Hasil analisis tematik Hasil Penelitian 1.

Empat dari enam partisipan mengungkapkan bahwa ASI eksklusif itu hemat biaya, ekonomis. Berikut ungkapan salah satu dari partisipan berusia 25 tahun dan mempunyai anak berusia 7 bulan: “...hmm.. pokoknya hemat biaya ya, ekonomis kalau ASI tuh...” P1 Tema 3. Motivasi ibu primipara dalam memberikan ASI eksklusif Hasil penelitian kepada semua partisipan didapatkan beberapa sub tema diantaranya yaitu memberikan manfaat pada ibu, anak, keluarga, dan lingkungan. Berikut ini merupakan kategori yang terdapat pada subtema: 1. Memberikan manfaat pada ibu Sebagian partisipan mengungkapkan bahwa manfaat ASI eksklusif itu dapat mencegah penyakit kanker payudara. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai guru dan mempunyai anak berusia 1 tahun 5 bulan: “...kalau yang saya tahu itu dapat mencegah terjadinya kanker payudara...tangan sambil memegang payudaranya...” P3 Dua dari enam partisipan mengungkapkan bahwa manfaat ASI eksklusif bagi ibu itu lebih cepat mengurangi kegemukan pasca melahirkan. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 29 tahun dan bekerja sebagai ibu rumah tangga: “...lebih cepat mengurangi kegemukan pasca melahirkan...” P2 2. Memberikan manfaat pada bayi Tiga dari enam partisipan mengungkapkan bahwa manfaat ASI eksklusif bagi anak untuk menjadi lebih sehat dan meningkatkan kekebalan tubuh dan tidak mudah sakit. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 28 tahun dan bekerja sebagai guru: “... ya..anak saya menjadi lebih sehat...” P3 Salah satu partisipan berusia 27 tahun mengungkapkan bahwa manfaat ASI untuk mengawali kehidupan. Berikut ini ungkapannya: “...sangat penting sekali tentunya. Karena ASI adalah cairan yang pertama kali diminum untuk mengawali kehidupan anak saya bahkan sampai sekarang pun dia itu sangat dibutuhkan untuk anak saya, ya itulah ASI. Kehidupan saya maka kehidupan anak saya juga...” P4 Semua partisipan mengungkapkan bahwa manfaat ASI eksklusif bagi bagi bayi adalah berat badan bayi menjadi bertambah. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mempunyai anak berusia 7 bulan: “...berat badannya meningkat kalau ditimbang, setiap bulan angka timbangannya tuh naik...” P1 Empat dari enam partisipan mengungkapkan bahwa manfaat ASI eksklusif bagi bayi untuk perkembangan otak, menjadi pinter dan cerdas. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang mempunyai anak berusia 1 tahun: “...otaknya menjadi pinter dan cerdas...sambil tersenyum...” P6 Tiga dari enam partisipan mengungkapkan bahwa manfaat ASI eksklusif bagi bayi untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangannya. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 25 tahun dan mempunyai anak berusia 10 bulan: “...iya bagus, karena untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangannya yang harus diberikan selama enam bulan...” P5 Semua partisipan mengungkapkan bahwa manfaat ASI adalah untuk meningkatkan daya tubuh bayi. Berikut ungkapan salah satu partisipan berusia 28 tahun dan bekerja sebagai guru: “... ASI baik untuk bayi yang baru keluar yang masih belum ada daya tahan tubuhnya, karena pada kolostrum itu dapat meningkatkan daya tahan tubuhnya karna dia kan tidak makan... anak sedang tidur dipangkuan ibu...” P3 3. Memberikan manfaat pada keluarga Semua partisipan mengungkapkan bahwa manfaat ASI eksklusif bagi keluarga dapat menjalin kasih sayang keluarga. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang mempunyai anak berusia 1 tahun: “...kalau untuk keluarga meningkatkan tali kasih sayang antara saya, anak dan suami...” P6 4. Memberikan manfaat pada lingkungan Semua partisipan menungkapkan bahwa manfaat ASI bagi lingkungan adalah tidak menimbulkan banyak sampah. