Pada usia 3 tahun pertama, pertumbuhan otak anak sangat pesat. Di usia ini, ia menjadi peniru perilaku yang sangat piawi.
9 Membantu  anak  yang  sulit,  misalnya  anak  yang  hiperaktif,
perkembangan  terlambat.  Dengan  menerapkan  disiplin,  maka  anak dengan kebutuhan khusus tersebut akan mampu hidup lebih baik.
10 Menumbuhkan kepatuhan
Hasil  nyata  dari  penerapan  disiplin  adalah  kepatuhan.  Anak  akan menuruti aturan yang diterapkan orang tua atas dasar kemauan sendiri.
30
Berdasarkan  penjelasan  di  atas,  penulis  dapat  menyimpulkan  bahwa fungsi  kedisiplinan  adalah  membuat  siswa  menjadi  lebih  tertib  dan  teratur
dalam  menjalankan  kehidupannya,  serta  siswa  juga  dapat  mengerti  bahwa kedisiplinan  itu  amat  sangat  penting  bagi  masa  depannya  kelak,  karena  dapat
membangun  kepribadian  siswa  yang  kokoh  dan  bisa  diharapkan  berguna  bagi semua  pihak.  Dengan  disiplin  yang  dimiliki  siswa  diharapkan  akan  dapat
mengendalikan  perilakunya  serta  dapat  membimbing,  mengarahkan  serta menjadi  pendorong  bagi  anak  dalam  mencapai  apa  yang  menjadi  tujuan  dan
cita-citanya.
4. Cara Menanamkan Disiplin
Disiplin  harus  ditanamkan  dan  ditumbuhkan  dihati  para  siswa,  sehingga disiplin  itu  akan  tumbuh  dari  hati  sanubari  anak  itu  sendiri.  Adapun  langkah-
langkah untuk menanamkan disiplin pada anak  menurut Alisuf Sabri  adalah: a.
Dengan Pembiasaan Menurut  Alisuf  Sabri,  Anak  dibiasakan  hidup  atau  melakukan  sesuatu
dengan  tertib,  baik  dan  teratur.  Misalnya  berpakaian  rapi,  masuk  dan  keluar kelas dengan teratur, menyimpan tas dan sepatu  pada tempatnya dengan baik,
makan  dan  tidur  pada  waktunya,  dan  sebagainya  sampai  semua  hal  biasa dilakukan dengan tertib dan teratur.
31
Selain  yang  dicontohkan  oleh  Alisuf  Sabri,  ada  contoh  lain  dalam membiasakan  anak  untuk  disiplin,  seperti:  siswa  diharuskan  memakai
seragam  lengkap  sesuai  dengan  jadwal  yang  telah  ditetapkan,  maka  wujud dari  pembiasaan  adalah  adanya  pemeriksaan  kerapian  berpakaian  yang
dilakukan  oleh  guru  kepada  siswa.  Contoh  lainnya  adalah  pelaksanaan upacara  bendera.  Karena  dalam  pelaksanaan  upacara  bendera  banyak  hal
30
Nakila , Manfaat Disiplin, http:axel-nakila-hiariej.blogspot.com20090415-manfaat- disiplin.html
31
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan ….,h.40
yang  jika  dijalankan  dengan  baik  maka  hal  itu  akan  mempunyai  pengaruh yang  baik  untuk  kedisiplinan.  Seperti  deretan  barisan  yang  lurus,  sikap
sempurna  yang  benar,  kepatuhan  memenuhi  aba-aba,  tidak  berbicara  sendiri ketika  pembina  upacara  menyampaikan  amanat  dan  mendengarkan  dengan
tertib semua pengumuman sekolah adalah sejumlah perbuatan yang dilakukan oleh siswa dalam upacara yang akan mendatangkan rasa hormat kepada para
guru dan menjalankan peraturan yang telah ada.
