Jenis-jenis Otot Polos Mekanisme Kerja Otot Polos

Gambar 2.6. Diagram kontraksi pada otot detrusor Sumber : C.H. Fry, 2010

2.4. Organ Bath

Tissue organ bath merupakan alat yang umumnya dipakai dalam eksperimen yang meneliti jaringan otot hewan atau manusia yang dilakukan di luar tubuh. Jaringan otot dibentuk menjadi strip yang difiksasi dan direndam dengan larutan fisiologis. Jaringan otot tersebut terikat dengan isometric force transducer yang dapat menghitung tegangan yang dihasilkan. 18 Kelebihan dari penggunaan organ bath adalah temperatur dapat diatur, satu kali percobaan dapat dilakukan pada beberapa jaringan, dan jaringan-jaringan tersebut dapat diteliti beberapa kali. Jaringan dapat diberikan stimulan-stimulan tertentu seperti stimulasi elektrik dan stimulasi dari agonis. 18,19 Setelah jaringan dipasang pada organ bath, jaringan perlu diistirahatkan terlebih dahulu dalam larutan penyangga buffer dan diaerasi dengan 95 O 2 dan 5 CO 2 . Selain itu, tegangan istirahat juga diberikan satu jam sebelum penelitian dimulai. 19 Jaringan dikondisikan pada suhu 37 o C dan pH 7,4. Larutan di dalam bath dapat diganti dalam interval waktu tertentu apabila telah dimasukkan bahan-bahan uji. 20

2.5. Kerangka Teori

Gambar 2.7. Kerangka Teori Sumber : Sandra Puetz, 2011 telah diolah kembali

2.6. Kerangka Konsep

Variabel bebas : kadar larutan ekstrak daun Orthosiphon aristatus Variabel terikat : Persentase kontraksi strip otot polos vesika urinaria guinea pig

2.7. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Pengukuran 1 Kontraksi strip otot polos vesika urinaria Peningkatan tegangan strip otot polos vesika urinaria Transducer Tegangan otot gram Numerik 2 Kadar larutan ekstrak daun Orthosiphon aristatus Persentase ekstrak daun Orthosiphon aristatus yang dilarutkan dalam DMSO Persen Numerik Ekstrak daun Orthosiphon aristatus konsentrasi 10 -6 sampai 10 -2 Strip otot polos vesika urinaria Guinea pig Induksi kontraksi otot polos oleh carbachol Kontraksi meningkat Kontraksi menurun Kontraksi menetap Kontraksi Kontrol Pelarut DMSO

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental secara in vitro dengan menggunakan alat organ bath untuk melihat pengaruh ekstrak daun Orthosiphon aristatus terhadap kontraktilitas otot polos vesika urinaria guinea pig.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2013 di Laboratorium Riset Multiguna lantai 3 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini telah diajukan kepada Bagian Etik FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3. Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah instrumen organ bath, timbangan, sendok, cawan petri, gunting jaringan, pinset mikro, kacamata pembesar, papan bedah, water heater, kulkas, laptop, benang, dan gunting. Bahan-bahan yang diperlukan penelitian ini adalah ekstrak daun Orthosiphon aristatus, strip otot polos vesika urinaria, kapas, tissue, sarung tangan, carbachol, DMSO dimetil sulfoksida, akuades, alkohol, gas karbogen O 2 97 dan CO 2 3 , dan larutan Krebs-Henseleit. Larutan Krebs-Henseleit dibuat dalam volume 500 cc dengan komposisi seperti pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Komposisi larutan Krebs Henseleit No. Komposisi Molaritas 1. NaCl 121,6 mmolL 2. KCl 4,7 mmolL 3. NaHCO 3 15,4 mmolL 4. KH 2 PO 4 1,2 mmolL 5. MgCl 2 1,2 mmolL 6. D-+-Glucose 11,5 mmolL 7. CaCl 2 2,5 mmolL 16