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 28 tahun dan bekerja sebagai guru: “...wah..jelas yah, ASI itu langsung dari payudara, tidak pakai kardus atau kaleng yang nantinya akan menimbulkan banyak sampah...” P3 Tema 4. Perilaku ibu primipara dalam memberikan ASI eksklusif Hasil dari wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti kepada semua partisipan perilaku ibu primipara dalam memberikan ASI eksklusif meliputi beberapa subtema: 1 proses inisiasi menyusui dini IMD, 2 posisi ibu saat memberikan ASI eksklusif, 3 posisi anak saat diberikan ASI eksklusif, 4 waktu pemberian ASI eksklusif, 5 tanda bayi cukup ASI, 6 pelekatan mulut bayi pada payudara ibu. Berikut kategori yang terdapat pada subtema: 1. Proses Inisiasi Menyusui Dini IMD Lima dari enam partisipan mengungkapkan tentang langkah-langkah dalam proses inisiasi menyusui dini. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 29 tahun dan bekerja sebagai ibu rumah tangga: “...pada saat bayi dilahirkan, bayi saya diletakkan diatas badan saya oleh bidan, diantara payudara di bagian dada dalam posisi tengkurap..Bayi saya masih belum bersih, masih ada darah dan kotoran dari rahim...sambil memperagakan dengan tangan...” P2 Salah satu partisipan berusia 25 tahun mengungkapkan bahwa hanya sebagai pendekatan bayi. Berikut ini ungkapannya: “...hanya sebagai pendekatan sekedar memperagakan bayi untuk mencari puting...” P1 2. Posisi ibu primipara saat memberikan ASI eksklusif Semua partisipan mengungkapkan bahwa dalam memberikan ASI eksklusif dengan posisi duduk. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 25 tahun dan mempunyai anak berusia 7 bulan: “...sambil duduk saya pangku terus juga sambil tiduran juga bisa...” P1 Empat dari enam partisipan mengungkapkan bahwa dalam memberikan ASI eksklusif dengan posisi sambil jalan-jalan. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 27 tahun dan bekerja sebagai ibu rumah tangga: “...berdiri sambil jalan-jalan juga bisa, sambil digendong bayinya...” P4 Salah satu partisipan berusia 28 tahun mengungkapkan bahwa dalam memberikan ASI eksklusif dengan mengikuti posisi nyaman bayi. Berikut ini ungkapannya: “... ya..ngikutin posisi nyaman bayinya aja...” P3 3. Posisi bayi saat diberikan ASI eksklusif Semua partisipan mengungkapkan bahwa posisi bayi saat diberikan ASI eksklusif dipangku dan dimiringkan ke tubuh ibu. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang mempunyai anak berusia 1 tahun 3 bulan: “...biasa aja duduk anak dipangku sambil dimiringkan tubuh anak saya kebadan saya, nempel diperut terus langsung mulutnya menghisap payudara sambil memperagakan dengan tangan...” P2 Semua partisipan mengungkapkan bahwa posisi bayi saat diberikan ASI eksklusif tiduran sesuai posisi payudara yang diberikan. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang mempunyai anak berusia 10 bulan: “...sambil tiduran kalau anak saya mau tidur, cuma posisi saya itu miring sesuai payudara mana yang mau saya berikan ASInya, anak saya juga agak miring sedikit sambil saya ganjel pakai bantal kalau sambil tiduran, hehehe...sambil tersenyum...” P5 Tiga dari enam partisipan mengungkapkan bahwa posisi bayi saat diberikan ASI eksklusif sambil digendong pakai gendongan. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 27 tahun dan pendidikan terakhir SMA: “...sambil gendong juga saya berikan ASInya pake gendongan trus sekalian saya sambil jalan-jalan...” P4 4. Waktu pemberian ASI eksklusif Waktu untuk ibu memberikan ASI eksklusif pada bayi berbeda-beda setiap partisipan. Berikut ini penjelasan dari setiap partisipan: Lima dari enam partisipan mengungkapakan bahwa waktu untuk memberikan ASI eksklusif pada saat bayi menangis. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mempunyai anak berusia 7 bulan: “...pada saat bayi menangis pengen nyusu langsung saya berikan...” P1 Salah satu partisipan berusia 25 tahun mengungkapkan bahwa waktu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi setiap mau tidur. Berikut ini ungkapannya: “...saya memberikannya setiap anak mau tidur...” P1 Dua dari enam partisipan mengungkapkan bahwa waktu untuk memberikan ASI eksklusif setelah bayi bangun tidur. