• Selalu berpandangan negatif pada lingkungan sekitarnya, seperti rasa tidak aman,
khawatir, minder, curiga dengan orang lain, dan merasa orang lain sedang mengkritiknya.
• Ketidakstabilan emosional, yaitu tidak toleran atau tidak tahan terhadap stress,
mudah tersinggung, mudah marah, dan sifat yang tidak dapat dipreaiksi oleh orang lain.
• Keseimbangan antara perkembangan emosional dan intelektual. Dampak negatif
lainnya dapat berupa mogok belajar, dan bahkan dapat memicu kenakalan remaja, tawuran, dan lainnya.
• Orang tua yang tidak memberikan rasa aman dan terlalu menekan anak, akan
membuat anak merasa tidak dekat, dan tidak menjadikan orang tuannya sebagai teladan atau panutan. Anak akan lebih percaya kepada teman kelompoknya
sehingga mudah terpengaruh dengan pergaulan negatif.
D. Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Pendidikan Anak-Anak
Keadaan tiap-tiap keluarga berlain-lainan satu sama lain. Ada keluarga yang kaya, ada keluarga yang kurang mampu. Ada keluarga yang besar banyak anggota
keluarganya, dan ada pula keluarga kecil. Ada keluarga yang selalu diliputi oleh suasana tenang dan tentram, ada juga yang selalu gaduh, bercekcok dan lain
sebagainya. Dengan sendirinya, keadaaan dalam keluarga yang bermacam-macam coraknya itu akan membawa pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap pendidikan
anak-anak.
12
Dari kecil anak dipelihara dan dibesarkan oleh dan dalam keluarga. Segala sesuatu yang ada dalam keluarga, baik yang berupa benda-benda dan orang-orang
serta peraturan-peraturan dan adat istiadat yang berlaku dalam keluarga itu sangat berpengaruh dan menentukan corak perkembangan anak-anak. Bagaimana cara
12
M.Ngalim Poerwanto, Ilmu Pendidikan ……………….. hal.84
mendidik yang berlaku dalam keluarga itu, demikianlah cara anak itu mereaksi terhadap lingkungannya.
Jika di dalam lingkungan keluarganya, misalnya anak itu sering ditertawakan dan diejek jika tidak berhasil melakukan sesuatu, maka dengan tidak sadar ia akan
selalu berhati-hati tidak akan mencoba melakukan yang baru atau yang sukar. Ia akan menjadi orang yang selalu diliputi oleh keragu-raguan.
Jika di dalam lingkungan keluarganya ia selalu dianggap dan dikatakan bahwa ia masih kecil dank karena itu belum dapat melakukan sesuatu, kemungkinan besar
anak itu akan menjadi orang yang selalu merasa kecil, tidak berdaya, tidak sanggup mengerjakan sesuatu. Ia akan berkembang menjadi orang yang bersifat masa bodoh,
tidak atau kurang mempunyai perasaan harga diri. Sebaliknya, jika anak itu dibesarkan dan dididik oleh orang tua atau
lingkungan keluarga yang mengetahui akan kehendaknya dan berdasarkan kasih sayang kepadanya, ia akan tumbuh menjadi anak yang tenang dan mudah
menyesuaikan diri terhadap orang tau dan anggota-anggota keluarga lainnya, serta terhadap teman-temannya. Wataknya akan berkembang dengan tidak mengalami
kesulitan-kesulitan yang besar. Dalam kenyataan masih banyak kita dapati kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh anggota keluarga dalam mendidik anak-anaknya. Akibat umum yang timbul karena kesalahan-kesalahan pendidikan dalam lingkungan keluarga dapat
disebut mempertebal perasaan harga-diri kurang pada anak-anak.
13
Maksudnya anak menjadi kurang percaya diri, merasa dirinya tidak dianggap dan merasa tidak
bisa apa-apa. Mengingat buruknya akibat tersebut, dan tidak sesuai lagi dengan alam
kemerdekaan kita sekarang ini, maka perlu kiranya disini diberikan beberapa petunjuk untuk memberantas, atau sekurang-kurangnya mengurangi, perasaan kurang
harga diri:
13
M.Ngalim Poerwanto, Ilmu Pendidikan ……………….. hal.85
• Tidak melemahkan semangat anak dalam usahanya hendak berdiri sendiri. Dalam
hal ini masih banyak orang tua yang selalu menganggap anaknya itu masih kecil, belum dapat berbuat atau mengerjakan sesuatu sehingga orang tua seringkali
melarang anak-anaknya. Umpamanya, membawa piring atau gelas tidak boleh, takut kalau-kalau pecah; mengangkat adiknya tidak boleh, takut-takut kalau jatuh,
dan sebagainya. •
Tidak memalukan atau mengejek anak-anak di muka orang lain. Sangat disayangkan pendapat orang tua, bahkan juga gurunya, yang masih menganggap
alat pendidikan yang salah ini sebagai satu-satunya cara mendidik yang dapat mendatangkan hasil.
• Tidak terlalu membeda-bedakan dan berlaku “pilih kasih” terhadap anak-anak
dalam keluarga, baik antara anak yang besar dan kecil maupun antara anak laki- laki dan anak perempuan. Berusaha agar dalam segala tingkah laku dan perbuatan
orang tua menunjukkan cinta dan kasih sayang yang merata kepada mereka. •
Tidak memanjakan anak, tetapi tidak baik pula jika orang tua tidak mempedulikan, sedikit juga kepada anak-anak. Seorang anak yang dimanjakan akan kurang rasa
tanggung jawabnya, selalu bersandar dan minta pertolongan kepada orang lain, merasa diri tidak sanggup, dan sebagainya. Demikian pula anak yang tidak
dipedulikan atau kurang terpelihara oleh orang tuanya, akan merasa bahwa dirinya itu rendah tak berharga, merasa diasingkan oleh orang lain, dan sebagainya.
Akibatnya, ia akan berbuat sekehendak hatinya.
14
14
M.Ngalim Poerwanto, Ilmu Pendidikan ……………….. hal.86
BAB V UPAYA-UPAYA UNTUK MENGEMBANGKAN KECERDASAN