2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Usahatani
Usahatani farm adalah organisasi dari alam lahan, tenaga kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Organisasi tersebut
ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seseorang atau sekumpulan orang sebagai pengelolanya Firdaus, 2008.
Tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu, terutama bagi usahatani yang sangat tergantung musim. Pada pertanian rakyat yang sering dikenal dengan
usahatani kecil, sering menggunakan tenaga anak dan tenaga wanita atau ibu selain dari tenaga pria sebagai kepala keluarga. Di mana tenaga kerja kepala
keluarga pria ditambah istri wanita dan anak petani dikenal dengan istilah Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK. Bila pekerjaan dalam kegiatan usahatani
tidak dapat diselesaikan oleh TKDK, baru digunakan Tenaga Kerja Luar Keluarga TKLK yang dibayar. Pada petani bermodal dengan usahatani berskala besar
seperti perkebunan, peternakan, usaha kehutanan, dan lainnya komponen biaya TKDK tidak ada. Sedangkan pada pertanian rakyat, komponen biaya TKDK
selalu di atas 50 dari biaya total Daniel, 2002. Pekerja pada usahatani padi sawah meliputi pekerja pada pengolahan
lahan, penyemaian, penanaman, penyulaman, pemeliharaanpenyiangan, pemupukan, pengendalian hamaOPT, serta pekerja untuk pemanenan termasuk
perontokan dan pengangkutan hasil panen dari sawah. Adapun rata-rata jumlah pekerja yang digunakan untuk setiap satu hektar luas panen padi sawah per musim
di Sumatera Utara mulai dari penanaman hingga pengangkutan hasil panen dari sawah sebanyak 67,35 orang-hari. Di mana rata-rata jumlah pekerja yang dibayar
Universitas Sumatera Utara
pada usahatani padi sawah di Sumatera Utara sebanyak 23,23 orang-hari dan pekerja tidak dibayar di Sumatera Utara sebanyak 44,12 orang-hari Dinas
Pertanian Sumatera Utara, 2009.
2.2.2 Pertanian Nonorganik
Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang menggunakan varietas unggul untuk berproduksi tinggi, pestisida kimia, pupuk
kimia, dan penggunaan mesin-mesin pertanian untuk mengolah tanah dan memanen hasil. Paket pertanian anorganik tersebut yang memberikan hasil panen
tinggi namun berdampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, residu yang dihasilkan oleh bahan-bahan kimia yang digunakan oleh pertanian anorganik telah
mencemari air tanah sebagai sumber air minum yang tidak baik bagi kesehatan manusia. Hasil produk pertanian anorganik juga berbahaya bagi kesehatan
manusia yang merupakan akibat penggunaan pestisida kimia Sutanto, 2002. Menurut Schaller 1993 dalam Winangun 2005 sistem pertanian
anorganik memiliki beberapa dampak negatif, antara lain : 1 Pencemaran air tanah dan air permukaan oleh bahan kimia sintetis dan
sedimen. 2 Ancaman bahaya bagi kesehatan manusia dan hewan, baik karena
pestisida maupun bahan adiktif pakan. 3 Pengaruh negatif adiktif senyawa kimia sintetis tersebut pada mutu dan
kesehatan pangan. 4 Penurunan keanekaragaman hayati termasuk sumber genetik flora dan
fauna yang merupakan modal utama pertanian berkelanjutan.
Universitas Sumatera Utara
5 Perusakan dan pembunuhan satwa liar, lebah madu, dan jasad berguna lainnya.
6 Peningkatan daya tahan organisme pengganggu terhadap pestisida. 7 Peningkatan daya produktivitas lahan erosi, pemadatan lahan, dan
berkurangnya bahan organik. 8 Ketergantungan yang semakin kuat terhadap sumber daya alam tidak
terbaharui. 9 Munculnya resiko kesehatan dan keamanan manusia pelaku pekerjaan
pertanian.
2.2.3 Pertanian Semiorganik