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 25 tahun dan pendidikan terakhir SMA: “...saat dia bangun tidur saya berikan...” P6 Salah satu partisipan berusia 29 tahun mengungkapkan bahwa waktu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi tidak ada batasan dan sesuai kebutuhan anak. Berikut ini ungkapannya: “...kalau untuk ASI saya tidak membatasi. Disaat anak ingin menyusu, ya saya langsung kasih...ya kapan saja...” P2 Semua partisipan mengungkapkan bahwa durasi untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi sekitar lima sampai sepuluh menit dan diberikan sekitar dua sampai tiga jam sekali. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan bersuku Betawi: “...ya..gak lama, gak sampe berjam-jam, sekitar 5-10 menit...” P4 “...sekitar 2-3 jam sekali saya memberikannya...” P5 5. Tanda bayi cukup ASI Ibu yang memberikan ASI eksklusif akan menghentikan proses menyusui setelah mengetahui adanya tanda-tanda yang ditunjukkan oleh bayi bahwa saat itu bayi sudah cukup ASInya. Berikut ini penjelasan dari setiap partisipan: Semua partisipan mengungkapkan bahwa tanda bayi cukup ASI apabila bayi sudah tertidur. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan berusia 25 tahun: “...dia sudah tertidur nyenyak, berarti cukup ASI yang saya berikan...” P1 Sebagian partisipan mengungkapkan bahwa tanda bayi cukup ASI apabila bayi tidak menghisap payudara. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 29 tahun dan pendidikan terakhir SMA: “...biasanya itu tergantung dari si bayi kalau dia sudah melepaskan payudara saya, ya sudah selesai anak sedang bermain boneka...” P2 Sebagian dari partisipan juga mengungkapkan bahwa tanda bayi cukup ASI apabila bayi sudah kenyang dan tidak berlebihan. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan: “...kalau sudah kenyang ya sudah. Tidak sampai gumoh atau muntah...” P4 6. Pelekatan mulut bayi pada payudara ibu Empat dari enam partisipan mengungkapkan bahwa pelekatan mulut bayi yaitu mulut bayi menghisap puting sampai ke areola. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 29 tahun dan pendidikan terakhir SMA: “...hmm..menempel ya mulut anak saya pada puting, sampe menutupi yang hitam-hitam payudara, baru dia merasa nyaman sambil memperagakan dengan tangan dan suasana tetap tenang dan fokus...” P2 Semua partisipan juga mengungkapkan bahwa pelekatan mulut bayi dibantu menggunakan tangannya untuk memasukkan ke dalam mulut dan selanjutnya payudara dipegang selama menyusui. “...waktu awal-awal sih dibantu pakai tangan saya yang memasukkannya terus saya pegangin payudaranya. Sekarang mah saya cuma bantu memasukkan putingnya saja, saya uda ga dipegangin sampai selesai menyusui...” P4 Salah satu partisipan berusia 25 tahun dan mempunyai anak berusia 1 tahun mengungkapkan bahwa dalam pelekatan mulut bayi itu payudara tidak menutupi hidung bayi. Berikut ini ungkapannya: “...lalu jangan sampai hidungnya menutup kepayudara karena nanti tidak bisa nafas, hehehe sambil tertawa...” P6 Tema 5. Perasaan ibu primipara selama memberikan ASI eksklusif Hasil dari wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti kepada semua partisipan bahwa perasaan ibu selama memberikan ASI eksklusif berbeda-beda dilihat dari aspek psikologis yang meliputi: perasaan senang, bangga sebagai ibu, dan merasa puas. Berikut ini merupakan kategori yang terdapat dalam tema: Lima dari enam partisipan mengungkapkan bahwa merasa senang karena bisa memberikan ASI eksklusif pada anak pertama. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 27 tahun dan bersuku Betawi: “... saya senang ya, karena bisa memberikan ASI eksklusif. Terutama ini anak pertama saya dan telah menjadi awal pengalaman bagi saya...” P4 Empat dari enam partisipan mengungkapkan bahwa bangga sebagai ibu karena bisa selalu kontak dengan anak. