Hak Asasi Manusia KERANGKA TEORETIS DAN KONSEPTUAL
24
warga negara sebagai individu manusia harus tetap diberikan. Hatta menjelaskan bahwa:
“hendaklah kita memperhatikan syarat-syarat supaya negara yang kita bikin, jangan menjadi negara kekuasaan, kita menghendaki negara
pengurus, kita membangun masyarakat baru berdasarkan kepada gotong- royong, usaha bersama, tujuan kita ialah membaharui masyarakat. Tetapi
disebelah itu janganlah kita memberikan kekuasaan yang tidak terbatas kepada negara untuk menjadikan negara baru itu suatu fasal, misalnya
fasal yang mengenai warga negara...supaya tiap-tiap warga negara jangan takut mengeluarkan suaranya. Yang perlu disebut disini hak untuk
berkumpul dan besidang atau mensyaratkan dan lain-lain. Formulering- nya atau redaksinya boleh diserahkan kepada panitia kecil. Tetapi
tanggungan ini perlu untuk menjaga, supaya negara kita tidak menajadi negara kekuasaan sebab kita mendasarkan negara kita atas kedaulatan
rakyat.”
39
Pada masa 1945-1950, konsekuensi sebagai suatu negara yang baru berdiri, Indonesia lebih memberikan penekanan kepada hak untuk merdeka, hak
kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan dan hak untuk menyatakan pendapat. Dalam upaya untuk mengimplementasikan hak-hak
asasi tersebut, maka pemerintah RI memberikan sarananya melalui Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 tentang partai politik dengan tujuan untuk
mengatur segala aliran yang ada dalam masyarakat dan pemerintah berharap partai-partai tersebut telah terbentuk sebelum pemilu DPR pada bulan Januari
1946.
40
Kemudian perkembangan HAM di Indonesia cukup mengalami perubahan pada masa 1950-1959. Dimana pada masa itu orientasi terhadap HAM lebih
39
R.M. AB Kusuma, lahirnya Undang-Undang Dasar 1945: menurut Salinan Dokumen Otentik Badan Oentoek Menyelidiki Oesaha-Oesaha Persiapan kemerdekaan, Jakarta: Badan
Penerbit FH UI, t.t, h. 299.
40
Muhamad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia Bandung: PT Refika Aditama, 2013, h. 169.
25
ditekankan pada demokrasi liberal yang menggandeng paham kebebasan individu. Implementasi pemikiran HAM pada periode ini lebih memberi ruang hidup bagi
tumbuhnya lembaga demokrasi yang antara lain:Partai politik dengan berbagai ideologinya, kebebasan pers yang bersifat liberal, pemilihan umum dengan sistem
multipartai, parlemen sebagai lembaga kontrol pemerintah dan wacana pemikiran HAM yang kondusif karena memberikan kebebasan
41
Selanjutnya pada periode 1959-1966, yang pada periode ini Indonesia berada di bawah naungan demokrasi terpimpin. Dengan penerapan demokrasi
terpimpin ini, pemerintah pada masa itu telah melakukan pemasungan HAM, yaitu hak sipil, seperti hak untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pikiran
dan tulisan. Sikap pemerintah bersifat retriktif pembatasan yang ketat oleh kekuasaan terhadap hak sipil dan hak politik warga negara.
42
Lalu perkembangan HAM di era Orde Baru 1966-1998. Dalam era orde baru, HAM dapat dilihat dalam tiga kurun waktu yang berbeda.
1. Awal pemerintahan Presiden Soeharto tahun 1967, berusaha melindungi
kebebasan dasar manusia yang ditandai dengan adanya hak uji materiil judicial riview yang diberikan kepada Mahkamah Agung.
43
2. 1970-1980 pemerintah melakukan pemasungan HAM dengan sikap bertahan
defensif, kekerasan refresif yang dicerminkan dengan produk hukum yang bersifat membatasi retriktif terhadap HAM. Alasan pemerintah adalah bahwa
41
Muhamad erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia Bandung: PT Refika Aditama, 2013, h. 169.
42
Ibid, h. 169.
43
Ibid, h.169.
26
HAM merupakan produk pemikiran barat dan tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila.
44
3. 1990-an HAM tidak lagi hanya bersifat wacana saja melainkan sudah dibentuk
lembaga penegakan HAM, yaitu KOMNAS HAM berdasarkan Keppres No. 50 Tahun 1993, tanggal 7 Juni 1993.
45
Perkembangan selanjutnya 1998-sekarang HAM mendapat perhatian yang resmi dari pemerintah dengan melakukan amandemen UUD 1945 guna menjamin
HAM dan menetapkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia. Serta keluarnya Ketetapan Majelis Pemusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Nomor XVIIMPR998 tentang Hak Asasi Manusia.
46
Perkembangan hak asasi manusia di Indonesia semakin pesat. hal tersebut dapat ditunjukkan oleh
dengan semakin banyaknya instrumen Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB tentang hak asasi manusia yang diratifikasi oleh peraturan perundang-undangan nasional
kita. Artinya bahwa pemerintah memberi perlindungan yang signifikan terhadap kebebasan HAM dalam semua aspek, yaitu aspek hak politik, hak sosial, hak
ekonomi, hak budaya, hak keamanan, hak hukum, dan hak pemerintahan.
47
44
Ibid, h. 170.
45
Ibid, h. 170.
46
Rozali Abdullah, Syamsir, Perkembangan HAM dan Keberadaan Peradilan HAM di Indonesi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004, h. 16.
47
Muhamad erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia Bandung: PT Refika Aditama, 2013, h. 170.
27
Gambar 2: Perkembangan HAM di Indonesia
Perkembangan HAM di Indonesia 1945
-1950 Penekanan kepada hak untuk merdeka, hak
kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan dan hak untuk menyatakan pendapat.
Tumbuhnya partai-partai politik dengan beragam ideologinya
Kebebasan pers yang bersifat liberal Pemilihan umum dengan sistem multipartai
Parlemen sebagai lembaga kontrol pemerintah
1966 -1998
Pertam a 1967
Berusaha melindungi kebebasan dasar
manusia Adanya hak uji
materiil kepada Mahkamah Agung
Kedua 1970-1980
Pemasungan HAM dengan sikap represif
Produk hukum yang bersifat restriktif
Ketiga 1990-an
Dibentuknya KOMNAS HAM
1999 -sekarang
Membe rikan
perlindungan HAM
Hak pemerintah hak sosial, hak politik, hak
budaya, hak keamanan, hak hukum, hak ekonomi.
Sumber :
Muhamad erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia Bandung: PT Refika Aditama, 2013, h. 170.
28