Strategi: Visi, Misi, dan Strategi Komisi Perlindungan Anak Indonesia

53 8. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. 9. Undang-undang No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. 10. Undang-undang No. 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin. 11. Amandemen Undang-Undang No.3 tahun 1997 tentang Peradilan Anak. 12. Undang-undang No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak SPPA yang berlaku sejak tanggal 1 Agustus 2014. Selain yang disebutkan di atas, berbagai upaya perlindungan anak telah dilakukan oleh kementerianlembaga di tingkat nasional, pemerintah daerah, dan masyarakat Ormas, Orsos, LSM, Media, serta individu dan korporasi yang concern pada perlindungan anak. 75 Berdasarkan hasil wawancara dengan Retno Adji Prasetiadju, 76 Keberhasilan pembangunan perlindungan anak dalam memenuhi hak tumbuh kembang dan kesejahteraan anak ditunjukkan dengan capaian pembangunan di bidang kesehatan dan pendidikan yang semakin baik, serta menurunnya jumlah pekerja anak. Di samping itu, telah disusun pula standar prosedur operasional pemulangan korban perdagangan anak, baik dari dalam wilayah RI maupun lintas batas negara. Peraturan perundang-undangan sebagai basis hukum dalam perlindungan anak juga telah mencatat kemajuan, antara lain, dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 75 Wawancara Pribadi dengan Retno Adji Prasetiadju. Jakarta, 27 Agustus 2014. 76 Wawancara Pribadi dengan Retno Adji Prasetiadju. Jakarta, 27 Agustus 2014. 54 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik khususnya yang terkait pemidanaan terhadap pornografi anak. Kebijakan pemerintah di bidang perlindungan anak diarahkan pada: 77 1. peningkatan akses terhadap pelayanan yang berkualitas, peningkatan partisipasi anak dalam pembangunan, dan upaya menciptakan lingkungan yang ramah anak dalam rangka mendukung tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak. 2. peningkatan perlindungan anak dari kekerasan dan diskriminasi. 3. peningkatan efektivitas kelembagaan perlindungan anak. Dalam rangka mencapai arah kebijakan tersebut, perlindungan anak dilaksanakan melalui tiga fokus prioritas bertujuan untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak, serta meningkatkan perlindungan anak dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi. Tiga fokus prioritas dijabarkan melalui: 78 1. Peningkatan kualitas tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak, antara lain, melalui peningkatan aksesibilitas dan kualitas program pengembangan anak usia dini, peningkatan kualitas kesehatan anak, dan peningkatan pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja. 2. Perlindungan anak dari segala bentuk tindak kekerasan dan diskriminasi, antara lain melalui: peningkatan rehabilitasi dan pelindungan sosial anak, peningkatan perlindungan bagi pekerja anak dan penghapusan pekerja 77 Ibid,. 78 Wawancara Pribadi dengan Retno Adji Prasetiadju. Jakarta, 27 Agustus 2014. 55 terburuk anak dan peningkatan perlindungan bagi anak yang berhadapan dengan hukum. 3. Peningkatan kapasitas kelembagaan perlindungan anak, antara lain, melalui penyusunan dan harmonisasi peraturan perundang-undangan terkait perlindungan anak, peningkatan kapasitas pelaksana perlindungan anak, peningkatan penyediaan data dan informasi perlindungan anak dan peningkatan koordinasi dan kemitraan antar pemangku kepentingan terkait pemenuhan hak-hak anak, baik lokal, nasional, maupun internasional.

D. Pembentukan Kota Layak Anak

Pembangunan perlindungan anak telah dilakukan sesuai dengan Undang- Undang Dasar 1945 pasal 28B ayat 2 bahwa “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. ” 79 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak lebih lanjut telah menegaskan bahwa perlindungan anak mencakup anak yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan, dan mencakup hak-hak anak untuk hidup, tumbuh dan berkembang, mencegah segala bentuk kekerasan, eksploitasi, perdagangan, dan diskriminasi, serta melindungi hak-hak anak untuk didengar pendapatnya. Indonesia juga telah berkomitmen untuk menciptakan dunia yang layak bagi anak World Fit For Children. Sebagai implementasi dari komitmen tersebut pemerintah mencanangkan kebijakan Kabupaten atau Kota Layak Anak. 79 Undang-undang Dasar 1945 pasal 28B ayat 2.