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mempunyai anak berusia 1 tahun 3 bulan: “...ya..perasaan saya banggalah sebagai ibu karena menjadi sudah menjadi suatu kewajiban terus juga bisa selalu dekat kontak dengan anak, terus sudah ada pada tubuh, jadi tidak menyia-nyiakan apa yang sudah ada didalam tubuh tersenyum...” P2 Salah satu partisipan berusia 25 tahun mengungkapkan bahwa merasa puas dan perasaanya menjadi lega. Berikut ungkapannya: “... saya merasa puas yah... puas karena dapat memberikan yang terbaik untuk anak...” P1 Tema 6. Hambatan ibu primipara selama memberikan ASI eksklusif Hambatan saat memberikan ASI eksklusif dialami oleh semua partisipan. Hambatan tersebut disebabkan karena adanya masalah baik pada ibu maupun pada bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham masalah ini, kegagalan menyusui sering dianggap masalah pada anak saja. Hasil penelitian para partisipan bahwa hambatan saat memberikan ASI eksklusif yaitu: 1 masalah pada payudara dan 2 masalah fisiologis ibu. Berikut ini uraiannya: 1. Masalah pada payudara Dua dari enam partisipan mengungkapkan bahwa payudara terasa sakit. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 27 tahun dan pendidikan terakhir SMA: “...kalau masalah, ini payudara saya terasa sakit...” P4 Semua partisipan mengungkapkan bahwa payudara bengkak. Berikut salah satu ungkapan dari partisipanberusia 25 tahun dan mempunyai anak berusia 7 bulan: “...payudara saya bengkak...sambil memegang payudara...” P1 Salah satu partisipan berusia 25 tahun mengungkapkan bahwa Kadang puting juga lecet. Berikut ini ungkapannya: “... kadang puting juga lecet” P1 Salah satu partisipan berusia 27 tahun mengungkapan bahwa payudara terasa nyeri. Berikut ini ungkapannya: “... hmm..payudara saya berasa ngilu, nyeri...” P4 Salah satu partisipan berusia 28 tahun dan bekerja sebagai guru mengungkapkan bahwa produksi ASInya berkurang. Berikut ini ungkapannya: “... payudara saya ASInya keluar sedikit...” P3 2. Masalah fisiologis ibu Dua dari enam partisipan mengungkapkan bahwa masalah fisiologis yang terjadi adanya rasa kantuk dan lelah ibu. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan bersuku Betawi: “... kadang kalau saya sudah ngantuk dan lelah banget terus anak masih pengen terus netek rasanya gimana gitu, jadi kadang saya tidur anak saya mah tetep aja tuh netek sampe-sampe gak tahu kalau anak saya juga tidur,hehe sambil tertawa...” P5 Tema 7. Dukungan ibu primipara dalam memberikan ASI eksklusif Faktor pendukung itu sangat penting untuk memberikan motivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif dan sebagai salah satu wujud untuk mencapai keberhasilan dalam memberikan ASI eksklusif. Dari hasil wawancara kepada semua partisipan didapatkan beberapa sub tema yaitu 1 dukungan informasional, 2 dukungan emosional, dan 3 dukungan instrumental. Berikut ini merupakan kategori yang terdapat pada subtema: 1. Dukungan informasional Hasil wawancara yang dilakukan pada enam partisipan didapatkan dukungan informasional dari suami, mama, dan teman kepada ibu primipara dalam memberikan ASI eksklusif. Salah satu partisipan berusia 27 tahun mengungkapkan bahwa suami sering menanyakan dan mengingatkan untuk memberikan ASI. berikut ini ungkapannya: “...kalau suami saya mendukung sekali ya. Suami paling sering menanyakan sudah ditetein belum begitu, mengingatkan saya terutama jika anak menangis dan bangun tidur untuk ditetein...” P4 Empat dari enam partisipan mengungkapkan bahwa suaminya bilang kalau anak lebih baik dan lebih bagus diberikan ASI eksklusif. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mempunyai anak berusia 7 bulan: “...suami bilang kalau anak lebih baik dan lebih bagus ASI eksklusif daripada susu formula untuk anak kita berikan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan...” P1 Tiga dari enam partisipan mengungkapkan bahwa dukungan dari mama adalah dengan mengajarkan posisi saat memberikan ASI eksklusif. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 25 tahun dan bersuku Betawi : “...terutama orang tua mendukung saya, mama pernah mengajarkan cara memegang bayi saat memberikan ASI, menggendong bayi, ya seperti itulah...” P6 Salah satu partisipan berusia 27 tahun mendapatkan informasi dari temannya dengan mengatakan berikan ASI saja, karena ASI itu bagus, jangan diberikan susu formula. Berikut ini ungkapannya: “...teman saya juga bilang sama saya katanya ASI saja, ASInya juga keluarnya banyak, ngapain harus susu formula...” P4 2. Dukungan emosional Dukungan emosional didapatkan oleh beberapa partisipan. Dukungan tersebut ddapatkan dari suami dan dari teman partisipan. Salah satu partisipan berusia 29 tahun mengungkapkan bahwa suami memberikan semangat yang terbaik adalah ASI eksklusif. Berikut ini ungkapannya: “...semangat ya bunda, pokoknya yang terbaik berikan ASI eksklusif, jangan susu formula...” P2 Salah satu partisipan berusia 25 tahun dan bersuku Betawi mendapatkan dukungan emosional dari temannya. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan: “...teman saya juga mendukung. Teman saya bilang uda ASI aja, walaupun keluarnya sedikit, nanti juga lama-lama banyak ASInya. Bagusan ASI tahu untuk anak sampai 6 bulan...” P6 3. Dukungan instrumental Dua dari enam partisipan mengungkapkan bahwa mamanya mendukung banget dari sejak hamil dan membuatkan sayur daun katuk. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai guru dan bersuku Betawi: “...mama ngedukung banget dari pas hamil 8 bulanan lebih, pokoknya uda bulannya dah, bilang nanti anaknya ASI aja jangan dikasih susu. Sering dibuatin sayur daun katuk katanya biar ASInya banyak...” P3 Tema 8. Mitos-mitos tentang ASI eksklusif Pandangan masyarakat mengenai ASI eksklusif berbeda-beda. Adanya mitos-mitos tentang ASI eksklusif merupakan salah satu pertimbangan keputusan bagi ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif pada anak. Hasil penelitian didapatkan beberapa mitos dan tanggapan dari para partisipan. Berikut ini uraiannya: Salah satu partisipan berusia 25 tahun dan mempunyai anak berusia 1 tahun mengungkapkan bahwa tidak pernah mendengar mengenai mitos- mitos tentang ASI eksklusif. Berikut ini ungkapannya: “... oh.. saya gak pernah denger...” P6 Salah satu partisipan berusia 27 tahun mengungkapkan bahwa pernah denger mitos-mitos tentang kolostrum itu kotor dan berwarna kuning. Berikut ini ungkapannya: “...hmm...pernah sih ya saya denger dari tetangga, ada yang mengatakan kalau kolostrum itu harus dibuang karena kotor dan warnanya agak kuning begitu katanya...” P4 Salah satu partisipan berusia 29 tahun dan pendidikan terakhir SMA juga mengungkapkan bahwa tidak menanggapi tentang mitos-mitos yang ada. Berikut ini adalah ungkapan: “...kalau itu sih cuma omongan yah, karena kalau sekarang itu kan harus ditunjukkan secara medis tidak hanya sekedar omongan...” P2 Lima dari enam partisipan mengungkapkan bahwa adanya mitos selama memberikan ASI eksklusif adanya pantangan makanan seperti tidak makan pedes, asem, dan minum es. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan berusia 25 tahun dan mempunyai anak berusia 7 bulan: “...katanya sih, kalau selama memberikan ASI eksklusif itu gak boleh makan yang pedes, bayi akan mencret-mencret-mencret, makan yang asem juga sama. Banyak makan es juga anak saya jadi flu,tapi tergantung dari kekebalan tubuh anaknya juga sih...” P1 Dua dari enam partisipan mengungkapkan bahwa adanya perubahan pada payudara yaitu payudara menjadi kendor. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan berusia 29 tahun: “...pernah denger dari orang, kalau sering menyusui anak, jadi payudara saya menjadi seperti kendor, berbeda dari sebelum melahirkan, hehe sambil tertawa...”P2 68

BAB VI PEMBAHASAN

Bab ini menjabarkan beberapa bagian yang terkait dengan hasil penelitian yang telah diperoleh. Bagian pertama menjabarkan pembahasan hasil penelitian yaitu membandingkan dengan konsep, teori, dan berbagai penelitian sebelumnya yang terkait dengan hasil penelitian ini untuk memperkuat pembahasan interpretasi hasil penelitian. Bagian kedua adalah mengemukakan berbagai keterbatasan selama proses penelitian dengan membandingkan pengalaman selama proses penelitian yang telah dilakukan dengan proses yang seharusnya dilakukan sesuai dengan aturan.