32
b. Contoh dan tauladan
Menurut Alisuf Sabri, Untuk menanamkan disiplin agar anak terbiasa hidup dan  melakukan  segala  sesuatu  dengan  tertib,  baik  dan  teratur  perlu  didukung
oleh adanya contoh dan teladan dari pihak orang tua di rumah dan dari guru di sekolah.  Tanpa  adanya  contoh  dan  tauladan  dari  pihak  orang  tua  dan  guru
maka membiasakan yang ditanamkan kepada anak akan dilakukan dengan rasa terpaksa  sehingga  tidak  mungkin  dapat  membentuk  rasa  disiplin  dari  dalam
self  discipline.  Seorang  pendidik  mempunyai  peranan  yang  sangat  penting dalam  mencapai  tujuan  pendidikan.  Selain  sebagai  pembimbing,  guru  juga
sebagai  inspirasi  bagi  para  siswanya  dalam  bertingkah  laku,  termasuk  dalam berdisiplin. Misalnya saja, siswa harus datang atau tiba di sekolah sebelum bel
masuk  berbunyi,  maka  guru  seharusnya  berada  di  sekolah  maksimal  sebelum jam  pelajaran  dilaksanakan.  Keteladanan  merupakan  hal-hal  yang  baik  yang
harus ditampilkan oleh para guru melalui sikap dan perbuatan,  yang termasuk didalamnya  penampilan  kerja  dan  penampilan  fisik.  Maka  posisi  para  siswa
adalah sebagai peniru dari perbuatan baik tersebut. Jadi jangan berharap siswa akan berdisiplin jika pihak guru di sekolah tidak disiplin.
33
c. Dengan Penyadaran
Menurut Alisuf Sabri, Selain dengan menanamkan pembiasaan yang disertai dengan contoh dan tauladan dari pihak orang tua dan guru, maka apabila  anak
yang  mulai  kritis  pikirannya,  sedikit  demi  sedikit  harus  diberikan  penjelasan- penjelasan  tentang  pentingnya  peraturan-peraturan  itu  diadakan.  Anak  lambat
laun  akan  menyadari  kegunaan  peraturan  tersebut.  Apabila  kesadaran  telah timbul, maka pada diri anak telah tumbuh disiplin diri.
d.
Dengan Pengawasan Pengawasan  bertujuan  untuk  menjaga  atau  mencegah,  agar  tidak  terjadi
pelanggararn  terhadap  peraturan  atau  tata  tertib  yang  biasa  dilakukan  oleh anak.  Pengawasan  harus  terus  menerus  dilakukan,  lebih-lebih  dalam  situasi
yang  sangat  memberi  kemungkinan  untuk  terjadinya  pelanggaran  terhadap peraturan.  Dan  untuk  memperkuat  kedudukan  dari  pengawasan,  maka  dapat
diikuti dengan adanya hukuman-hukuman. Hukuman adalah tindakan pendidik yang  sengaja  dan  secara  sadar  diberikan  kepada  anak  didik  yang  melakukan
sesuatu  kesalahan,  agar  anak  didik  tersebut  menyadari  kesalahannya  dan berjanji dalam hatinya untuk tidak mengulanginya.
Adapun  bentuk  hukuman  dapat  berupa:  hukuman  badan,  hukuman perasaan, dan hukuman intelektual.  Sebaiknya jangan menggunakan hukuman
32
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan ….,h.41.
33
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan ….,h.41.
badan  dan  hukuman  perasaan,  karena  hal  itu  dapat  mengganggu  hubungan kasih sayang antara pendidik dan anak didik.
34
Dalam  memberikan  hukuman,  hukuman  intelektual  yang  baik  diterapkan untuk siswa. Dengan hukuman intelektual  yaitu anak didik diberikan kegiatan
tertentu  sebagai  hukuman  dengan  pertimbangan  kegiatan  tersebut  dapat membawanya kearah perbaikan. Contoh, seorang siswa yang  terlambat datang
ke sekolah, tidak dihukum  dengan dipukul atau  disuruh berdiri  di  muka  kelas atau  dengan  hukuman  badan  lainnya,  juga  tidak  dengan  hukuman  perasaan
dengan  cara  dimaki-maki  dan  sebagainya.  Kedua  bentuk  hukuman  tersebut tidak akan memperbaiki kesalahan bahkan dapat menimbulkan hubungan yang
tidak baik antara guru dan siswa. Hukuman yang baik adalah dengan hukuman intelektual  yaitu  siswa  diberikan  nasehat  supaya  tidak  mengulangi
perbuatannya  lagi,  jika  terulang  lagi  maka  diberikan  hukuman  untuk membersihkan  kamar  mandi.  Hukuman  ini  bertujuan,  agar  siswa  dapat
bertanggung jawab apa  yang telah dilakukannya, sehingga siswa akan merasa jera untuk tidak akan terlambat datang ke sekolah.
