dalam mengatasi tuntutan oleh tekanan lingkungan dan secara langsung
memepengaruhi seluruh kesejahteraan psikologi individu.
2
Menurut Goleman Emotional Intelligence adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligen to manage our emotional life with
intelligence menjaga keselarasan emosi dan mengungkapkannya the appropriatnesss emotion and its expression melalui keterrampilan kesadaran diri,
pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan social.
3
Dalam definisi Goleman yang lainnya, kecerdasan emosional yaitu kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain,
kemampuan memotivasi diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
4
Kecerdasan emosi mencakup kemampuan yang berbeda-beda, tetapi saling melengkapi, dengan kecerdasan akademik academic intelligence, yaitu
kemampuan-kemampuan kognitif murni yang diukur dengan IQ. Meskipun IQ tinggi tapi kecerdasan emosi rendah tidak banyak membantu. Banyak orang cerdas, dalam
arti terpelajar, tetapi tidak mempunyai kecerdasan emosi, ternyata bekerja menjadi bawahan orang yang IQ-nya lebih rendah tetapi unggul dalam keterampilan
kecerdasan emosi.
5
Berikut ini akan dijabarkan mengenai keselarasan atau lebih popular dengan Ranah utama Goleman.
B. Ranah Kecerdasan Emosional Menurut Goleman
1 Kesadaran Diri
Orang dengan kecakapan ini : a.
Tahu emosi mana yang sedang mereka rasakan dan mengapa
2
Sri Lanawati, Hubungan antara EI dan IQ Dengan Prestasi Belajar, Tesis, Jakarta, Universitas
Indonesia,1999, hal.66
3
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, Jakarta:Pt Gramedia Pustaka Utama,2000, cet ke
‐1, hal.53
4
Agus Nggermanto, Quantum Quotient, Bandung: Penerbit Nuansa, 2002, hal.98
5
Agus Nggermanto, Quantum Quotient,…………… hal.99
b. Menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan yang mereka pikirkan,
perbuat, dan katakan c.
Mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja d.
Mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai dan sasaran- sasaran mereka.
6
Menurut Richard kecakapan ini memusatkan perhatian, kesadaran tentang adanya instrument ukur batiniah dan sinyal-sinyal samar yang menginformasikan
perasaan sebagai pedoman untuk menuntun kerja. Instrumen tersebut biasa dikenal dengan intuisi yang bekerja di dalam logika bawah sadar. Intuisi berkaitan dengan
kemampuan mengindra pesan-pesan dari gudang penyimpanan memori emosi kita tempat tersimpannya kebijaksanaan dan kearifan sendiri. Kemampuan ini terdapat di
pusat kesadaran diri. Kesadaran diri menuntut seseorang untuk dapat mengenal, memahami
kualitas, intensitas dan durasi emosi yang sedang berlangsung. Kesadaran akan intensitas emosi dapat member informasi sejauh mana individu dipengaruhi oleh
kejadian itu. Intensitas emosi yang tinggi cenderung memotivasi individu untuk bereaksi dibandingkan intensitas emosi yang rendah.
Sungguh sangat tidak beruntung bagi orang-orang yang rendah emosinya karena orang-orang ini tidak mengenali emosinya sendiri. Dengan kata lain mereka
buta emosi, terhalang dari dunia realitas yang sangat penting untuk sukses dalam hidup secara keseluruhan, termasuk kerja. Apabila individu tidak mampu untuk
mencermati perasaan yang sesungguhnya, dia berada dalam kekuasaan perasaan. Karena itu, tidak peka akan perasaan yang sesungguhnya akan berakibat buruk bagi
pengambilan keputusan akan masalah.
7
Dengan demikian orang yang tidak mengenal emosinya sendiri maka yang lebih tampak dan lebih detail adalah dunia luar
6
Daniel Goleman, Alih Bahasa: Alex Tri Kantjoro, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak
Prestasi, Jakarta: Gramedia Pustaka, 2003, cet ke‐5, hal.84‐342
7
Al.Tridhonanto, Melejitkan Kecerdasan Emosi EQ Buah Hati. Jakarta, PT Elex Media
Komputindo : 2009, hal. 6
dibandingkan dunia batiniahnya. Mereka juga susah membedakan emosi yang baik dan yang tidak, ini dikarenakan rentang emosi yang terbatas. Sebuah emosi sangat
erat kaitannya dengan hati dimana di dalam hati sebuah perkara baik dan buruk dapat dibedakan secara nyata. Namun hati yang sesuai dengan fitrahlah yang dapat
melakukan itu dan bukan hati yang buta. Ari Ginanjar Agustian menjelaskan untuk mendapatkan hati yang sesuai fitrah
dengan cara : mengingat nama-nama Allah secara berulang-ulang, melalui ucapan, pikiran, dan hati sekaligus mampu mendorong pikiran menjadi suci dan bersih,
sehingga membekas di hati. Ucapan Subhanallah Maha Suci Allah harus ditetapkan untuk membangun kekuatan pikiran bawah sadar, sehingga akan mendarah daging di
dalam diri kita menjadi suatu kekuatan, itulah yang disebut “Repetitive Magic Power”, yang akan menghilangkan pengaruh-pengaruh buruk.