A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi

Penelitian ini menghasilkan sepuluh tema. Beberapa diantaranya memiliki sub tema dengan beberapa kategori makna tertentu. Tema tersebut teridentifikasi berdasarkan tujuan penelitian. Berikut penjelasan secara rinci untuk masing-masing tema yang dihasilkan dari penelitian ini: Tema 1. Makna ASI bagi ibu primipara ASI memiliki makna yang begitu luas, yang mencakup penilaian serta pemikiran seseorang. Penelitian ini makna ASI bagi ibu primipara dipersepsikan bervariasi oleh para partisipan. Makna ASI bagi ibu meliputi air susu ibu, cairan susu berwarna putih, makanan pemula bagi bayi baru lahir, dan suplemen bagi bayi. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.33 tahun 2012 bahwa yang dimaksud dengan Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. ASI adalah makanan pemula utama untuk bayi Wong, dkk., 2008. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan peneliti bahwa salah satu partisipan mengungkapkan ASI merupakan makanan pemula yang lebih utama untuk sang bayi dari pada susu formula lainnya dan partisipan lainnya juga mengatakan bahwa ASI merupakan cairan yang berasal dari dalam tubuh ibu yang dikeluarkan melalui payudara bentuknya seperti cairan susu warnanya putih yang harus diberikan kepada bayi. Woolridge, Fisher 1988 dalam Wong, dkk 2008, pada setiap awal pemberian makan yang dilakukan oleh ibu, susu itu mengandung lebih sedikit lemak dan mengalir lebih cepat daripada susu yang keluar menjelang akhir pemberian makan. Menjelang akhir pemberian makan, susu ini lebih putih dan mengandung lebih banyak lemak. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa semua partisipan mengungkapkan pemahamannya tentang ASI eksklusif merupakan ASI yang diberikan kepada bayi dari sejak dilahirkan sampai usia enam bulan tanpa tambahan makanan dan minuman lain, hanya ASI saja yang diberikan. Roesli 2008 menjelaskan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif berarti bayi hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai usia enam bulan, tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, juga tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi ataupun tim. Tema 2. Keunggulan ASI eksklusif bagi ibu primipara Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian partisipan mengatakan bahwa didalam kandungan ASI terdapat karbohidrat, kalsium, protein, vitamin, dan zat untuk kekebalan tubuh bayi. Hasil ini sesuai dengan teori yang ditulis oleh Roesli 2008, bahwa ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan dan sel darah putih. Penelitian ini juga didapatkan bahwa lima dari enam partisipan mengungkapkan kelebihan ASI eksklusif itu tidak repot, instan, praktis, dan mudah selain itu juga ASI eksklusif itu hemat biaya. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Wen, et.al 2009 yang menyatakan bahwa sebanyak 52 ibu mengatakan ASI eksklusif itu lebih murah, biayanya efektif dan sebanyak 29 mengatakan ASI eksklusif itu lebih mudah. Hasil penelitian juga sesuai dengan teori Mercer 1991 bahwa untuk pencapaian peran sebagai seorang ibu dipengaruhi oleh lingkungan makrosistem yang berkaitan dengan adanya tingkat status ekonomi seseorang dimana untuk memberikan ASI eksklusif itu sangat ekonomis. Wong, dkk 2008 menjelaskan ASI adalah makanan yang paling murah, selalu tersedia setiap saat, siap disajikan dalam susuh kamar, dan bebas dari kontaminasi. ASI lebih mudah di disiapkan, lebih mudah dicerna oleh bayi dan memberikan ASI akan membuat perjalanan