Pemberian  hukuman  ini  berlaku  untuk  setiap  pelanggaran  dan pemberiannya  harus  bertahap  dari  yang  paling  ringan  sampai  kepada  yang
paling berat. Untuk pelanggaran yang ringan maka sanksinya adalah diberikan nasehat,  maka  guru  dapat  memberikan  sanksi  berupa  teguran  yang  bersifat
menasehati sehingga siswa tersebut menyadari kesalahan yang dilakukannya.
35
Selain  melalui  hukuman  pembentukan  sikap  disiplin  juga  dapat  berupa ganjaran.  Menurut  Alisuf  Sabri,  ganjaran  yang  diberikan  oleh  pendidik  dapat
berupa pujian, penghormatan, hadiah, dan tanda penghargaan. 1
Pujian adalah bentuk ganjaran yang paling mudah karena hanya berupa kata-kata seperti baik sekali, bagus, dan lain sebagainya.
2 Penghormatan, ganjaran yang berbentuk penghormatan dibagi 2 macam,
yaitu  a.  Berbentuk  semacam  penobatan  yaitu  anak  yang  dapat  ganjaran mendapat kehormatan diumumkanditampilkan di depan teman-temannya
sekelas  atau  sekolah,  b.  Penghormatan  yang  berbentuk  pemberian kekuasaankesempatan untuk melakukan sesuatu.
3 Hadiah,  hadiah  adalah  ganjaran  yang  diberikan  dalam  bentuk  barang.
Ganjaran dalam bentuk barang ini sering mendatangkan pengaruh negatif dalam  belajar  yaitu  anak  belajar  bukannya  karena  ingin  mengejar
pengetahuan,  tetapi  semata-mata  karena  ingin  mendapat  hadiah, akibatnya apabila dalam belajarnya tidak memperoleh hadiah maka anak
menjadi malas belajarnya.
4 Tanda  penghargaan,  tanda  penghargaan  adalah  bentuk  ganjaran  yang
bukan  dalam  bentuk  barang  tetapi  dalam  bentuk  suratsertifikat  sebagai
34
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan ….h.41.
35
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan ….h.42-43
simbol tanda penghargaan yang diberikan atas prestasi yang dicapai oleh si  anak.  Tanda  penghargaan  ini  sering  juga  disebut  ganjaran  simbolis.
Pada umumnya ganjaran simbolis ini besar sekali pengaruhnya terhadap kehidupan  pribadi  anak  sehingga  dapat  menjadi  pendorong  bagi
perkembangan anak selanjutnya.
Pemberian  ganjaran  kepada  siswa  yang  mentaati  peraturan  dengan  baik dapat  menimbulkan  perasaan  senang  dan  bangga  atas  usaha  untuk  berdisiplin
yang dilakukan oleh siswa. Pemberian penghargaan bisa berbentuk pemberian pujian, perhatian, senyuman, dan juga penambahan poin pada salah satu aspek
penilaian prestasi akademik. Hal ini tentunya akan menimbulkan motivasi yang juga  berperan  dalam  mencapai  sikap  disiplin.  Jika  siswa  sudah  dapat
menemukan  motivasi  dari  dalam  dirinya  maka  akan  timbul  sikap  moral  yang membekas dan bahkan melekat dalam dirinya.
36
Sedangkan  Menurut  Elizabeth  B.Hurlock,  dalam  menanamkan  disiplin terbagi tiga unsur, diantaranya :
a. Cara Otoriter.
