c. Cara Demokratis.
Menurut Elizabeth B.Hurlock, Cara demokratis ini biasanya tokoh yang menanamkan disiplin menggunakan penjelasan, diskusi, dan penalaran untuk
membantu anak menjawab mengapa perilaku tertentu diharapkan. Metode ini lebih menekankan aspek edukatif dari disiplin dari pada aspek hukumannya.
Disiplin yang demokratis juga memberi kebebasan dalam arti yang positif kepada siswa. Maksudnya kebebasan siswa untuk mengembangkan potensi-
potensi yang ada dalam dirinya serta mempertimbangkan pendapat dan keinginan siswa. Namun demikian keinginan dan pendapat tersebut harus
sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Dan apabila pendapat dan keinginan anak tersebut tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku, maka siswa
diberikan bimbingan melalui penjelasan yang rasional untuk menanamkan kedisiplinan siswa.
39
Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa disiplin dapat ditanamkan kepada peserta didik dengan menggunakan cara-cara seperti:
membiasakan siswa hidup disiplin, mengawasi siswa supaya tidak melanggar peraturan sekolah, membuat peraturan yang otoriter, bebas, dan demokratis. Dari
sekian banyak, cara menanamkan disiplin siswa, cara demokratis hendaknya menjadi pilihan utama bagi kepala sekolah, guru dan orang tua dalam
menanamkan disiplin kepada anak, sedangkan cara-cara yang lain dapat digunakan pada situasi dan kondisi tertentu. Apabila unsur-unsur disiplin tersebut
sudah terpenuhi, maka diharapkan disiplin dapat di tegakkan di sekolah.
5. Penanggulangan Pelanggaran Disiplin.
Sepintas bila kita mendengar kata “disiplin” makna yang selalu terbayang ialah usaha untuk mengawal, membatasi, dan menahan. Sehingga siswa banyak
yang melakukan pelanggaran tata-tertib di sekolah. Untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran tersebut perlu cara yang harus di tempuh oleh para
guru, dan pihak yang terkait. Menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Ada berbagai cara yang dapat
ditempuh dalam menanggulangi pelanggaran disiplin. Cara tersebut antara lain: a.
Pengenalan Murid
39
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2,Terj. Child Development Sixth Edition, oleh dr. Med. Meitasari Tjandrasa
…., h. 93-94
Makin baik mengenal murid makin besar kemungkinan mencegah terjadinya pelanggaran disiplin. Sebaliknya murid merasa frustasi karena merasakan tidak
mendapat perhatian dengan semestinya. b.
Melakukan tindakan korektif Dalam kegiatan pengelolaan tindakan tepat dan segera sangat diperlukan.
Dimensi tindakan merupakan kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh kepala sekolah dan guru bila terjadi masalah pengelolaan. Kepala sekolah dan guru
yang bersangkutan dituntut untuk berbuat sesuatu dalam menghentikan perbuatan murid secepat dan setepat mungkin serta mengingatkan peraturan
tata tertib yang dibuat dan ditetapkan bersama dan konsekuensinya dan kemudian melaksanakan sanksi yang seharusnya berlaku. Cara melakukan
dimensi tindakan ini beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan bagi kepala sekolah dan guru antara lain:
c.
Melakukan tindakan penyembuhan Pelanggaran yang sudah dilakukan murid perlu ditanggulangi dengan
tindakan penyembuhan baik secara individual maupun kelompok. Situasi pelanggaran ini dapat berbentuk yaitu: murid melanggar peraturan sekolah
yang telah disepakati bersama, murid menolak konsekuensi sebagai akibat dari perbuatannya, murid menolak sama sekali tata tertib sekolah.
40
Menurut Tarmidzi Rammadhan langkah awal dalam upaya untuk menanggulangi pelanggaran yaitu:
a. Meningkatkan disiplin anak sedikit demi sedikit mengurangi indisipliner
pembelajaran b.
Mewujudkan kinerja sekolah.yang dinamis, mengasyikkan, menyenangkan mencerdaskan
c. Mengadakan antisipasi dalam mengatasi berbagai hal dalam proses
pembelajaran.
41
Menurut Nursisto, ada beberapa langkah yang dapat digunakan dalam upaya mengatasi ketertiban sekolah dan diharapkan dapat mengatasi
permasalahan ketertiban yang ada di sekolah, yaitu: a.
Mencegah siswa yang suka mencoret- coret . b.
Mencegah Siswa membawa alat main dan buku porno. c.
Mencegah Siswa merokok dan membawa narkoba. d.
Mencegah perkelahian siswa di ingkungan sekolah maupun luar sekolah. e.
Mencegah siswa tidak menggunakan seragam dan kelengkapan dengan baik f.
Membuat tabel point disiplin siswa.
42
40
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah, Jakarta:Bumi Aksara,1991,h.131-136
41
http:tarmizi.wordpress.com20081212menangkal-pelanggaran-disiplin-dan-tata- tertib-sekolah
42
tp:dhunalsblog.blogspot.com201012kiat-menangkal-pelanggaran-ketertiban.html
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwasanya dalam pelanggaran disiplin dapat di tanggulangi dengan beberapa cara antara lain dengan
cara pendekatan pada siswa. Makin baik guru mengenal murid makin besar kemungkinan mencegah terjadinya pelanggaran disiplin. Kemudian salah satu
langkah yang dilakukan oleh guru yaitu dengan cara guru memberikan sikap tauladan yang baik, bukan dengan hanya teori, karena itu akan membuat siswa
merasa bingung. Dengan adanya cara-cara dalam menanggulangi pelanggaran disiplin, siswa akan lebih berprilaku disiplin terhadap peraturan-peraturan yang
ada di sekolah. Sehingga dengan cara ini diharapkan dapat membantu guru dalam membentuk sikap kedisiplinan siswa.
B. Guru Agama Sebagai Motivator