8
2 Pengendalian Diri
Pengendalian diri adalah kemampuan mengendalikan emosi sendiri dan mengelola emosi agar dapat terungkap dengan selaras.
Orang dengan kecakapan ini : a.
Mengelola dengan baik perasaan-perasaan impulsif dan emosi-emosi yang menekan mereka. Perasaan seseorang dikatakan dikelola dengan baik, bila
individu mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan, dan bangkit kembali dengan
cepat dari semua itu.
9
b. Tetap teguh, tetap optimis, dan tidak goyah bahkan dalam situasi yang paling
berat c.
Berpikir dengan jernih dan tetap terfokus kendati dalam tertekan
8
Ary Ginanjar Agustian, ESQ Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, Jakarta: Arga,2002,
cet ke‐7, hal.46
9
Al.Tridhonanto, Melejitkan Kecerdasan Emosi EQ …………, ,hal. 7
Tujuan pengendalian emosi itu adalah keseimbangan dan keselarasan dalam mengungkapkan emosi.
3 Motivasi Diri
Motivasi diri adalah kemampuan untuk bertahan dan terus berusaha menemukan banyak cara untuk mencapai tujuan. Orang yang memiliki motivasi diri
cukup terampil dan fleksibel dalam menemukan cara alternatif agar sasaran tercapai atau mengubah sasaran jika sasaran tidak mungkin tercapai juga cukup mampu
memecahkan tugas yang amat berat menjadi tugas kecil yang mudah dijalankan.
10
Kecakapan motivasi seseorang diantaranya : a.
Dorongan Berprestasi : Dorongan untuk meningkatkan atau memenuhi standar keunggulan.
Orang dengan kecakapan ini : 1
Berorientasi kepada hasil, dengan semangat juang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standard
2 Menetapkan sasaran yang menantang dan berani mengambil resiko
yang telah dipenuhi 3
Mencari informasi sebanyak-banyaknya guna mengurangi ketidakpastian dan mencari cara yang lebih baik
4 Terus bekerja untuk meningkatkan kinerja mereka
b. Komitmen : setia pada visi dan sasaran perusahaan atau kelompok
Orang dengan kecakapan ini : 1
Siap berkorban demi pemenuhan sasaran perusahaan yang lebih penting
2 Merasakan dorongan semangat dalam misi yang lebih besar
10
Sri Lanawati, Hubungan antara EI dan IQ Dengan Prestasi Belajar, Tesis, Jakarta, Universitas
Indonesia,1999, hal.63
3 Menggunakan nilai-nilai kelompok dalam pengambilan keputusan dan
penjabaran pilihan-pilihan 4
Aktif mencari peluang guna memenuhi misi kelompok
c. Inisiatif dan Optimisme: kedua kecakapan kembar yang menggerakan orang
untuk menangkap peluang dan membuat mereka menerima kegagalan dan rintangan sebagai awal keberhasilan.
Orang dengan kecakapan inisiatif diantaranya: 1
Siap memanfaatkan peluang 2
Mengejar sasaran lebih daripada yang tidak prinsip bila perlu agar tugas dapat dilaksanakan
3 Berani melanggar batas-batas atau aturan-aturan yang tidak prinsip
bila perlu agar tugas dapat dilaksanakan 4
Mengajak orang lain melakukan sesuatu yang tidak lazim dan bernuansa peluang.
Orang dengan kecakapan optimisme diantaranya: 1
Tekun dalam mengejar sasaran kendati banyak halangan dan kegagalan
2 Bekerja dengan harapan untuk sukses bukannya takut gagal.
3 Memandang kegagalan atau kemunduran sebagai situasi yang dapat
dikendalikan ketimbang sebagai kekurangan pribadi.
4 Empati
Empati adalah kemampuan dalam membaca emosi orang lain, kemampuan merasakan perasaan orang lain melalui keterampilan membaca pesan non-verbal :
nada bicara, gerak-gerik, ekspresi wajah dan sebagainya.
11
Wahana pikiran rasional
11
Daniel Goleman, Alih Bahasa:T.Hermaya Emotional Intelligence, Jakarta:Gramedia Pustaka
Utama,1999, cet ke‐8, hal.136
adalah kata-kata, sedangkan wahana emosi adalah pesan non verbal. Orang yang mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal, menunjukkan lebih pandai
menyesuaikan diri secara emosional, lebih popular, lebih mudah bergaul dan lebih peka.
5 Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial adalah kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain, kemampuan membaca reaksi dan perasaan orang lain. Ada beberapa
keterampilan social yang diungkapkan oleh Daniel Goleman : a.
Memiliki taktik untuk melakukan persuasi b.
Mengirimkan pesan yang jelas dan meyakinkan c.
Kepemimpinan : membangkitkan insipirasi dan memandu kelompok dengan orang lain
d. Manajemen konflik : negosiasi dan pemecahan silang pendapat.
e. Kolaborasi dan Kooperasi : kerja sama dengan orang lain demi tujuan
bersama Keterampilan social juga sangat berpengaruh untuk menciptakan sebuah
keputusan suatu masalah dalam kelompok, sehingga keterampilan ini mutlak diperlukan guna mencapai mufakat.
C. Ranah Kecerdasan Emosional Menurut Howard Gardner