6. Manfaat ASI Eksklusif
Memberikan ASI secara eksklusif berarti keuntungan untuk semua. ASI bermanfaat untuk ibu, bayi, negara dan lingkungan Roesli, 2008.
a. Bagi ibu
Menyusui secara
eksklusif dapat
menunda haid
dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi
alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi MAL serta ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula
dan peralatannya Hegar, 2008 Menyusui bayi segera setelah melahirkan maka akan
mengurangi kemungkinan terjadinya perdarahan, karna pada ibu menyusui terjadinya peningkatan kadar oksitosin yang berguna
untuk penutupan pembuluh darah, menjarangkan kehamilan karena merupakan cara kontrasepsi yang murah, aman, dan cukup berhasil,
ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil, mengurangi kemungkinan terjadinya kanker, lebih
ekonomis, mudah
dibawa kemana-mana
dan praktis,
tidak merepotkan dan hemat waktu, memberi kepuasan bagi ibu Roesli,
2005. Sinclair 2009, menyebutkan bahwa menyusui menyebabkan
involusio uterus lebih cepat, perlindungan terhadap kanker ovarium, menurunkan resiko kenker payudara premenopause khususnya jika
laktasi pertama terjadi sebelum usia 20 tahun dan berlangsung selama sekurang-kurangnya enam bulan, resiko osteoporosis dapat
dipastikan menurun khususnya wanita yang telah hamil dan menyusui bayi mereka, menunda ovulasi yang
mendukung pengaturan jarak anak, sekresi prolaktin meningkatkan relaksasi dan
prolaktin serta oksitosin meningkatkan kelekatan ibu dan anak serta menghilangkan penggunaan kaleng formula, botol susu, dan pelapis
botol. b.
Bagi bayi Nutrisi ASI diantaranya adalah lemak, laktosa, protein, garam
mineral dan vitamin, protein ASI terdiri dari whey protein yang dapat lebih mudah dicerna, sehingga pengosongan lambung lebih cepat,
sedang kasein lebih sulit dicerna Wong, 2008. ASI memiliki asam amino sistin dan taurin yang kadarnya lebih tinggi dari susu formula.
Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatik, sedangkan taurin berperan untuk pertumbuhan otak, perkembangan retina dan
maturasi pendengaran. Karbohidrat utama ASI adalah laktosa yang mudah terurai menjadi glukosa dan galaktosa Wong, 2008. Laktosa
dapat mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi asam organik dan mensintesis
vitamin Soetjiningsih, 1997. Galaktosa penting untuk pembentukan galaktopid yang diperlukan untuk pertumbuhan sistem saraf pusat
Wong, 2008.
ASI mengandung asam lemak esensial, asam linoleat Omega 6 dan asam linolenant Omega 3 yang menjadi prekursor
docoshexaenoic acid DHA dan arachidonic acid AA. DHA dan AA berfungsi penting dalam pertumbuhan otak anak Wong, 2008.
Hal ini penting karena pada masa bayi sampai usia satu tahun terjadi peningkatan jumlah neuron otak kedua, ASI juga mengandung
vitamin A, B, C, D, dan K dalam jumlah yang memadai sesuai kebutuhan bayi
Lowdermilk, 2004
; Wong, 2008. ASI selain sebagai nutrisi juga dapat meningkatkan daya
tahan tubuh, meningkatkan kecerdasan dan meningkatkan jalinan kasih sayang Roesli, 2005.
c. Bagi negara
Manfaat ASI bagi negara dapat menghemat devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui, serta biaya
menyiapkan susu; menghemat untuk biaya sakit karena muntah dan mencret serta saluran napas; menghemat obat-obatan, tenaga, dan
sarana kesehatan; menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun negara; langkah awal
untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi Indonesia Roesli, 2005.
d. Bagi lingkungan
ASI akan mengurangi bertambahnya sampah dan polusi di dunia. Memberi ASI tidak memerlukan kaleng susu, karton, kertas
pembungkus, botol plastik dan dot karet. ASI tidak menambah polusi udara, karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang
mengeluarkan asap serta alat transportasi yang juga mengeluarkan asap Roesli, 2005.
7. Teknik Menyusui
Proses menyusui akan berjalan dengan lancar jika ibu memiliki keterampilan dalam menyusui, sehingga ASI dapat mengalir dari
payudara ibu ke bayi dengan efektif. Posisi dasar menyusui terdiri dari posisi badan ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara
ibu perlekatan attachment. Posisi badan ibu saat menyusui dapat posisi duduk, posisi tidur terlentang, atau posisi tidur miring Hegar, 2008.
Posisi menyusui yang benar menurut Hegar 2008 yaitu: a. Posisi muka bayi menghadap ke payudara chin to breast
b. Perutdada bayi menempel pada perutdada ibu chest to chest c. Seluruh badan bayi menghadap ke badan ibu hingga telinga bayi
membentuk garis lurus dengan lengan bayi dan leher bayi d. Seluruh punggung bayi tersanggah dengan baik, ada kontak mata
antara ibu dengan bayi e. Pegang belakang bahu jangan kepala bayi, dan kepala terletak
dilengan bukan didaerah siku.
Tanda perlekatan bayi dan ibu yang baik juga telah dijelaskan bahwa dagu harus menyentuh payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah
terputar keluar, lebih banyak areola bagian atas yang terlihat daripada bagian bawah, dan tidak menimbulkan rasa sakit pada puting susu
Hegar, 2008. Menyusui bayi sebaiknya dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Rata-
rata bayi menyusui selama 5-15 menit, walaupun terkadang lebih. Menyusui bayi sesering mungkin sedikitnya lebih dari 8 kali dalam 24
jam dan tidak hanya pada satu payudara melainkan keduanya secara seimbang, sehingga mendapat stimulasi yang sama untuk menghasilkan
ASI. Menyusui pada malam hari dapat membantu mempertahankan suplai ASI karena hormon prolaktin dikeluarkan terutama pada malam
hari Hegar, 2008.
8. Masalah dalam Menyusui
Memberikan ASI
eksklusif selama
enam bulan
pertama kehidupan bayi tidaklah sederhana Hegar, 2008. Beberapa kendala
yang sering menjadi alasan ibu masalah dalam menyusui karena produksi ASI kurang, ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar, ibu
ingin menyusui kembali setelah bayi diberi formula relaktasi, bayi terlanjur mendapatkan prelakteal feeding pemberian air guladekstrosa,
susu formula pada hari-hari pertama kelahiran, kelainan yang terjadi pada ibu seperti puting ibu lecet, puting ibu luka, payudara bengkak,
engorgement, mastitis dan abses, ibu hamil lagi padahal masih menyusui,