Hasil analisis tematik Hasil Penelitian 1.
Empat dari enam partisipan mengungkapkan bahwa ASI eksklusif itu
hemat biaya, ekonomis. Berikut ungkapan salah satu dari partisipan berusia 25 tahun dan mempunyai anak berusia 7 bulan:
“...hmm.. pokoknya hemat biaya ya, ekonomis kalau ASI tuh...” P1
Tema 3. Motivasi ibu primipara dalam memberikan ASI eksklusif
Hasil penelitian kepada semua partisipan didapatkan beberapa sub tema diantaranya yaitu memberikan manfaat pada ibu, anak, keluarga,
dan lingkungan. Berikut ini merupakan kategori yang terdapat pada subtema:
1. Memberikan manfaat pada ibu
Sebagian partisipan mengungkapkan bahwa manfaat ASI eksklusif itu dapat mencegah penyakit kanker payudara. Berikut salah satu
ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai guru dan mempunyai anak berusia 1 tahun 5 bulan:
“...kalau yang saya tahu itu dapat mencegah terjadinya kanker payudara...tangan sambil memegang payudaranya...” P3
Dua dari enam partisipan mengungkapkan bahwa manfaat ASI eksklusif bagi ibu itu lebih cepat mengurangi kegemukan pasca
melahirkan. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 29 tahun dan bekerja sebagai ibu rumah tangga:
“...lebih cepat mengurangi kegemukan pasca melahirkan...” P2 2.
Memberikan manfaat pada bayi Tiga dari enam partisipan mengungkapkan bahwa manfaat ASI
eksklusif bagi anak untuk menjadi lebih sehat dan meningkatkan
kekebalan tubuh dan tidak mudah sakit. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 28 tahun dan bekerja sebagai guru:
“... ya..anak saya menjadi lebih sehat...” P3 Salah satu partisipan berusia 27 tahun mengungkapkan bahwa
manfaat ASI untuk mengawali kehidupan. Berikut ini ungkapannya: “...sangat penting sekali tentunya. Karena ASI adalah cairan yang
pertama kali diminum untuk mengawali kehidupan anak saya bahkan sampai sekarang pun dia itu sangat dibutuhkan untuk anak
saya, ya itulah ASI. Kehidupan saya maka kehidupan anak saya juga...” P4
Semua partisipan mengungkapkan bahwa manfaat ASI eksklusif bagi bagi bayi adalah berat badan bayi menjadi bertambah. Berikut
salah satu ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mempunyai anak berusia 7 bulan:
“...berat badannya meningkat kalau ditimbang, setiap bulan angka timbangannya tuh naik...” P1
Empat dari enam partisipan mengungkapkan bahwa manfaat ASI eksklusif bagi bayi untuk perkembangan otak, menjadi pinter dan
cerdas. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang mempunyai anak berusia 1 tahun:
“...otaknya menjadi pinter dan cerdas...sambil tersenyum...” P6
Tiga dari enam partisipan mengungkapkan bahwa manfaat ASI eksklusif
bagi bayi
untuk meningkatkan
pertumbuhan dan
perkembangannya. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 25 tahun dan mempunyai anak berusia 10 bulan:
“...iya bagus, karena untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangannya yang harus diberikan selama enam bulan...” P5
Semua partisipan mengungkapkan bahwa manfaat ASI adalah untuk meningkatkan daya tubuh bayi. Berikut ungkapan salah satu
partisipan berusia 28 tahun dan bekerja sebagai guru: “... ASI baik untuk bayi yang baru keluar yang masih belum ada
daya tahan
tubuhnya, karena
pada kolostrum
itu dapat
meningkatkan daya tahan tubuhnya karna dia kan tidak makan... anak sedang tidur dipangkuan ibu...” P3
3. Memberikan manfaat pada keluarga
Semua partisipan mengungkapkan bahwa manfaat ASI eksklusif bagi keluarga dapat menjalin kasih sayang keluarga. Berikut salah
satu ungkapan dari partisipan yang mempunyai anak berusia 1 tahun: “...kalau untuk keluarga meningkatkan tali kasih sayang antara
saya, anak dan suami...” P6
4. Memberikan manfaat pada lingkungan
Semua partisipan
menungkapkan bahwa
manfaat ASI
bagi lingkungan adalah tidak menimbulkan banyak sampah. Berikut salah
satu ungkapan dari partisipan berusia 28 tahun dan bekerja sebagai guru:
“...wah..jelas yah, ASI itu langsung dari payudara, tidak pakai kardus atau kaleng yang nantinya akan menimbulkan banyak
sampah...” P3
Tema 4. Perilaku ibu primipara dalam memberikan ASI eksklusif
Hasil dari wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti kepada semua partisipan perilaku ibu primipara dalam memberikan ASI
eksklusif meliputi beberapa subtema: 1 proses inisiasi menyusui dini
IMD, 2 posisi ibu saat memberikan ASI eksklusif, 3 posisi anak saat diberikan ASI eksklusif, 4 waktu pemberian ASI eksklusif, 5 tanda bayi
