tenaga kerja dalam keluarga dapat mengerjakan semua. Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor musim dan tanam serempak sehingga segala kegiatan
usahatani harus dapat diselesaikan tepat waktu dengan tenaga kerja luar. Biaya usahatani menjadi lebih tinggi karena harus memanfaatkan tenaga kerja luar
keluarga yang diupah. Adapun salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi besarnya biaya
dan pendapatan, yaitu produksi output. Jika permintaan akan produksi tinggi, maka harga di tingkat petani tinggi pula, sehingga dengan biaya yang sama petani
akan memperoleh pendapatan yang tinggi pula. Sebaliknya, jika petani telah dapat meningkatkan hasil produksi, tetapi harga turun maka pendapatan petani akan
turun pula.
2.2.6 Analisis Kelayakan Usahatani
Suatu usahatani dikatakan layak jika memenuhi persyaratan sebagai berikut.
a RC 1 b Produksi kg BEP produksi kg
c Harga Rp BEP harga Rpkg Suratiyah, 2006.
Menurut Gilarso 2004, Break Event Point BEP adalah titik pengembalian pokok dimana TR Total Revenue sama dengan TC Total Cost.
Jika dilihat dari jangka waktu pelaksanaan sebuah usaha, terjadinya titik pengembalian pokok tergantung pada nilai penerimaan dapat menutup segala
biaya yang dikeluarkan untuk usahatani tersebut. Perpotongan antara garis biaya
Universitas Sumatera Utara
total TC dengan penerimaan total TR disebut dengan titik Break Event Point BEP seperti yang terlihat pada gambar berikut.
Gambar 1. Grafik Break Event Point BEP
Pada Gambar 1 di atas dapat dilihat bahwa pada tingkat produksi 0Y
1
, maka suatu usaha berada pada titik impas Break Event Point dan pada saat
produksi Y
1
, maka usaha tersebut mengalami kerugian karena nilai penerimaan lebih kecil dari total biaya TR TC. Sebaliknya apabila produksi pada YY
1
, maka usaha akan memperoleh keuntungan karena nilai penerimaan lebih besar
daripada total biaya TR TC.
2.2.7 Analysis of Variances ANOVA
Teknik analisis komparatif dengan menggunakan tes âtâ yakni dengan mencari perbedaan yang signifikan dari dua buah mean hanya efektif bila jumlah
X TR
TC VC
FC BEP
Y
1
Y
Universitas Sumatera Utara
variabelnya dua. Namun bila jumlah variabel lebih dari dua penggunaan, maka teknik analisis komparatif yang lebih baik untuk digunakan, yaitu Analysis of
Variances ANOVA. Teknik analisis komparatif ANOVA memiliki beberapa
asumsi dasar yang harus terpenuhi, antara lain :
a. Distribusi data harus normal. b. Setiap kelompok hendaknya berasal dari populasi yang sama dengan variansi
yang sama pula. Bila banyaknya sampel sama pada setiap kelompok maka kesamaan variansinya dapat diabaikan. Tapi, bila banyaknya sampel pada
masing-masing kelompok tidak sama maka kesamaan variansi populasi sangat diperlukan.
c. Pengambilan sampel dilakukan secara random acak. Hartono, 2009.
Menurut Walpole 1993 analisis ragam bagi klasifikasi satu arah dengan mengambil ukuran contoh yang sama memiliki beberapa keuntungan
dibandingkan dengan ukuran contoh yang tidak sama. Keuntungan pertama adalah bahwa nilai rasio F tidak peka terhadap penyimpangan dari asumsi kehomogenan
ragam bagi k populasi tersebut apabila ukuran contohnya sama. Akan tetapi, akan lebih baik bila kita berhati-hati dan melakukan uji bagi kehomogenan ragam
tersebut. Uji demikian ini tentu saja sangat disarankan dalam kasus ukuran contoh yang tidak sama bila ada keragu-raguan mengenai kehomogenan ragam
populasinya . Adapun uji yang akan kita digunakan disebut uji Bartlett.
Keuntungan kedua, ukuran contoh yang sama meminimumkan peluang melakukan galat jenis II. Dan terakhir, penghitungan JKK lebih sederhana bila
ukuran contohnya sama.
Universitas Sumatera Utara
Teknik analisis komparatif ANOVA dapat dilakukan dengan cara manual maupun penggunaan software statistik yang dikenal dengan istilah SPSS. Apabila
ANOVA dilakukan dengan cara manual, maka prosedur yang dilakukan sangat rumit. Akan tetapi, dengan menggunakan software statistik SPSS 16.0 for
Windows pekerjaan yang rumit tersebut dapat dipermudah dan dilakukan dengan
waktu yang tidak lama Hartono, 2008.
2.3 Kerangka Pemikiran