Sumatera Utara,
sehingga para petani nonorganik, semiorganik, maupun organik dapat mengetahui peluang pasar yang dapat dimasuki untuk penjualan GKP
yang dihasilkan. c. Agar instansi Dinas Pertanian dapat memberikan bantuan alat-alat
pertanian, seperti traktor dan alat tanam otomatis yang dapat mengurangi biaya tenaga kerja yang digunakan setiap musim tanamnya serta
pemberian bantuan ternak khususnya bagi kelompok-kelompok tani yang sudah maupun memiliki ketertarikan dalam budidaya padi secara organik.
4. Kepada Peneliti Lainnya
Agar dilanjutkan penelitian mengenai persepsi petani padi nonorganik dan semiorganik terhadap turunnya produksi apabila terjadi peralihan budidaya
padi menjadi organik. Selain itu, perlu juga dilakukan penelitian selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
terhadap usahatani padi nonorganik, semiorganik, dan organik yang ditinjau dari aspek-aspek lainnya, misalnya seperti aspek pemasaran, dan manajemen
resiko produksi yang berguna sebagai informasi bagi pihak-pihak terkait maupun pemerintah daerah dan pusat.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Agus, dkk. 2006. Analisis Kelayakan Usahatani Padi Pada Sistem Pertanian Organik di Kabupaten Bantul
[Jurnal]. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang, Yogyakarta.
Andoko, A. 2010. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya, Jakarta. Apriantono A. 2008. Pertanian Organik dan Revitalisasi Pertanian. Dikutip dari
http:goorganik.commod.php?mod=publisherop=viewarticlecid=6a rtid=9. Tanggal akses [20 Juli 2012].
Balai Penelitian Tanaman Padi. 2006. Sudah Perlukah Padi Organik?. Subang. Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.
Departemen Pertanian. 2002. Prospek Pertanian Organik di Indonesia. Dikutip
dari http:www.litbang.deptan.go.idberitaone174 Jul 2002. Tanggal Akses [30 Juli 2012].
_________________. 2007a. Pedoman Penyusunan Standar Operasi SPO Padi Organik
. Jakarta. __________________. 2008. Padi Organik. Jakarta.
Departemen Pertanian Sumatera Utara. 2009. Analisis Usahatani Tanaman Padi,
Jagung, Kedelai, dan Tebu Sumatera Utara .
Firdaus, M. 2008. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara, Jakarta. Gindo, R.S. 2009. Analisis Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik.
[Skripsi]. Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Hartono. 2008. SPSS 16.0. Analisis Data Statistika dan Penelitian. Pustaka
Pelajar, Yogyakarta. _______. 2009. Statistik Untuk Penelitian. Edisi Revisi. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta. Hermanto, B. 2010. Analisis Komperatif Pendapatan Petani Organik dan Petani
Anorganik [Jurnal Kultura, Vol. 11 No. 1 September 2010].
Lydia dkk. 2012. Statistik Pertanian Organik Indonesia 2011. Aliansi Organis Indonesia AOI, Bogor.
Universitas Sumatera Utara
Makarim, A.K. dan Suhartatik, E. 2006. Budidaya Padi dengan Masukan In Situ Menuju Perpadian Masa Depan
. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Jakarta.
Mulyawan, B. 2011. Beras Organik. Bumi Ganesa, Bandung. Mutiarawati, T. 2006. Kendala dan Peluang dalam Produksi Pertanian Organik
di Indonesia . [Makalah]. Universitas Padjadjaran, Bandung.
Negara, S. dkk. 2008. Analisis Harga Pokok dan Kebijakan Tataniaga Komoditi Pangan Strategis dalam Rangka Swasembada Pangan di Sumut
. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Nowvan, A. 2009. Manajemen Risiko Produksi dan Penerimaan Padi Semiorganik. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Nurvahyani. 2011. Pertanian Semi Organik. Dikutip dari http:peperonity.com gositesmview. Tanggal akses [2 Agustus 2012].
Parnata, A.S. 2010. Meningkatkan Hasil Panen Dengan Pupuk Organik. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Poetryani, A. 2011. Analisis Perbandingan Efisiensi Usahatani Padi Organik dengan Anorganik
. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Purwasasmita, M dan Alik, S. 2012. Padi SRI Organik Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rachmiyanti, I. 2009. Analisis Perbandingan Usahatani Padi Organik Metode System of Rice Intensification SRI dengan Padi Konvensional
. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Rahim, A dan Retno, D. 2008. Ekonomika Pertanian : Pengantar, Teori, dan Kasus
. Penebar Swadaya, Jakarta. Razi, F. 2006. Analisis Usahatani dan Harga Pokok Cost Price Padi Sawah
Sistem Legowo 4:1 dan Tegel di Kabupaten Deli Serdang. [Skripsi]. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Ridwan. 2008. Analisis Usahatani Padi Ramah Lingkungan dan Padi Anorganik. [Skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Simanjuntak, S.B. 2004. pengantar Ilmu Pertanian. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Soepomo, 1997. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta. Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
Sutanto R. 2002. Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan.
Kanisius, Yogyakarta. Trihendradi, C. 2009. Step by Step SPSS 16 : Analisis Data Statistik. Andi,
Yogyakarta. Walpole, 1993. Pengantar Statistika Edisi Terjemahan ke-3. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta. Winangun, Y. W. 2005. Membangun Karakter Petani Organik dalam Era
Globalisasi . Kanisius Media, Yogyakarta.
Wulandari, I. 2011. Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Organik dengan Padi Anorganik
. [Skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Karakteristik Petani Sampel
1. Padi Nonorganik
No. Luas
lahan ha
Umur tahun
Tingkat Pendidikan
tahun Pengalama
n bertani tahun
Jumlah Tanggungan
Keluarga jiwa
1. 0.4
42 9
20 3
2. 1.4
37 12
5 5
3. 0.4
41 6
18 3
4. 0.2
40 6
17 3
5. 1.2
42 6
20 5
6. 1
53 6
38 4
7. 0.4
43 6
15 3
8. 0.2
36 12
8 4
9. 0.2
57 9
20 5
10. 1.2
38 9
15 4
11. 2
55 6
15 6
12. 0.56
59 9
30 5
13. 1
63 9
20 3
14. 0.1
34 9
9 2
15. 1
46 12
20 4
16. 0.3
57 9
30 3
17. 1.2
52 12
20 3
18. 0.6
29 12
13 1
19. 1.6
44 16
25 3
20. 1.2
52 12
30 4
21. 0.2
26 12
9 2
22. 1
46 12
20 4
23. 0.5
37 9
10 4
24. 0.3
58 12
30 1
25. 0.2
37 6
11 3
26. 0.4
33 6
12 2
27. 0.8
48 6
18 3
28. 0.6
55 31
2 29.
0.6 41
12 18
3 30.
0.3 53
6 28
2
Total 21.06
1354 268
575 99
Sampel 30
30 30
19.17 3.30