cukup ASI, 6 pelekatan mulut bayi pada payudara ibu. Berikut kategori yang terdapat pada subtema:
1. Proses Inisiasi Menyusui Dini IMD
Lima dari enam partisipan mengungkapkan tentang langkah-langkah dalam proses inisiasi menyusui dini. Berikut salah satu ungkapan
dari partisipan berusia 29 tahun dan bekerja sebagai ibu rumah tangga:
“...pada saat bayi dilahirkan, bayi saya diletakkan diatas badan saya oleh bidan, diantara payudara di bagian dada dalam posisi
tengkurap..Bayi saya masih belum bersih, masih ada darah dan kotoran dari rahim...sambil memperagakan dengan tangan...” P2
Salah satu partisipan berusia 25 tahun mengungkapkan bahwa hanya sebagai pendekatan bayi. Berikut ini ungkapannya:
“...hanya sebagai pendekatan sekedar memperagakan bayi untuk mencari puting...” P1
2. Posisi ibu primipara saat memberikan ASI eksklusif
Semua partisipan mengungkapkan bahwa dalam memberikan ASI eksklusif dengan posisi duduk. Berikut salah satu ungkapan dari
partisipan berusia 25 tahun dan mempunyai anak berusia 7 bulan: “...sambil duduk saya pangku terus juga sambil tiduran juga bisa...”
P1
Empat dari
enam partisipan
mengungkapkan bahwa
dalam memberikan ASI eksklusif dengan posisi sambil jalan-jalan. Berikut
salah satu ungkapan dari partisipan berusia 27 tahun dan bekerja sebagai ibu rumah tangga:
“...berdiri sambil
jalan-jalan juga
bisa, sambil
digendong bayinya...” P4
Salah satu partisipan berusia 28 tahun mengungkapkan bahwa
dalam memberikan ASI eksklusif dengan mengikuti posisi nyaman bayi. Berikut ini ungkapannya:
“... ya..ngikutin posisi nyaman bayinya aja...” P3 3. Posisi bayi saat diberikan ASI eksklusif
Semua partisipan mengungkapkan bahwa posisi bayi saat diberikan ASI eksklusif dipangku dan dimiringkan ke tubuh ibu. Berikut salah
satu ungkapan dari partisipan yang mempunyai anak berusia 1 tahun 3 bulan:
“...biasa aja duduk anak dipangku sambil dimiringkan tubuh anak saya kebadan saya, nempel diperut terus langsung mulutnya
menghisap payudara sambil memperagakan dengan tangan...” P2
Semua partisipan mengungkapkan bahwa posisi bayi saat diberikan ASI eksklusif tiduran sesuai posisi payudara yang diberikan. Berikut
salah satu ungkapan dari partisipan yang mempunyai anak berusia 10 bulan:
“...sambil tiduran kalau anak saya mau tidur, cuma posisi saya itu miring sesuai payudara mana yang mau saya berikan ASInya, anak
saya juga agak miring sedikit sambil saya ganjel pakai bantal kalau sambil tiduran, hehehe...sambil tersenyum...” P5
Tiga dari enam partisipan mengungkapkan bahwa posisi bayi saat diberikan ASI eksklusif sambil digendong pakai gendongan. Berikut
salah satu ungkapan dari partisipan berusia 27 tahun dan pendidikan terakhir SMA:
“...sambil gendong juga saya berikan ASInya pake gendongan trus sekalian saya sambil jalan-jalan...” P4
4. Waktu pemberian ASI eksklusif
Waktu untuk ibu memberikan ASI eksklusif pada bayi berbeda-beda setiap partisipan. Berikut ini penjelasan dari setiap partisipan:
Lima dari enam partisipan mengungkapakan bahwa waktu untuk memberikan ASI eksklusif pada saat bayi menangis. Berikut salah
satu ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mempunyai anak berusia 7 bulan:
“...pada saat bayi menangis pengen nyusu langsung saya berikan...” P1
Salah satu partisipan berusia 25 tahun mengungkapkan bahwa waktu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi setiap mau tidur. Berikut
ini ungkapannya: “...saya memberikannya setiap anak mau tidur...” P1
Dua dari enam partisipan mengungkapkan bahwa waktu untuk memberikan ASI eksklusif setelah bayi bangun tidur. Berikut salah
satu ungkapan dari partisipan berusia 25 tahun dan pendidikan terakhir SMA:
“...saat dia bangun tidur saya berikan...” P6
Salah satu partisipan berusia 29 tahun mengungkapkan bahwa waktu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi tidak ada batasan dan
sesuai kebutuhan anak. Berikut ini ungkapannya: “...kalau untuk ASI saya tidak membatasi. Disaat anak ingin
menyusu, ya saya langsung kasih...ya kapan saja...” P2
Semua partisipan mengungkapkan bahwa durasi untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi sekitar lima sampai sepuluh menit dan
diberikan sekitar dua sampai tiga jam sekali. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan
bersuku Betawi: “...ya..gak lama, gak sampe berjam-jam, sekitar 5-10 menit...” P4
“...sekitar 2-3 jam sekali saya memberikannya...” P5 5.