Menurut  Elizabeth  B.Hurlock,  Peraturan  dan  pengaturan  yang  keras untuk  memaksakan      perilaku  yang  diinginkan  menandai  semua  jenis  disiplin
yang otoriter. Tehniknya mencakup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan memenuhi  standar  dan  sedikit  atau  sama  sekali  tidak  ada  persetujuan,  pujian,
atau  tanda-tanda  penghagaan  lainnya  bila  anak  memenuhi  standar  yang diharapkan. Pada cara disiplin otoriter ini, orang tua, guru, atau kepala sekolah
menentukan  batasan  mutlak  yang  harus  ditaati  oleh  anak.  Dalam  hal  ini  anak harus  patuh  dan  tunduk  serta  tidak  ada  pilihan  lain  yang  sesuai  dengan
kemampuan  dan  pendapatnya  sendiri,  dan  kalau  anak  melanggar  atau  tidak memenuhi  tuntutan  tersebut    anak  akan  dihukum.  Dalam  kondisi  ini  anak
melaksanakan perbuatan karena takut, bukan karena  kesadaran yang lahir dari dalam dirinya.
37
b. Cara BebasPermisif.
Menurut  Elizabeth  B.Hurlock,  Cara  permisif  sebetulnya  berarti  sedikit atau  tidak  berdisiplin.  Biasanya  disiplin  permisif  tidak  membimbing  anak
kepada  pola  perilaku  yang  disetujui  secara  sosial  dan  tidak  menggunakan hukuman. Dalam menerapkan disiplin cara bebas ini, tokoh yang menanamkan
disiplin umumnya membiarkan anak mencari dan menemukan sendiri tata cara yang  memberi  batasan-batasan  dari  tingkah  lakunya.  Salah  satu  ciri  yang
menonjol  dari  cara  ini  adalah  longgarnya  pengawasan  dan  pengontrolan, sehingga anak memiliki kebiasaan mengatur dan menentukan sendiri apa yang
dianggap  baik.  Hal  ini  akan  mengakibatkan  perkembangan  kepribadiannya menjadi tidak terarah.
38
36
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan ….h.45-47.
37
Elizabeth  B.  Hurlock,  Perkembangan  Anak  Jilid  2,Terj.  Child  Development  Sixth Edition, oleh dr. Med. Meitasari Tjandrasa
…., h. 93.
38
Elizabeth  B.  Hurlock,  Perkembangan  Anak  Jilid  2  Terj.  Child  Development  Sixth Edition, oleh dr. M
ed. Meitasari Tjandrasa…., h. 93.
c. Cara Demokratis.
Menurut Elizabeth  B.Hurlock, Cara demokratis ini  biasanya tokoh  yang menanamkan  disiplin  menggunakan  penjelasan,  diskusi,  dan  penalaran  untuk
membantu  anak  menjawab  mengapa  perilaku  tertentu  diharapkan.  Metode  ini lebih menekankan aspek edukatif dari disiplin dari pada aspek hukumannya.
Disiplin  yang  demokratis  juga  memberi  kebebasan  dalam  arti  yang  positif kepada  siswa.  Maksudnya  kebebasan  siswa  untuk  mengembangkan  potensi-
potensi  yang  ada  dalam  dirinya  serta  mempertimbangkan  pendapat  dan keinginan  siswa.  Namun  demikian  keinginan  dan  pendapat  tersebut  harus
sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Dan apabila pendapat dan keinginan anak  tersebut  tidak  sesuai  dengan  norma-norma  yang  berlaku,  maka  siswa
diberikan  bimbingan  melalui  penjelasan  yang  rasional  untuk  menanamkan kedisiplinan siswa.
39
Dari  penjelasan  di  atas,  penulis  menyimpulkan  bahwa  disiplin  dapat ditanamkan  kepada  peserta  didik  dengan  menggunakan  cara-cara  seperti:
membiasakan  siswa  hidup  disiplin,  mengawasi  siswa  supaya  tidak  melanggar peraturan sekolah, membuat peraturan yang otoriter, bebas, dan demokratis. Dari
sekian  banyak,  cara  menanamkan  disiplin  siswa,  cara  demokratis  hendaknya menjadi  pilihan  utama  bagi  kepala  sekolah,  guru  dan  orang  tua  dalam
menanamkan  disiplin  kepada  anak,  sedangkan  cara-cara  yang  lain  dapat digunakan pada situasi dan kondisi tertentu. Apabila unsur-unsur disiplin tersebut
sudah terpenuhi, maka diharapkan disiplin dapat di tegakkan di sekolah.
5. Penanggulangan Pelanggaran Disiplin.