7 Perlakuan yang wajar, dan 8 Pengakuan atas prestasi.
b. Teori Motivasi Proses Process Theory
Teori motivasi proses pada dasarnya berusaha menjawab pertanyaan bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan
menghentikan perilaku individu agar setiap individu bekerja sesuai dengan keinginan manajer.
Yang termasuk ke dalam teori motivasi proses adalah: 1 Teori Harapan expectancy Theory
2 Teori Keadilan equaty Theory 3 Teori Pengukuhan reinforcement theory
28
1 Teori Harapan expectancy Theory
Teori harapan ini dikemukakan oleh Victor Vroom. Vroom medasarkan teorinya pada tiga konsep penting, yaitu:
a Harapan expectancy dimana suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena perilaku.
b Nilai valence adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilaimartabat tertentu bagi setiap individu tertentu
c Pertautan inatrumentallity adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama akan dihubungkan dengan hasil
tingkat kedua.
28
Ibid.,
2 Teori Keadilan equaty Theory
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, karena manusia selalu mendambakan
keadilan dalam pemberian hadiah maupun hukuman terhadap setiap perilaku yang ralatif sama. Bagaimana perilaku bawahan
dinilai atasan, akan mempengaruhi semangat kerja mereka. Jika dasar keadilan diterapkan dengan baik oleh atasan, gairah kerja
bawahan cenderung meningkat. 3
Teori Pengukuhan reinforcement theory Nawawi dalam bukunya mengatakan bahwa teori ini banyak
dipergunakan dan fundamental sifatnya dalam proses belajar, dengan menmpergunakan prinsip yang disebut “Hukum Ganjaran
law Of Effect ”.
29
Hukum itu mengatakan bahwa suatu tingkah laku yang mendapat ganjaran menyenangkan akan mengalami
penguatan dan cenderung untuk diulangi. Demikian pula sebaliknya suatu tingkah laku yang tidak mendapat ganjaran, tidak
akan mengalami penguatan, karena cenderung tidak diulangi, bahkan dihindari.
Implementasi teori
ini di
lingkungan sebuah
organisasiperusahaan mengharuskan para manajer mampu mengatur cara pemberian insentif dalam memotivasi para pekerja,
agar melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan
29
Ibid., h. 355
efisien. Untuk itu insentif sebagai perangsang, agar menghasilkan respon pelaksanaan pekerjaan yang diulang atau bersifat
penguatan, harus diberikan dengan persyaratan operasional antara lain persyaratan kreativitas, produktivitas, prestasi, dan lain-lain.
3. Tujuan Pemberian Motivasi