Tanda bayi cukup ASI Ibu yang memberikan ASI eksklusif akan menghentikan proses
menyusui setelah mengetahui adanya tanda-tanda yang ditunjukkan oleh bayi bahwa saat itu bayi sudah cukup ASInya. Berikut ini
penjelasan dari setiap partisipan: Semua partisipan mengungkapkan bahwa tanda bayi cukup ASI
apabila bayi sudah tertidur. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan berusia 25
tahun: “...dia sudah tertidur nyenyak, berarti cukup ASI yang saya
berikan...” P1
Sebagian partisipan mengungkapkan bahwa tanda bayi cukup ASI apabila bayi tidak menghisap payudara. Berikut salah satu ungkapan
dari partisipan berusia 29 tahun dan pendidikan terakhir SMA: “...biasanya itu tergantung dari si bayi kalau dia sudah melepaskan
payudara saya, ya sudah selesai anak sedang bermain boneka...” P2
Sebagian dari partisipan juga mengungkapkan bahwa tanda bayi cukup ASI apabila bayi sudah kenyang dan tidak berlebihan. Berikut
salah satu ungkapan dari partisipan: “...kalau sudah kenyang ya sudah. Tidak sampai gumoh atau
muntah...” P4
6. Pelekatan mulut bayi pada payudara ibu
Empat dari enam partisipan mengungkapkan bahwa pelekatan mulut bayi yaitu mulut bayi menghisap puting sampai ke areola. Berikut
salah satu ungkapan dari partisipan berusia 29 tahun dan pendidikan terakhir SMA:
“...hmm..menempel ya mulut anak saya pada puting, sampe menutupi yang hitam-hitam payudara, baru dia merasa nyaman
sambil memperagakan dengan tangan dan suasana tetap tenang dan fokus...” P2
Semua partisipan juga mengungkapkan bahwa pelekatan mulut bayi dibantu menggunakan tangannya untuk memasukkan ke dalam mulut
dan selanjutnya payudara dipegang selama menyusui. “...waktu
awal-awal sih
dibantu pakai
tangan saya
yang memasukkannya terus saya pegangin payudaranya. Sekarang mah
saya cuma bantu memasukkan putingnya saja, saya uda ga dipegangin sampai selesai menyusui...” P4
Salah satu partisipan berusia 25 tahun dan mempunyai anak berusia 1 tahun mengungkapkan bahwa dalam pelekatan mulut bayi itu
payudara tidak menutupi hidung bayi. Berikut ini ungkapannya: “...lalu jangan sampai hidungnya menutup kepayudara karena nanti
tidak bisa nafas, hehehe sambil tertawa...” P6
Tema 5. Perasaan ibu primipara selama memberikan ASI eksklusif
Hasil dari wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti kepada semua partisipan bahwa perasaan ibu selama memberikan ASI
eksklusif berbeda-beda dilihat dari aspek psikologis yang meliputi: perasaan senang, bangga sebagai ibu, dan merasa puas. Berikut ini
merupakan kategori yang terdapat dalam tema: Lima dari enam partisipan mengungkapkan bahwa merasa senang karena
bisa memberikan ASI eksklusif pada anak pertama. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 27 tahun dan bersuku Betawi:
“... saya senang ya, karena bisa memberikan ASI eksklusif. Terutama ini anak pertama saya dan telah menjadi awal pengalaman bagi saya...”
