Hak Asasi Anak KERANGKA TEORETIS DAN KONSEPTUAL
32
Masalah keluarga adalah faktor utama terjadinya kekerasan. Masalah keluarga ini biasanya mengenai hal Perebutan hak kuasa asuh, akses bertemu
anak, anak kabur dari rumah atau melarikan anak, anak hilang, pengangkatan anak adopsi domestik, pengangkatan anak adopsi mancanegara, anak nakal,
penelantaran anak atau ekonomi, pengakuan anak temuan, dan pengasuhan anak bermasalah.
3. Agama dan Budaya
Agama menjadi tiangnya iman seseorang jika agama disalahartikan maka dapat menimbulkan kekerasan seperti: Ajaran menyimpang jihad, terorisme,
konflik antar agama kawin campur atau lintas agama, paksaan agama, tayangan yang tidak layak anak, budaya seks bebas, sarana hiburan rekreasi dan budaya
bermasalah atau berbahaya, layanan keagamaan anak keluarga, panti, lembaga pendidikan, perkawinan sirih anak atau pernikahan anak di bawah umur.
4. Hak Sipil dan Partisipasi
Anak dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa, sehingga Negara berkewajiban
memenuhi hak setiap anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi, perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi. Negara,
pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak, karena anak dari sisi
33
perkembangan fisik dan psikis manusia merupakan pribadi yang lemah, belum dewasa dan masih membutuhkan perlindungan.
54
Salah satu hak anak yang paling wajib dipenuhi adalah masalah sipil dan kebebasan. Namun, pada kenyataannya banyak temuan yang menunjukkan bahwa
rendahnya penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan terkait hak sipil dan kebebasan anak. Masalah dominan dalam kerangka bidang sipil dan kebebasan
yang selama ini terjadi meliputi: hak nama dan kewarganegaraan, hak mempertahankan identitas, hak kebebasan menyatakan pendapat, dan hak akses
kepada informasi yang layak, hak akta kelahiran. 5.
Kesehatan dan Napza Masalah kekerasan jenis ini biasaya sering ditemui pada kasus Mal
praktek, penahanan anak di rumah sakit, gizi buruk, anak penyandang cacat, anak keracunan, penyakit menular dan wabah penyakit HIVAIDS, kematiaan anak di
rumah sakit, fasilitas dan pelayanan kesehatan yang kurang memadai, anak pengguna NAPZA rokok, minuman keras, narkotika, dsb.
6. Pendidikan
Tindak kekerasan memang tidak diinginkan oleh siapapun,apalagi di bidang pendidikan yang seharusnya menyelesaikan masalah dengan cara
edukatif.kekerasan bukan hal yang wajar apalagi di dunia pendidikan tetapi masih banyak tindak kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan ini bisa terjadi antara
54
“Pemenuhan Hak Anak atas Akta Kelahiran dan hak Sipil,” artikel diakses pada 17 September 2014 dari http:www.kpai.go.idartikelpemenuhan-hak-anak-atas-akta-kelahiran-
merupakan-bagian-dari-hak-sipil-yang-harus-dilindungi-konstitusi
34
murid dengan murid atau guru dengan murid.
55
Kekerasan dalam dunia pendidikan dapat dijumpai seperti: Tawuran pelajar, diskriminasi pendidikan atau
intimidasi, sarana dan prasarana sekolah kurang, bulliying, anak membolos sekolah, anak putus sekolah, tidak lulus ujian sekolah, anak korban kebijakan
pungli di sekolah, penyegelan sekolah, tidak boleh ikut ujian, dsb, media pembelajaran atau buku pelajaran yang tidak mendidik.
7. Pornografi dan Cyber Crime
Dengan maraknya Media online yang saat ini menjadi akses semua orang dalam melakukan berbagai kegiatan sangat mudah didapatkan oleh anak-anak
yang tak jarang lepas dari pengawasan orangtua. Anak-anak dapat dengan mudahnya mengakses semua hal dalam media online dan pada akhirnya tidak
jarang anak-anak menjadi korban dari media online tersebut termasuk: Kekerasan seksual online, anak korban pornografi atau pornoaksi dari internet, CD, material
cetak, perilaku orang lain, sumber lainnya, kepemilikan media pornografi. 8.
ABH dan Kekerasan Anak berkonflik dengan hukum. Kekerasan fisik, kekerasan psikis,
kekerasan seksual pemerkosaan, sodomi, pencabulan, pedofilia, pembunuhan, pencurian, kecelakaan lalu lintas, bunuh diri, aborsi, kepemilikan senjata tajam,
dan penganiayaan. 9.
Trafficking dan Eksploitasi Tindak kekerasan ini sangat banyak ditemui di Indonesia. Banyak anak-
anak yang menjadi korban atas tindakan yang dilakukan oleh orang dewasa yang
55
“Kekerasan dalam Dunia Pendidikan,” artikel diakses pada 17 September 2014 dari http:edukasi.kompasiana.com20140826kekerasan-dalam-dunia-pendidikan-683168.html
35
menjadikan anak sebagai: Eksploitasi seks komersil anak, eksploitasi ekonomi dan pekerja anak, perdagangan anak trafficking, dan prostitusi anak online.
Berdasarkan penjelasan mengenai masalah kekerasan diatas, dapat dikatakan bahwa masih banyak masalah kekerasan dalam bentuk apapun yang
ditemui di sekitar kita. Namun penanganan yang maksimal belum juga diberikan dan didapatkan. lagi-lagi pihak orangtua, masyarakat dan pemerintah lah yang
bertanggungjawab atas penanganan dan penyelesaian masalah kekerasan tersebut.