Ratifikasi Konvensi Hak Anak

55 terburuk anak dan peningkatan perlindungan bagi anak yang berhadapan dengan hukum. 3. Peningkatan kapasitas kelembagaan perlindungan anak, antara lain, melalui penyusunan dan harmonisasi peraturan perundang-undangan terkait perlindungan anak, peningkatan kapasitas pelaksana perlindungan anak, peningkatan penyediaan data dan informasi perlindungan anak dan peningkatan koordinasi dan kemitraan antar pemangku kepentingan terkait pemenuhan hak-hak anak, baik lokal, nasional, maupun internasional.

D. Pembentukan Kota Layak Anak

Pembangunan perlindungan anak telah dilakukan sesuai dengan Undang- Undang Dasar 1945 pasal 28B ayat 2 bahwa “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. ” 79 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak lebih lanjut telah menegaskan bahwa perlindungan anak mencakup anak yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan, dan mencakup hak-hak anak untuk hidup, tumbuh dan berkembang, mencegah segala bentuk kekerasan, eksploitasi, perdagangan, dan diskriminasi, serta melindungi hak-hak anak untuk didengar pendapatnya. Indonesia juga telah berkomitmen untuk menciptakan dunia yang layak bagi anak World Fit For Children. Sebagai implementasi dari komitmen tersebut pemerintah mencanangkan kebijakan Kabupaten atau Kota Layak Anak. 79 Undang-undang Dasar 1945 pasal 28B ayat 2. 56 Kota Layak Anak adalah kabupatenkota yang mempunyai sistem pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak. 80 Setiap kabupatenkota berhak menjadi Kota Layak Anak, untuk mewujudkan KLA terdapat pra-syarat sebagai berikut: 81 1. Adanya Kemauan dan komitmen pimpinan daerah:membangun dan memaksimalkan kepemimpinan daerah dalam mempercepat pemenuhan hak dan perlindungan anak yang dicerminkan dalam dokumen peraturan daerah. 2. Baseline data: tersedia sistem data dan data dasar yang digunakan untuk perencanaan, penyusunan program, pemantauan, dan evaluasi. 3. Sosialisasi hak anak: menjamin penyadaran hak-hak anak pada anak dan orang dewasa. 4. Produk hukum yang ramah anak: tersusunnya sedia peraturan perundangan mempromosikan dan melindungi hak-hak anak. 5. Partisipasi anak: tersedia wadah untuk mempromosikan kegiatan yang melibatkan anak dalam program-program yang akan mempengaruhi mereka; mendengar pendapat mereka dan mempertimbangkannya dalam proses pembuatan keputusan. 80 “Definisi KLA,” artikel diakses pada 16 September 2014 dari http:kla.or.idindex.php?option=com_contentview=articleid=377Itemid=95 81 “Kota Layak Anak.” artikel diakses pada 1 September 2014 dari www.kla.or.idindex.php?option=com_contentview=articleid=134:kota-layak- anakcatid=56:artikelItemid=77