karimah, rendah hati, berani, menciptakan nuansa keakraban, sabar dan mengekang hawa nafsu, baik dalam tutur kata dan tidak egois.”
55
Abdurrahman An-Nawawi menyebutkan bahwa sifat-sifat seorang pendidik guru agama adalah sebagai berikut:
1 Seorang pendidik harus memiliki sifat rabbani.
2 Seorang guru hendaknya menyempurnakan sifat rabbaniahnya dengan
keikhlasan. 3
Seorang pendidik hendaknya mengajarkan ilmunya dengan sabar. 4
Ketika menyampaikan ilmunya kepada anak didik, seorang pendidik harus memiliki kejujuran dengan menerapkan apa yang dia ajarkan dalam
kehidupan pribadinya. 5
Seorang guru harus senantiasa meningkatkan wawasan, pengetahuan dan kajiannya.
6 Seorang pendidik harus cerdik dan terampil dalam menciptakan metode
pengajaran yang variatif serta sesuai dengan situasi dan materi pelajaran. 7
Seorang guru harus mampu bersikap tegas dan meletakkan sesuatu sesuai proporsinya sehingga dia akan mampu mengontrol dan menguasai siswa.
8 Seorang guru dituntut untuk memahami psikologi anak, psikologi
perkembangan, dan psikologi pendidikan. 9
Seorang guru dituntut untuk peka terhadap fenomena kehidupan sehingga ia mampu memahami berbagai kecenderungan dunia beserta dampak dan
akibatnya terhadap anak didik, terutama dampak terhadap akidah dan pola pikir mereka.
56
Dari berbagai pendapat yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa sifat dan karakteristik yang harus dimiliki seorang guru agama adalah takwa
kepada Allah SWT, berpengetahuan luas, berkepribadian pancasila, kreatif, professional, dan menyenangkan.
2. Tugas dan Peran Guru PAI
a. Tugas Guru PAI
Men urut H Malayu, Secara sederhana “tugas guru adalah mengarahkan
dan membimbing para murid agar semakin meningkat pengetahuannya,
55
Fuad bin AbdJakarta: Zikrul Hakim,2005, Cet.2,h.2-36
56
Abdurrahman An-Nawawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Press,1995,Cet.1,h.170-174
semakin mahir keterampilannya, dan semakin terbina serta berkembang potensinya.”
57
Para ahli mengemukakan berbagai macam pandangannya dalam mendefinisikan tugas guru PAI, diantaranya adalah
Menurut Moh. Uzer Usman pada bukunya yang berjudul Menjadi Guru Profesional
“tugas guru dikelompokkan menjadi tiga, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas dalam bidang kemanusiaan dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan.”
58
Penjelasan sebagai berikut: 1
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi. Sedangkan
melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa.
2 Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat
menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua bagi siswanya. Ia harus mampu menarik simpati para siswanya dengan tujuan memotivasi belajar
siswanya dan mematuhi peraturan yang berlaku di sekolah. Ia harus bisa membantu siswanya ketika mengalami kesulitan belajar atau ia bisa
menjadi solusi bagi siswa yang menghadapi masalah.
3 Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan. Ini berarti guru berkewajiban
mencerdaskan kehidupan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia yang berdasarkan pancasila.
59
Menurut Zakiah Daradjat, secara umum ada tiga unsur tugas dan tanggung jawab guru, yaitu: “tugas sebagai pengajar, sebagai pembimbing, dan
sebagai administrator kelas.”
60
Ketiga tugas ini harus berjalan dengan serasi dan seimbang.
1 Tugas guru sebagai pengajar. Dalam halini lebih ditekankan pada tugas
merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini guru dituntut untuk memiliki seangkaian pengetahuan dan keterampilan
tekhnis mengajar, di samping menguasai ilmu atau materi yang akan disampaikan.
2 Tugas sebagai pembimbing. Dalam hal ini guru diharapkan dapat
memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang
57
H . Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:Bumi Aksara,2009 h.195-198.
58
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional …., h.6
59
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional …., h.7
60
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta:Bumi Aksara,1995,Cet.Ke-2,h.265
dihadapi siswa, sebab tugas guru tidak hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan, tetapi juga menyangkut pengembangan
kepribadian dan pembentukan nilai-nilai para siswa.
3 Tugas administrasi. Tugas guru sebagai administrator adalah sebagai
pengelola kelas dalam proses atau interaksi belajar mengajar
61
. Selanjutnya menurut pendapat Abu Ahmadi, Widodo Supriono merinci
tugas-tugas guru berpusat pada: 1
Mendidik anak dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka panjang maupun jangka pendek.
2 Memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman-pengalaman
belajar yang memadai. 3
Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri.
62
Menurut Ahmad D. Marimba, tugas pendidik dalam pendidikan Islam adalah: membimbing dan mengenal kebutuhan atau kesanggupan peserta
didik, menciptakan situasi yang kondusif bagi berlangsungnya proses kependidikan, menambah dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki
guna ditransformasikan kepada peserta didik, serta senantiasa membuka diri terhadap seluruh kelemahan dan kekurangannya.
63
Imam Ghazali mengemukakan bahwa, tugas pendidik yang utama adalah “menyempurnakan, membersihkan, mensucikan, serta membawa hati manusia
untuk taqarrub ila ALLAH. ”
64
Jadi dapat disimpulkan bahwa, guru agama tidak hanya bertugas melaksanakan pendidikan agama dengan baik, tetapi guru agama juga harus
bisa mengarahkan peserta didik untuk mengenal Allah lebih dekat melalui seluruh ciptaannya.
b. Peran Guru
Guru pendidikan agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal perkembangan jiwa dan tingkah laku anak didik agar mempunyai akhlak
61
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus....,Cet.Ke-2,h.266
62
A. Abu Ahmadi, Widodo Supriono, Psikologi Belajar, Jakarta:PT Rineka Cipta,2000,h.104
63
Al-Rasyid, Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis, Jakarta:PT Ciputat Press, 2005, Cet Ke-2,h.44
64
Al-Rasyid, Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam…, h.44
yang baik. Sebelum membahas tentang peran guru PAI, penulis akan mengemukakan pengertian tentang peran terlebih dahulu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata peran diartikan dengan “Perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan
dalam masyarakat.”
