Kedatangan Bangsa Jepang Awal Mula Kedatangan Kolonialisme

93 Sungguh terjadi berbagai serangan antar keduanya hingga akhirnya Raja Sulaiman dan pasukan perang Bugis berhasil merebut kembali tahta Kesultanan Johor dari Sultan Abdul Jalil Riayat Syah dan mengukuhkan kedaulatannya di pedalaman Johor. Sedangkan Sultan Abdul Jalil Riayat Syah berhijrah ke Bintan dan disanalah Sultan Abdul Jalil Riayat Syah membangun kekuatan. Pada tahun 1723 M, telah mendirikan sebuahkerajaan Melayu Islam baru dibibir Sungai Jantan Siak yang nantinya bernama Kesultanan Siak Sri Indrapura. Dalam melakukan jajahannya, kolonial Belanda menerapkan cara yang efektif, yakni dengan cara politik adu domba antar keluarga sultan hingga timbul kegoncanggan. Seperti apa yang telah terjadi pada masa Sultan Siak ke-III, Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaluddin Syah dengan Tengku Alam. Saat ituTengku Alam meminta bantuan kepada Belanda untuk mengambil alih tahta kerajaan dari tangan Sultan Siak ke-III, Tengku Alam berhasil merebut tahta kerajaan yang disokong oleh Belanda dan dirinya menjadi Sultan Siak ke-IV dengan gelar Sultan Abdul Jalil Pasal II Monopoli dan perdagangan di seluruh daerah kerajaan Pasal III Melarang bagsa Arab bermukim di daerah Johor sebagai pedagang mereka harus membayar pajak yang tinggi sekali. Pasal IV Sampai Sultan menjadi akil baligh kompeni diberikan hak monopoli dalam perdagangan bahan pakaian, uang kontan, timah, dan emas sepanjang Sungai Siak dengan izin dapat mendirikan sebuah rumah kayu di sana. Bendahara diizinkan sekali dalam setahun mengirim sebuah kapal kecil berisi bahan pakaian ke sana. Pasal V Perdagangan bebas antara Johor dan Melaka Pasal VI Penduduj sepanjang Sungai Siak berhak menjual bahan-bahan kayu kepada kompeni.Syahbandar Johor yang ada di Sabah Auh tidak boleh menghalang-halangi perdagangan kompeni. Pasal VII Rakyat Johor diperbolehkan berdagangan sepanjang Sungai Siak dalam barang- barang makanan dan barang-barang kecil.Perahu-perahu mereka harus patuh pada pemerikasaan yang dilakukan oleh kompeni untuk memerikasa barang-barang larangan. Pasal VIII Penyerahan timbal balik dari budak-budak yang melarikan diri dan penghiantan-penghianatan.Penculikan manusia dihukum dengan hukuman mati.Untuk memberikan contoh budak yang melarikan diri yang pertama dihukum mati. Pasal IX Rakyat-rakyat Johor tidak boleh diganggu oleh kapal-kapal perang kompeni di Sungai Siak dan sekitar Bengkalis.Tetapi orang-orang Johor yang mengganggu dapat dihukum. Pasal X Johor wajib membantu perdagangan kompeni dan wajib melaksanakan kontrak ini sebaik mungkin.Lihat selengkapnya Tim Penulisan Universitas Riau, Sejarah Riau, Pekanbaru, 1976, hal. 224. 94 Alamuddin Syah 1766-1780 M. Pada saat menjalani pemerintahannya Sultan Alamuddin Syah menjadikan Tengku Muhammad Ali sebagai Raja Muda. Berlanjut pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Ali sebagai pewaris tahta kerajaan, karena dirinya sebagai anak dari Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah. Dalam menjalani pemerintahan yang dibantu oleh panglima perang yang sebagai adik sepupu yang bernama Syarif Ali, karena Syarif Ali anak dari Syarif Usman. Pada masa ini pengaruh Belanda tidak terlalu kuat dan pihak Belanda tidak mendapatkan keuntungan apapun. Sehingga Belanda melepas tangan dan tidak ingin membantu Kesultanan Siak Sri Indrapura karena sudah melanggar perjanjian pada tahun 1761 M. Masuk pada masa pemerintahan yang keenam Sultan Yahya Abdul Jalil Muzaffar Syah merupakan anak dari Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaluddin Syah dari isterinya Tengku Tipah seorang puteri dari Sultan Mansyur Syah Marhum Janggut dari Kesultanan Terengganu. Dalam menjalani pemerintahannya, Sultan Yahya selalu didesak oleh Belanda untuk menindak lanjuti perjanjian tahun 1761 M, agar segera direvisi kembali karena ada beberapa perubahan pasal, kemudian diadakan lagi perjanjian pada tahun 1783 M. Dalam perjanjian ini menyatakan kerja sama perdagangan oleh pihak Belanda. Ketentuan yang telah disepakati oleh kedua pihak antaralain salah satunya adalah, timah yang berasal dari Rokan akan dijual kepada Belanda. Begitu cerdiknya cara Belanda untuk mengambil hati agar Sultan Yahya tidak menyadari bahwasannya pihak Belanda telah diuntungkan dari perjanjian tersebut, dengan memberikan hadiah berupa alat perang yang terdiri dari Senapan, Meriam