BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap organisasi mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut organisasi harus mendayagunakan sumber daya yang
dimilikinya. Terdapat empat sumber daya yang harus dimiliki setiap organisasi yaitu: financial, manusia, teknologi, dan system. Aset organisasi
yang paling penting yang dimiliki dan diperhatikan adalah aset sumber daya manusia dari organisasi tersebut, karena sumber daya manusia yang dimiliki
merupakan salah satu faktor penggerak organisasi atau perusahaan. Manusia merupakan suatu makhluk yang dapat hidup berorganisasi baik di organisasi
swasta, pemerintah, maupun di masyarakat. Faktor manusia mempunyai kedudukan penting dalam masyarakat yang
selalu berkembang. Kebutuhan hidup manusia yang terus bertambah menjadikan manusia insan pekerja. Sebagai khalifah di bumi manusia
diwajibkan untuk bekerja demi melestarikan kehidupan. Hal tersebut sesuai dengan sabda Nabi Saw yang berbunyi :
ّلج زع ها ليبس ىف دهاح لاك اك هلايع ى ع ّدك فرتح لا دبعلا ّبحي ها ّ ا
Artinya : Rasulullah saw telah bersabda : Sesungguhnya Allah sangat mencintai
hamba-Nya yang bekerja. Barang siapa bersusah payah bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, maka dia bagaikan seseorang yang
berjuang di jalan Allah yang Maha Mulia dan Maha Besar” HR. Ahmad
1
1
Ahmad Sunarto, Akhlakul Karimah, Bandung : CV. Husaini, 2004, h. 212
Dalam masyarakat berorientasi kerja, memandang kerja sebagai suatu yang mulia, tidak mengabaikan manusia yang melaksanakan pekerjaan
tersebut. Pandangan atau falsafah yang dimiliki masyarakat menunjukkan hal tersebut yaitu dengan semakin kuatnya permintaan masyarakat untuk
memperhatikan aspek manusia bukan hanya aspek teknologi dan ekonomi dalam setiap usaha
Usaha pencapaian tujuan organisasi tidaklah selalu berjalan dengan lancar, banyak faktor yang mungkin menjadi penyebabnya, ada yang bersifat
teknik maupun prosedural. Akan tetapi faktor manusia menempati posisi yang paling sentral dalam kehidupan organisasi. Artinya, bahwa keberhasilan atau
kegagalan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya pada dasarnya ditentukan oleh unsur manusianya.
Mengingat demikian pentingnya faktor manusia dalam suatu organisasi maka
amat perlu
bagi seorang
pimpinan organisasikantor
pemerintahanperusahaan untuk memikirkan cara-cara yang tepat agar dapat mengoptimalkan tenaga kerja yang dipunyai, dalam hal ini terutama karyawan
yang mempunyai keterampilan, tanggung jawab dan loyalitas yang tinggi terhadap tempat ia bekerja harus dipertahankan.
Dalam diri seseorang terdapat hal-hal yang dapat memotivasi seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya. Berikut ini beberapa teori motivasi
diantaranya adalah : “motivasi merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut dapat menyesuaiakan
d iri terhadap lingkungannya”.
2
Pendapat lain mengatakan motivasi adalah “sesuatu yang menggerakkan atau mendorong seseorang atau kelompok orang,
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu”.
3
Seorang karyawan mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan baik, mungkin pula tidak. Jika bawahan dapat bekerja
dengan baik, itu adalah keinginan dan harapan dari organisasi; namun, jika tugas yang dibebankan tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka seorang
pimpinan perlu mengetahui sebab-sebanya. Pemberian motivasi agar karyawan mau bekerja dengan giat akan berbeda antara karyawan yang satu
dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut sesuai dengan kebutuhan dari karyawan itu sendiri sehingga pimpinan harus tanggap terhadap keinginan
karyawannya. Motivasi merupakan salah satu hal yang paling sering disinggung oleh
pimpinan organisasi. Hal ini membuktikan pentingnya masalah motivasi di dalam kepemimpinan pada sebuah organisasi, baik organisasi pemerintah
maupun swasta. Oleh karena itu seorang pemimpin harus mempunyai pengetahuan yang berhubungan dengan motivasi yang dapat mendorong atau
menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya untuk melakukan suatu perbuatan dan tindakan yang dikehendakinya. Karyawan yang kurang
termotivasi dapat bersikap apatis, tidak acuh terhadap pekerjaan, catatan
2
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001, h. 93
3
Anton Irianto, Kunci Sukses yang Tak Pernah Gagal, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005, h. 53
pengaturan waktu yang buruk, sering absen, dan masalah sejenis lainnya. Pemberian motivasi oleh pimpinan diharapkan dapat meningkatkan semangat
kerja karyawannya. Semangat kerja yang tinggi diperlukan dalam setiap usaha kerja sama
karyawan untuk mencapai tujuan organisasi, karena pencapaian tujuan organisasi adalah sesuatu yang diidam-idamkan oleh setiap organisasi.
