PENUTUP Pengalaman Ibu Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Jakarta Barat

xvii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Pedoman wawancara Lampiran 2. Matriks analisis tematik Lampiran 3. Daftar riwayat hidup penulis Lampiran 4. Surat izin studi pendahuluan Lampiran 5. Surat izin penelitian Lampiran 6. Surat permohonan menjadi partisipan Lampiran 7. Surat persetujuan menjadi partisipan 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Bayi AKB tahun 2007 berdasarkan Millenium Development Goals MDGs di Indonesia masih tinggi, mencapai 34 per 1.000 kelahiran hidup dan target pada tahun 2015 harus mencapai 23 per kelahiran hidup Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas, 2010. Estimasi AKB di provinsi DKI Jakarta tahun 2007 mencapai 28 per 1.000 kelahiran hidup Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012. Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD DKI Jakarta juga melaporkan AKB pada tahun 2010 sebesar 8 per 1.000 kelahiran. Angka ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2007 yang sebesar 8,4 per 1.000 kelahiran. Kemenkes RI 2012 mengungkapkan penyebab kematian bayi di Indonesia, antara lain bayi berat lahir rendah 29, asfiksia 27, tetanus dan infeksi 15, masalah pemberian minum 10, masalah hematologi 6, diare serta pneumonia 13. Bayi yang diberikan ASI selama enam bulan atau lebih memiliki ketahanan hidup 33,3 kali lebih baik daripada bayi yang disusui kurang dari 4 bulan, dan bayi yang disusui selama 4-5 bulan memiliki ketahanan hidup 2,6 kali lebih baik daripada bayi yang disusui kurang dari empat bulan Nurmiati, 2008. Bayi yang tidak diberikan ASI akan meningkatkan terjadinya kematian akibat penyakit infeksi, resiko obesitas, diabetes tipe 1 dan tipe 2, leukemia, dan kematian bayi secara mendadak. Ibu yang tidak memberikan ASI akan meningkatkan kanker payudara, kanker ovarium, mempertahankan berat badan kehamilan, diabetes tipe 2, infark miokard, dan sindrom metabolik Stuebe, 2009. ASI merupakan cairan yang mengandung nutrisi bermanfaat bagi bayi Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes, 2008. Pemberian ASI eksklusif berarti bayi hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai usia enam bulan, tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, juga tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi ataupun tim Roesli, 2008. ASI mengandung zat gizi lengkap seperti protein, energi, laktosa, natrium, kalsium, fosfor dan zat besi. Pemberian ASI merupakan awal yang sempurna bagi bayi untuk memulai kehidupannya karena ASI mudah langsung tersedia, tidak mahal dan mudah dikonsumsi Meadow, 2005. Menyusui telah dilakukan oleh seorang ibu sejak beribu-ribu tahun yang lalu dan juga telah dianjurkan dalam kitab suci Al-quran dalam surat Al- Baqarah ayat 233: ِﻦْﯿَϟ ْﻮَﺣ ͉ﻦُھَΩ َϻ ْϭَ΃ َﻦْﻌ ِο ْﺮُﯾ ُت΍َﺪِϟ΍ َﻮْϟ΍ َϭ ُﮫَϟ ِΩﻮُϟ ْﻮَﻤْϟ΍ ﻰَﻠَϋ َϭ ۚ َﺔَϋΎَο ͉ﺮϟ΍ ͉ϢِΘُﯾ ْنَ΃ َΩ΍َرَ΃ ْﻦَﻤِϟ ۖ ِﻦْﯿَﻠِϣΎَϛ َϻ َϭ Ύَھِﺪَϟ َﻮِﺑ ٌةَﺪِϟ΍ َϭ ͉رΎَﻀُﺗ َϻ ۚ Ύَﮭَﻌْγ ُϭ ͉ϻِ· ٌﺲْﻔَﻧ ُﻒ͉ﻠَϜُﺗ َϻ ۚ ِϑϭُﺮْﻌَﻤْϟΎِﺑ ͉ﻦُﮭُﺗ َﻮْδِϛ َϭ ͉ﻦُﮭُﻗ ْز ِر ۚ ِهِﺪَϟ َﻮِﺑ ُﮫَϟ ٌΩﻮُϟ ْﻮَϣ ِث ِر΍ َﻮْϟ΍ ﻰَﻠَϋ َϭ ْϢُﺗْΩ َرَ΃ ْنِ· َϭ ن Ύَﻤِﮭْﯿَﻠَϋ َΡΎَϨُΟ َϼَϓ ٍر ُϭΎَﺸَﺗ َϭ ΎَﻤُﮭْϨِϣ ٍض΍َﺮَﺗ ْﻦَϋ ًϻΎَﺼِϓ ΍َΩ΍َرَ΃ ْنِﺈَϓ ن َﻚِϟَٰΫ ُﻞْﺜِϣ َ͉๡΍ ΍ﻮُϘ͉ﺗ΍ َϭ ن ِϑϭُﺮْﻌَﻤْϟΎِﺑ ْϢُΘْﯿَﺗ΁ Ύَϣ ْϢُΘْﻤ͉ﻠَγ ΍َΫِ· ْϢُϜْﯿَﻠَϋ َΡΎَϨُΟ َϼَϓ ْϢُϛَΩ َϻ ْϭَ΃ ΍ﻮُﻌ ِο ْﺮَΘْδَﺗ ْنَ΃ ْϋ΍ َϭ Ύَﻤِﺑ َ ͉๡΍ ͉نَ΃ ΍ﻮُﻤَﻠ ﴿ ٌﺮﯿ ِﺼَﺑ َنﻮُﻠَﻤْﻌَﺗ 233 ﴾ Yang artinya : “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma´ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih sebelum dua tahun dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” Q.S. Al-Baqarah ayat 233. Menyikapi pentingnya pemberian ASI, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tentang Kesehatan pasal 128 ayat 1 yaitu setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan selama enam bulan, kecuali atas indikasi medis Presiden Republik Indonesia RI, 2009. Undang-Undang Perlindungan Anak Bab I pasal 1 No.12 dan Bab II pasal 2 menetapkan bahwa hak anak adalah non diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, hak kelangsungan hidup, dan perkembangan dan penghargaan terhadap pendapat anak yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara Presiden RI, 2002. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI Eksklusif terutama pada Bab III pasal 2 bertujuan untuk, yaitu menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia enam bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya, memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah terhadap pemberian ASI eksklusif Presiden RI, 2012. Data survey World Health Organization WHO Global Data Bank on Infant and Young Child Feeding IYCF tahun 2007-2008 menunjukkan rasio pemberian ASI eksklusif di Indonesia selama empat bulan sebanyak 40,6 sedangkan pemberian selama enam bulan sebanyak 32,4. Profil Data Kesehatan 2011, melaporkan angka cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan pada tahun 2010 di provinsi Jawa Barat sebanyak 67,3, sedangkan di provinsi DKI Jakarta sendiri sebanyak 62,1. Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, bayi yang diberikan ASI eksklusif pada usia kurang dari enam bulan hanya terdapat 15,3 saja. Angka tersebut masih rendah untuk mencapai target kegiatan pembinaan gizi tahun 2010-2014 sebanyak 80 Kemenkes RI, 2012. Tingkat pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah sebanyak 56,2 Kemenkes RI, 2012. Kondisi ini terjadi karena faktor ekonomi, rendahnya pengetahuan serta banyak promosi produk susu formula. Perilaku ibu untuk menyusui bayi 0-6 bulan secara eksklusif baru mencapai 39. Kondisi ini terjadi karena adanya kepercayaan, adat kebiasaan dan mitos negatif dalam keluarga sehingga membutuhkan banyak perhatian untuk meningkatkan dan menanggulangi masalah gizi Rosita, 2010. Hasil penelitian yang dilakukan Nurlely 2012 di Semarang, melaporkan cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Poncol lebih tinggi yaitu 72,27 daripada wilayah Puskesmas Candilama cakupannya hanya sebesar 2,23. Perbedaan cakupan terjadi karena produksi ASI yang dihasilkan sedikit, kemudian pada ibu bekerja yang harus meninggalkan bayinya di rumah bersama neneknya merasa dan berkeyakinan bahwa ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya selama enam bulan. Kondisi ini membuktikan bahwa banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI eksklusif selama enam bulan. Hasil studi yang dilakukan oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia AIMI, 2010, ibu yang telah memiliki 3 anak berbagi pengalaman tentang pemberian ASI eksklusif pada anaknya. Partisipan tersebut mengatakan bahwa memberikan ASI tidak mudah, terutama untuk menyusui anak pertamanya. Ia merasa bingung sekali ketika mengetahui kondisi puting lecet dan mengalami mild baby blues selama 3 hari, dimana setiap menyusui dari payudara yang lecet harus menangis. Ia juga sempat memberikan susu formula karena kurangnya informasi dan orang tuanya juga mengatakan jika diberikan ASI dan susu formula saja anak akan kelaparan sehingga ia memberikan Makanan Pendamping ASI MPASI dini pada bayinya. Ibu primipara adalah wanita yang baru pertama kali mempunyai anak hidup dan baru menjadi seorang ibu. Beberapa ibu primipara biasanya mempunyai keinginan untuk melahirkan bayi yang bebas dari gangguan, sehingga hal tersebut akan memotivasi ibu untuk mencari pengetahuan banyak tentang perawatan maternal Lowdermilk, 2004. Seorang ibu primipara memiliki keinginan kuat untuk dapat memberikan ASI kepada bayinya. Hasil penelitian oleh Smith, dkk 2012 di Amerika Serikat, 4 dari 5 remaja sebagai ibu primipara memberikan ASI eksklusif selama 9 hari, dan hanya satu remaja yang berhasil memberikan ASI eksklusif selama enam bulan karena memiliki niat yang sangat kuat untuk menyusui bayinya, menyatakan ASI adalah yang terbaik untuk kehidupan bayinya serta tidak mengeluarkan uang. Bagi ibu primipara berhenti menyusui sangat berkaitan dengan pengalaman mereka sebagai ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang dasar-dasar ASI, kurangnya keterampilan menyusui, pengalaman