menjadi terasa ringkas dan mudah, selain itu juga gratis Roesli, 2008. Tema 3. Motivasi ibu primipara dalam memberikan ASI eksklusif Hasil wawancara yang dilakukan pada enam partisipan dalam penelitian ini didapatkan bahwa motivasi ibu primipara dalam memberikan ASI eksklusif karena dapat memberikan manfaat pada ibu, bayi, keluarga, dan lingkungan. Roesli 2008 menyatakan bahwa memberikan ASI secara eksklusif berarti keuntungan untuk semua. Bayi akan lebih sehat, cerdas, dan berkepribadian baik, ibu akan lebih sehat dan menarik, perusahaan, lingkungan dan masyarakat pun akan mendapat keuntungan. Sebagian partisipan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa manfaat ASI eksklusif untuknya adalah dapat mencegah kanker payudara. Hal ini sejalan dengan penelitian Buckeley, Kathleen dan Gloria 2006 yang menyatakan bahwa menyusui dapat mengurangi resiko kanker payudara sebanyak 4,3 untuk setiap tahun selama menyusui. Donnelly, dkk 2013 juga melaporkan bahwa sebanyak 81,5 ibu mengatakan alasan yang menyebabkan terjadinya kanker payudara karena tidak menyusui bayi mereka. Penelitian ini juga didapatkan bahwa dua dari enam partisipan mengungkapkan bahwa manfaat yang dirasakan ibu setelah memberikan ASI eksklusif adanya penurunan berat badan dari berat badan sebelum hamil. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Wen, et.al 2009 di Australia bahwa sebanyak 10 ibu mengatakan manfaat pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan berat badan pasca melahirkan. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa hampir semua partisipan mengungkapkan bahwa ASI eksklusif dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi, meningkatkan daya tahan tubuh bayi, anak menjadi lebih sehat. Dewi 2011 menjelaskan bahwa manfaat pemberian ASI eksklusif kepada anak selama 6 bulan pertama dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangannya menjadi lebih baik, bayi jarang mengalami sakit karena adanya zat protektif untuk melindungi bayi dari infeksi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wen, et.al 2009 bahwa ASI baik untuk kesehatan bayi, melindungi bayi dari penyakit, meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta membantu menjalin kedekatan antara ibu dan anak. Penelitian ini juga didapatkan bahwa empat dari enam partisipan mengatakan anak menjadi pinter dan cerdas setelah diberikan ASI eksklusif. Menurut Roesli 2008, pemberian ASI secara eksklusif sampai bayi berusia enam bulan akan menjamin tercapainya kecerdasan anak secara optimal karena adanya nutrien yang tepat yang secara khusus disesuaikan dengan kebutuhan bayi agar otak menjadi tumbuh dengan optimal. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Maharditha, dkk 2008 menunjukkan bahwa perkembangan kognitif pada bayi yang diberikan ASI eksklusif lebih tinggi sebanyak 4.761 dibandingkan dengan tidak diberikan ASI eksklusif sebanyak 4.431 pada yang diukur dengan skala kognitif Mullen dalam waktu sekitar enam sampai sembilan bulan. Salah satu partisipan mengungkapkan bahwa manfaat ASI sangat penting karena ASI adalah cairan yang pertama kali diminum untuk mengawali kehidupan anak. Hal ini sejalan dengan teori yang ditulis oleh Meadow 2005, bahwa pemberian ASI merupakan awal yang sempurna bagi bayi untuk memulai kehidupannya karena ASI mudah langsung tersedia, tidak mahal dan mudah dikonsumsi. Partisipan mengatakan pemberian ASI eksklusif juga bermanfaat bagi lingkungan karena tidak menimbulkan banyak sampah, seperti kaleng dan kardus susu. Hal ini sejalan