III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pemilihan Lokasi Penelitian
Daerah penelitian untuk budidaya padi sawah berdasarkan budidaya nonorganik, semiorganik, dan organik dipilih secara purposive, yaitu di Desa
Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai dengan alasan bahwa desa ini memiliki luas lahan sawah yang lebih besar daripada desa-desa lainnya yang
ada di wilayah Kecamatan Perbaungan seperti yang tertera pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Luas Areal Lahan Sawah di Setiap Desa yang ada di Kec. Perbaungan,
Kab. Serdang Bedagai Tahun 2010
No. Desa
Lahan Sawah Ha
1. Adolina
- 2.
Melati II 847
3. Tanjung Buluh
- 4.
Sei Buluh 12
5. Sei Sijenggi
103 6.
Deli Muda Hulu -
7. Melati 1
5 8.
Citaman Jernih 8
9. Batang Terap
- 10.
Simpang Tiga Pekan 6
11. Kota Galuh
239 12.
Tualang 393
13. Bengkel
18 14.
Deli Muda Hilir -
15. Tanah Merah
254 16.
Lubuk Bayas 403
17. Sei Naga Lawan
497 18.
Lubuk Rotan 276
19. Kesatuan
217 20.
Lidah Tanah 400
21. Pematang Tatal
182 22.
Lubuk Dendang 120
23. Suka Beras
150 24.
Cinta Air 313
25. Pematang Sijonam
368 26.
Lubuk Cemara 181
27. Jambur Pulau
197 28.
Suka Jadi 346
Jumlah 5.532
Sumber : BPS, 2012
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa Desa Lubuk Bayas merupakan desa yang memiliki luas areal lahan sawah terbesar ketiga 7,28 dari total luas
areal lahan sawah yang ada di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Di mana mayoritas masyarakat di Desa Lubuk Bayas bergerak di bidang
pertanian, terutama pertanian padi sawah, sehingga desa ini dikenal sebagai sumber beras di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.
Selain itu, berdasarkan informasi dari koordinator penyuluh di Kecamatan Perbaungan bahwa di Desa Lubuk Bayas terdapat 1 satu kelompok tani yang
sudah menerapkan budidaya padi sawah semiorganik sejak tahun 2005, yaitu Kelompok Tani Mawar. Akan tetapi, hingga tahun 2012 jumlah anggota petani
Kelompok Tani Mawar yang menerapkan budidaya padi sawah semiorganik terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian baik dari
Dinas Pertanian maupun pemerintah daerah Kabupaten Serdang Bedagai dalam hal pelatihan, pendampingan, dan bantuan sarana produksi yang diberikan kepada
Kelompok Tani Mawar setelah habis masa berlakunya program SIPT Sistem Integrasi Padi Ternak serta belum adanya kepastian tentang harga jual GKP padi
semiorganik yang masih disamakan dengan harga jual GKP padi nonorganik. Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
perwakilan dari Yayasan BITRA Indonesia diketahui bahwa Desa Lubuk Bayas juga merupakan salah satu daerah binaan Yayasan BITRA Indonesia dalam hal
budidaya padi organik yang memiliki produksi padi organik terbesar di Provinsi Sumatera Utara. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Luas Lahan dan Produksi Padi Organik di Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2011
No. Desa
Kabupaten Kelompok
Tani Luas
Lahan Ha Produksi
Ton
1. Lubuk Bayas Serdang Bedagai Subur
27 135
2. Namu
Landor Deli Serdang
Mandiri 5
30
Jumlah 32
165
Sumber : Yayasan BITRA Indonesia, 2012
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa Kelompok Tani Subur memiliki luas lahan dan produksi padi organik sebesar 84,37 dan 81,82,
sedangkan Kelompok Tani Mandiri hanya memiliki luas lahan dan produksi padi organik sebesar 15,63 dan 18,18 dari total luas lahan yang dijadikan sebagai
lokasi pembinaan budidaya padi organik oleh Yayasan BITRA Indonesia dan total produksi padi organik di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2011.
3.2 Metode Penentuan Sampel