18
Gambar 1 : Tahap-tahap Perumusan Kebijakan
Sumber :
William N Dunn, Pengantar Analisi Kebijakan Publik Yogyakarta: Gadjah Mada university Press, 2003, h. 24-25.
C. Tindak Kekerasan, Perlindungan terhadap anak
Untuk menghindari dari pengertian dan penafsiran yang berbeba-beda dalam beberapa istilah, maka peneliti memberikan beberapa pengertian istilah
istilah dalam penelitian ini. 1.
Pengertian Anak Anak diartikan sebagai keturunan kedua dan setiap orang dibawah usia 18
tahun. Anak pada hakekatnya adalah seorang yang berada pada suatu masa perkembangan tertentu dan mempunyai potensi untuk menjadi dewasa.
25
2. Pengertian Tindak Kekerasan
Kekerasan terhadap anak merupakan segala bentuk perbuatan dan tindakan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis,
maupun seksual yang terjadi kepada anak.
25
Wasty soemanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, cet ke-3, h. 66.
Perumusan Masalah Peramalan Formulasi
Kebijakan Rekomendasi Adopsi
Kebijakan Pemantauan Implementasi
Kebijakan Penilaian Evaluasi
Kebijakan
19
Kekerasan Menurut galtung, kekerasan terjadi bila manusia dipengaruhi sedemikian rupa sehingga realisasi jasmani dan mental aktualnya berada di bawah
realisasi potensialnya. Dalam definisi tersebut kekerasan bukan hanya soal memukul, melukai, menganiaya, sampai membunuh, tetapi lebih luas dari itu.
Negara menelantarkan rakyatnya sehingga banyak yang menderita kelaparan sampai mati, itu juga termasuk kekerasan. Penyalahgunaan kekuasaan dan
wewenang, dana dan sumber daya yang lain demi segelintir pejabat, itu juga termasuk kekerasaan.
26
3. Pengertian Perlindungan Anak
Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
27
Perlindungan khusus adalah perlindungan yang diberikan kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok
minoritas dan terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika,
alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya napza, anak korban penculikan, penjualan, perdagangan, anak kekerasan baik fisik dan atau mental, anak yang
menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran.
28
26
I Warsana Windhu, Melawan Kekerasan Tanpa Kekerasan: Dimensi Kekerasan, Tinjuan Teoritis atas Fenomen KekerasanYogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000, h. 13.
27
Undang-undang Republik indonsia nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. pasal I Butir 2.
28
Ibid, 15.