P4
Empat dari enam partisipan mengungkapkan bahwa bangga sebagai ibu karena bisa selalu kontak dengan anak. Berikut salah satu ungkapan dari
partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mempunyai anak berusia 1 tahun 3 bulan:
“...ya..perasaan saya banggalah sebagai ibu karena menjadi sudah menjadi suatu kewajiban terus juga bisa selalu dekat kontak dengan
anak, terus sudah ada pada tubuh, jadi tidak menyia-nyiakan apa yang sudah ada didalam tubuh tersenyum...” P2
Salah satu partisipan berusia 25 tahun mengungkapkan bahwa merasa puas dan perasaanya menjadi lega. Berikut ungkapannya:
“... saya merasa puas yah... puas karena dapat memberikan yang terbaik untuk anak...” P1
Tema 6. Hambatan ibu primipara selama memberikan ASI eksklusif
Hambatan saat memberikan ASI eksklusif dialami oleh semua partisipan. Hambatan tersebut disebabkan karena adanya masalah baik
pada ibu maupun pada bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham masalah ini, kegagalan menyusui sering dianggap masalah pada anak
saja. Hasil penelitian para partisipan bahwa hambatan saat memberikan ASI eksklusif yaitu: 1 masalah pada payudara dan 2 masalah fisiologis
ibu. Berikut ini uraiannya: 1.
Masalah pada payudara Dua dari enam partisipan mengungkapkan bahwa payudara terasa
sakit. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 27 tahun dan pendidikan terakhir SMA:
“...kalau masalah, ini payudara saya terasa sakit...” P4
Semua partisipan mengungkapkan bahwa payudara bengkak. Berikut salah satu ungkapan dari partisipanberusia 25 tahun dan mempunyai
anak berusia 7 bulan: “...payudara saya bengkak...sambil memegang payudara...” P1
Salah satu partisipan berusia 25 tahun mengungkapkan bahwa Kadang puting juga lecet. Berikut ini ungkapannya:
“... kadang puting juga lecet” P1
Salah satu partisipan berusia 27 tahun mengungkapan bahwa payudara terasa nyeri. Berikut ini ungkapannya:
“... hmm..payudara saya berasa ngilu, nyeri...” P4
Salah satu partisipan berusia 28 tahun dan bekerja sebagai guru mengungkapkan bahwa produksi ASInya berkurang. Berikut ini
ungkapannya: “... payudara saya ASInya keluar sedikit...” P3
2. Masalah fisiologis ibu
Dua dari enam partisipan mengungkapkan bahwa masalah fisiologis yang terjadi adanya rasa kantuk dan lelah ibu. Berikut salah satu
ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan bersuku Betawi:
“... kadang kalau saya sudah ngantuk dan lelah banget terus anak masih pengen terus netek rasanya gimana gitu, jadi kadang saya
tidur anak saya mah tetep aja tuh netek sampe-sampe gak tahu kalau anak saya juga tidur,hehe sambil tertawa...” P5
Tema 7. Dukungan ibu primipara dalam memberikan ASI eksklusif
Faktor pendukung itu sangat penting untuk memberikan motivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif dan sebagai salah satu wujud untuk
mencapai keberhasilan dalam memberikan ASI eksklusif. Dari hasil wawancara kepada semua partisipan didapatkan beberapa sub tema yaitu
1 dukungan informasional, 2 dukungan emosional, dan 3 dukungan
instrumental. Berikut ini merupakan kategori yang terdapat pada subtema:
1. Dukungan informasional
Hasil wawancara yang dilakukan pada enam partisipan didapatkan dukungan informasional dari suami, mama, dan teman kepada ibu
primipara dalam memberikan ASI eksklusif. Salah satu partisipan berusia 27 tahun mengungkapkan bahwa suami
sering menanyakan dan mengingatkan untuk memberikan ASI. berikut ini ungkapannya:
“...kalau suami saya mendukung sekali ya. Suami paling sering menanyakan sudah ditetein belum begitu, mengingatkan saya
terutama jika anak menangis dan bangun tidur untuk ditetein...” P4
Empat dari enam partisipan mengungkapkan bahwa suaminya bilang kalau anak lebih baik dan lebih bagus diberikan ASI eksklusif.
Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mempunyai anak berusia 7 bulan:
“...suami bilang kalau anak lebih baik dan lebih bagus ASI eksklusif daripada susu formula untuk anak kita berikan ASI eksklusif sampai
usia 6 bulan...” P1
Tiga dari enam partisipan mengungkapkan bahwa dukungan dari mama adalah dengan mengajarkan posisi saat memberikan ASI
eksklusif. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 25 tahun dan bersuku Betawi :
“...terutama orang tua mendukung saya, mama pernah mengajarkan cara memegang bayi saat memberikan ASI, menggendong bayi, ya
seperti itulah...” P6
Salah satu partisipan berusia 27 tahun mendapatkan informasi dari temannya dengan mengatakan berikan ASI saja, karena ASI itu
bagus, jangan diberikan susu formula. Berikut ini ungkapannya: “...teman saya juga bilang sama saya katanya ASI saja, ASInya juga
keluarnya banyak, ngapain harus susu formula...” P4
2. Dukungan emosional
Dukungan emosional
didapatkan oleh
beberapa partisipan.
Dukungan tersebut ddapatkan dari suami dan dari teman partisipan. Salah satu partisipan berusia 29 tahun mengungkapkan bahwa suami
memberikan semangat yang terbaik adalah ASI eksklusif. Berikut ini ungkapannya:
“...semangat ya bunda, pokoknya yang terbaik berikan ASI eksklusif, jangan susu formula...” P2
Salah satu partisipan berusia 25 tahun dan bersuku Betawi mendapatkan dukungan emosional dari temannya. Berikut salah satu
ungkapan dari partisipan: “...teman saya juga mendukung. Teman saya bilang uda ASI aja,
walaupun keluarnya sedikit, nanti juga lama-lama banyak ASInya. Bagusan ASI tahu untuk anak sampai 6 bulan...” P6
3. Dukungan instrumental
Dua dari enam partisipan mengungkapkan bahwa mamanya mendukung banget dari sejak hamil dan membuatkan sayur daun
katuk. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai guru dan bersuku Betawi:
“...mama ngedukung banget dari pas hamil 8 bulanan lebih, pokoknya uda bulannya dah, bilang nanti anaknya ASI aja jangan
dikasih susu. Sering dibuatin sayur daun katuk katanya biar ASInya banyak...” P3
Tema 8. Mitos-mitos tentang ASI eksklusif
Pandangan masyarakat mengenai ASI eksklusif berbeda-beda. Adanya mitos-mitos tentang ASI eksklusif merupakan salah satu
pertimbangan keputusan bagi ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif pada anak. Hasil penelitian didapatkan beberapa mitos dan tanggapan
dari para partisipan. Berikut ini uraiannya: Salah satu partisipan berusia 25 tahun dan mempunyai anak berusia 1
tahun mengungkapkan bahwa tidak pernah mendengar mengenai mitos- mitos tentang ASI eksklusif. Berikut ini ungkapannya:
“... oh.. saya gak pernah denger...” P6 Salah satu partisipan berusia 27 tahun mengungkapkan bahwa pernah
denger mitos-mitos tentang kolostrum itu kotor dan berwarna kuning. Berikut ini ungkapannya:
“...hmm...pernah sih ya saya denger dari tetangga, ada yang mengatakan kalau kolostrum itu harus dibuang karena kotor dan
warnanya agak kuning begitu katanya...” P4
Salah satu partisipan berusia 29 tahun dan pendidikan terakhir SMA juga mengungkapkan bahwa tidak menanggapi tentang mitos-mitos yang ada.
Berikut ini adalah ungkapan: “...kalau itu sih cuma omongan yah, karena kalau sekarang itu kan harus
ditunjukkan secara medis tidak hanya sekedar omongan...” P2
Lima dari enam partisipan mengungkapkan bahwa adanya mitos selama memberikan ASI eksklusif adanya pantangan makanan seperti tidak
makan pedes, asem, dan minum es. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 25 tahun dan mempunyai anak berusia 7 bulan:
“...katanya sih, kalau selama memberikan ASI eksklusif itu gak boleh makan yang pedes, bayi akan mencret-mencret-mencret, makan yang
asem juga sama. Banyak makan es juga anak saya jadi flu,tapi tergantung dari kekebalan tubuh anaknya juga sih...” P1
Dua dari enam partisipan mengungkapkan bahwa adanya perubahan pada payudara yaitu payudara menjadi kendor. Berikut salah satu ungkapan
dari partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan berusia 29 tahun:
“...pernah denger dari orang, kalau sering menyusui anak, jadi payudara
saya menjadi
seperti kendor,
berbeda dari
sebelum melahirkan, hehe sambil tertawa...”P2
68