sifat kimia dan fisika tanah; b Meningkatkan daya serap tanah terhadap air; c Meningkatkan efektivitas mikroorganisme tanah; d Sumber makanan bagi
tanaman; e Ramah lingkungan; f Pupuk organik lebih murah; dan h Meningkatkan kualitas produksihasil panen.
2.2.5 Analisis Pengeluaran dan Pendapatan Usahatani
Menurut Soekartawi, 2002 dalam Rahim dan Retno 2008, pengeluaran usahatani sama artinya dengan biaya usahatani. Biaya usahatani merupakan
pengorbanan yang dilakukan oleh produsen petani, nelayan, dan peternak dalam mengelola usahanya dalam mendapatkan hasil yang maksimal. Biaya usahatani
biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : a. Biaya tetap fixed cost umumnya diartikan sebagai biaya yang relatif tetap
jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun output yang diperoleh banyak atau sedikit. Selain itu, biaya tetap dapat pula dikatakan biaya yang tidak
dipengaruhi oleh besarnya produksi komoditas pertanian, contohnya pajak, sewa tanah, penyusutan alat pertanian, iuran irigasi, dan sebagainya.
b. Biaya variabel variabel cost merupakan biaya yang besar- kecilnya dipengaruhi oleh produksi komoditas pertanian yang diperoleh. Biaya variabel
merupakan biaya operasional dalam suatu usahatani. Contohnya biaya untuk sarana produksi pertanian seperti biaya tenaga kerja, biaya pupuk, obat-obatan,
dan sebagainya. Menurut Suratiyah 2006, biaya penyusutan alat-alat pertanian dapat
diperhitungkan dengan cara membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa yang ditafsirkan dengan lamanya modal pakai. Adapun salah satu metode
Universitas Sumatera Utara
perhitungan biaya penyusutan adalah metode garis lurus. Metode ini digunakan karena jumlah penyusutan alat tiap tahunnya dianggap sama dan diasumsikan
tidak laku bila dijual. Persamaan biaya penyusutan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Biaya penyusutan =
tahun is
Usiaekonom Nilaisisa
Nilaibeli −
Menurut Rahim dan Retno 2008, penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Selain itu, pendapatan
usahatani dapat didefinisikan sebagai selisih antara penerimaan dan semua biaya. Peningkatan pendapatan petani atau pengusaha pertanian ditentukan oleh
jumlah produksi yang dapat dihasilkan oleh satu orang petani atau perusahaan pertanian, harga penjualan produksi, dan biaya produksi usahatani atau
perusahaan pertanian. Jumlah produksi dari satu usahatani atau satu perusahaan pertanian ditentukan oleh skala usaha dan produktivitas yang dapat diperoleh
suatu unit usahatani atau perusahaan pertanian. Besarnya skala usahatani dapat ditentukan oleh besarnya jumlah penduduk yang hidupberusaha dalam sektor
pertanian Simanjuntak, 2004. Menurut Suratiyah 2006 faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
biaya dan pendapatan terdiri dari 2 dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal yang berpengaruh langsung terhadap biaya dan pendapatan
adalah jumlah tenaga kerja dalam keluarga TKDK. Dimana apabila petani lahan sempit menggunakan tenaga kerja dalam keluarga TKDK dengan jumlah yang
semakin banyak, maka petani dapat menyelesaikan usahataninya tanpa menggunakan tenaga kerja luar yang diupah. Dengan demikian biaya per
usahataninya menjadi rendah. Namun jika lahan garapan lebih luas belum tentu
Universitas Sumatera Utara
tenaga kerja dalam keluarga dapat mengerjakan semua. Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor musim dan tanam serempak sehingga segala kegiatan
usahatani harus dapat diselesaikan tepat waktu dengan tenaga kerja luar. Biaya usahatani menjadi lebih tinggi karena harus memanfaatkan tenaga kerja luar
keluarga yang diupah. Adapun salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi besarnya biaya
dan pendapatan, yaitu produksi output. Jika permintaan akan produksi tinggi, maka harga di tingkat petani tinggi pula, sehingga dengan biaya yang sama petani
akan memperoleh pendapatan yang tinggi pula. Sebaliknya, jika petani telah dapat meningkatkan hasil produksi, tetapi harga turun maka pendapatan petani akan
turun pula.
2.2.6 Analisis Kelayakan Usahatani