Sebaliknya, dengan karyawan yang mempunyai semangat kerja yang rendah akan sukar mencapai hasil yang baik. Bahkan lebih tidak menguntungkan lagi
bagi organisasi, karena apabila saat terjadi kesulitan, karyawan akan mudah menyerah pada keadaan dari pada berusaha untuk mengatasi kesukaran
tersebut. Hal ini tentunya berlainan dengan karyawan yang mempunyai semagat kerja, karena mereka lebih berusaha mengatasi kesulitan dan
melakukan pekerjaannya lebih giat. Dengan demikian, pekerjaan dapat diharapkan lebih cepat diselesaikan dan lebih baik. Pada intinya antara
organisasi atau perusahaan dengan karyawan harus ada saling pengertian dan upaya kerjasama yang baik. Jika kerjasama kedua belah pihak telah terjalin,
maka visi misi organisasi atau perusahaan akan tercapai sesuai harapan. Tentunya pencapaian tersebut akan berdampak positif pada karier karyawan.
Sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Quran:
….. سف اب ا ا رّيغي ّىتح قب ا رّيغيا ها ّ ا
…….
Artinya : …….sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum
sehingga ia merubah dengan dirinya sendiri ……. Q.S. 13. Ar-Ra’d.,
ayat 10
Berdasarkan dalil tersebut jelas bahwa dalam semua aspek kehidupan usaha adalah faktor utama mencapai suatu keberhasilan. Perusahaan harus
berusaha memberikan yang terbaik bagi karyawan misalnya seperti peningkatan kesejahteraan karyawan. Sedangkan bagi karyawan harus
memberikan kontribusi yang maksimal bagi kemajuan perusahaan dengan usaha yang diiringi motivasi tinggi. Sehingga kerjasama kedua belah pihak
dapat saling menguntungkan satu sama lainnya. Oleh karenanya perusahaan berkewajiban memacu motivasi karyawan
dalam bekerja. Dalam mencapai semangat kerja yang tinggi untuk usaha kejasama dalam mencapai tujuan organisasi didasari oleh beberapa faktor
yang memotivasinya, diantaranya adalah pengembangan karir. Pengembangan karier pada dasarnya berorientasi pada perkembangan
organisasiperusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa mendatang. Sedangkan arti pengembangan karier adalah
“usaha yang dilakukan secara formal dan berkelanjutan dengan difokuskan pada peningkatan dan
penambahan kemampuan seorang pekerja ”.
4
Pengembangan karier di Bank Mega Syariah adalah pola pembinaan karyawan yang menggambarkan jalur karier dan menunjukkan keterkaitan dan
keserasian antara jabatan, pangkat dan pendidikan serta pelatihan. Berdasarkan pengamat selama ini, pemberian motivasi terhadap pegawai
Bank Mega Syariah telah melakukan banyak hal, antara lain dengan pemberian penghargaan bagi yang berprestasi, penilaian yang baik,
4
Hadari Nawawi, Manajemen Sumberdaya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif,
Jogjakarta, Gajah Mada University Press, 2001, cet. Ke 4, h. 289
memberikan kesempatan untuk melakukan pendidikan atau pelatihan- pelatihan ke jenjang yang lebih tinggi.
Meskipun pengembangan karier telah diberikan kepada karyawan, pimpinan Bank Mega Syariah Cabang Panglima Polim belum melakukan
penelitian, sehingga belum diketahui seberapa jauh pengaruh pengembangan karier dapat memotivasi kerja karyawan.
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk membahas skripsi ini dengan judul
: “PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN Studi Kasus di
Bank Mega Syariah Cabang Panglima Polim Jakarta Selatan ”.
B. Permasalahan 1.