Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
5
4. Kekerasan di Tempat Penitipan Anak
Tempat penitipan anak Pertamina, RAN anak 14 bulan yang dititipkan oleh ibunya dipenitipan Pertamina dikarenakan sang ibu harus bekerja pada 29
Agustus 2014. Setelah sang ibu kembali ketempat tersebut telah mendapati adanya luka memar kemerahan pada pipi kiri anaknya. Sang ibu curiga dan
langsung melapor kepada polisi diduga kuat telah terjadi kekerasan terhadap RAN yang dilakukan oleh pengasuh yang bekerja dipenitipan tersebut.
6
Kekerasan merupakan sebuah ekspresi baik yang dilakukan secara fisik ataupun secara verbal
yang mencerminkan pada tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang.
Berdasarkan data yang dimiliki Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI, kasus kekerasan terhadap anak selama kurun waktu 2011-2014
jumlahnya melonjak drastis. Pada tahun 2011 hanya terjadi 2178 kasus, tahun 2012 jumlahnya meningkat menjadi 3512 kasus, pada tahun 2013 kasus tindak
kekerasan terhadap anak menjadi 4311 kasus. tetapi pada tahun 2014 sepanjang Januari-Juni jumlah 1622 kasus. Dapat dilihat pada tabel 1 dari data tersebut.
7
6
“Kekerasan Pada Anak Pipi Anak Memar di Tempat Penitipan,” Kompas, 5 September 2014, h. 27.
7
Wawancara Pribadi dengan Retno Adji Prastiaju Kepala Sekretariat KPAI, Jakarta 27 Agustus 2014.
6
Tabel : 1 Data tingkat kekerasan terhadap anak pada tahun 2011-2014
Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI
No. Tahun
Kasus 1
2011 2178
2 2012
3512 3
2013 4311
4 2014
1622 Januari - Juni Sumber: Data Sekunder dari KPAI
Melihat kasus-kasus diatas, maka negara perlu turun tangan melakukan pencegahan dan mengatasi tindak kekerasan terhadap anak karena tindak
kekerasan dapat dikatakan sebagai penyimpangan terhadap Hak Asasi Manusia. Membahas mengenai HAM berarti membahas dimensi kehidupan
manusia. HAM, ada bukan karena diberikan oleh masyarakat dan kebaikan dari negara, melainkan berdasarkan dari martabatnya sebagai manusia.
8
Pengakuan atas eksistensi manusia menandakan bahwa manusia sebagai makhluk hidup
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT patut memperoleh apresiasi secara positif.
Menurut Teaching Human Rights yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB, hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada
setiap manusia, yang tanpa hak-hak manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
9
8
Franz magnis Suseno, Etika Politik: Prinsip-Prinsip Moral dasar Kenegaraan Modern Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001, h. 121.
9
A Ubaedillah, dkk., demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2003, h. 252.
7
Menurut John Locke, hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodrati.
Karena sifatnya yang demikian maka tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabut hak asasi setiap manusia. Ia adalah hak dasar setiap manusia yang
dibawa sejak lahir sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa bukan pemberian manusia atau lembaga kekuasaan.
10
Undang-Undang nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. dijelaskan bahwa “Hak Asasi Manusia HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi
dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindunga
n harkat dan martabat manusia.”
11
Hak-hak asasi manusia berarti hak-hak yang melekat pada manusia berdasarkan kodratnya, jadi hak-hak yang dimiliki manusia sebagai manusia.
12
Maka kita tidak boleh mengecualikan kelompok-kelompok manusia tertentu. Sudah melekat pada pengertian hak-hak manusia itu sendiri, bahwa hak-hak asasi
manusia harus difahami dan dimengerti secara universal. Memerangi atau menentang universalitas hak-hak asasi manusia berarti memerangi dan menentang
hak-hak manusia.
10
Franz Magnis Suseno, Etika Politik Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992, h. 220.
11
A Ubaedillah, dkk., demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2003, h. 252.
12
Gunawan Setiardja, hak-hak asasi manusia berdasarkan ideologi pancasila Yogyakarta: Kanisius anggota IKAPI, 1993, h. 73.
8
Upaya pencegahan tindak kekerasan terhadap anak bukan hanya tugas orangtua dan masyarakat tetapi negara ikut andil dalam hal tersebut. Negara
adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.
13
Tujuan Negara Menurut Roger H. Soltau,
14
adalah memungkinkan rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin dan menciptakan keadaan dimana rakyat dapat
mencapai keinginan-keinginan mereka secara maksimal. Kata Harold J. Laski.
15
Melihat kasus-kasus kekerasan terhadap anak semakin meningkat setiap tahunnya, maka pemerintah diharapkan bisa mengatasi dan mencegah tindak
kekerasan terhadap anak dengan cara mengeluarkan kebijakan-kebijakan, lembaga-lembaga pemerintah yang menangani perlindungan anak. Memberikan
sanksi tegas terhadap pelaku kekerasan dan melakukan pengawasan terhadap kebijakan yang telah dikeluarkan.