65
Sedangkan, Menurut Wahjosumijo, peran adalah “Sejumlah tanggung jawab atau tugas yang dibebankan dan harus
dilaksanakan oleh seseorang.”
66
Selanjutnya, Soerjono Soekanto mengatakan, “Peranan role merupakan aspek dinamis kedudukan status. Apabila
seeorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan.”
67
Pendapat Koentjaraningrat yang dikutip oleh Soleman B. Toneko dalam Struktur dan Proses Sosial Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan
mengatakan bahwa “Adapun segala cara berlaku dari individu-individu untuk memenuhi kewajiban dan untuk mendapatkan hak-hak tadi, merupakan aspek
dinamis dari status atau kedudukan. Cara-cara berlaku itu disebut peranan, yang dalam bahasa asingnya disebut role.
”
68
Berdasarkan pendapat para ahli di atas disimpulkan bahwa peranperanan adalah sejumlah tugas dan kewajiban atau tanggung jawab yang harus
dijalankan oleh seseorang yang menempati suatu kedudukan. Jadi yang dimaksud dengan peran guru adalah sejumlah tugas dan
kewajiban atau tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh seorang guru dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah.
Selanjutnya Menurut Moh.Uzer Usman, peran guru di bagi beberapa macam, diantaranya sebagai berikut:
a. Guru sebagai demonstrator
65
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Ed. 3, h. 854.
66
Wahjosumijo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta: Raja Grafingo Persada, 2007, h. 155
67
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, Ed. Baru, h. 243.
68
Soleman B. Taneko, Struktur dan Proses Sosial, Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan, Jakarta: Rajawali, 19900, Ed. 1, Cet. 2, h. 88.
Sebagai demonstrator atau yang biasa disebut pengajar, sudah seharusnya guru menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan dipelajari dan
disampaikan. b.
Guru sebagai pengelola kelas Sebagai pengelola kelas hendaknya guru mampu mengatur, mengarahkan
dan mengkondisikan kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.
c. Guru sebagai mediator dan fasilator
Sebagai mediator hendaknya seorang guru memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup mengenai media pendidikan dan guru harus mampu
mengusahakan sumber belajar yang berguna bagi anak didik untuk menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, seperti
penggunaan nara sumber berupa buku teks, majalah, surat kabar atau audio visual.
d.
Guru sebagai evaluator Sebagai evaluator guru harus melakukan penilaian dalam satu kali proses
belajar mengajar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan yang telah dirumuskan, dan apakah materi yang sudah dipelajari
sudah sesuai atau sebaliknya. Selain itu juga guru harus mampu melakukan penilaian terhadap siswa selama proses pembelajaran, hal ini bertujuan agar
prestasi siswa dapat diketahui dan diklasifasikan.
69
Sedangkan menurut
Im am Musbikin, dalam bukunya “Guru yang
Menakjubkan ”, mengemukakan enam peran guru, diantaranya:
a. Guru sebagai korektor
Seorang guru harus dapat membedakan nilai yang baik dan yang buruk. Semua nilai yang baik harus terus dipertahankan dan nilai yang buruk harus
dihilangkan dari watak dan jiwa anak didik. b.
Guru sebagai inspirator Seorang guru harus menjadi petunjuk yang baik bagi kemajuan anak
didik. Guru harus dapat memberi petunjuk bagaimana belajar yang baik c.
Guru sebagai organisator Seorang guru harus memiliki kegiatan pengelolaan akademik, menyusun
tata tertib sekolah, menyusun kalender akaemik dan sebagainya. d.
Guru sebagai motivator Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bersemangat dan aktif
belajar. Peran ini sangat penting dalam interaksi edukatif. e.
Guru sebagai inisiator Seorang guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam
pendidikan dan pengajaran. Bukan mengikuti terus tanpa mencetuskan ide- ide inovasi.
f. Guru sebagai pembimbing
69
Moh . Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional..h.9-11
Seorang guru harus bisa membimbing muridnya yang masih anak-anak menjadi manusia dewasa sehingga memiliki kecakapan dan mandiri.
70
Adi W. Gunawan, dalam bukunya
Genius Learning Strategy menambahkan, Guru sebagai katalisator. Peran guru sebagai katalisator
adalah membantu anak didik dalam menemukan talenta dan kelebihan mereka. Disini guru bertindak sebagai pembimbing, membantu
mengarahkan dan mengembangkan aspek kepribadian, karakter, emosi serta aspek intelektual anak didik. Kemudian guru juga harus mampu
menumbuhkan dan mengembangkan rasa cinta murid akan proses pembelajaran.
71
Menurut Oemar Malik yang mengutip pendapat Adam dan Dickey, bahwa peran guru sesungguhnya sangat luas, meliputi:
a. Guru sebagai pengajar teacher as instructor.
b. Guru sebagai pembimbing teacher as counsellor.
c. Guru sebagai ilmuwan teacher as scientist.
d. Guru sebagai pribadi teacher as person.
72
Dari penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa guru memiliki peran yang penting dalam mendorong keberhasilan siswa sehingga
seorang guru harus dapat memahami cara-cara yang digunakan untuk menjadikan siswa disiplin karena guru yang disiplin maka akan menghasilkan
siswa yang disiplin pula.
3. Guru Agama sebagai Motivator