Kontraksi Otot Polos Vesika Urinaria yang Diinduksi
hanya diinduksi oleh DMSO pelarut. Hal tersebut menunjukkan pemberian ekstrak Orthosiphon aristatus dapat memberikan efek relaksasi pada otot polos
vesika urinaria dengan konsentrasi larutan antara 10
-6
hingga 10
-3
. Efek relaksasi dari ekstrak Orthosiphon aristatus terhadap otot polos
vesika urinaria ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Ohashi, dkk yang menyatakan kandungan ekstrak Orthosiphon aristatus yaitu Neoorthosiphol A,
Neoorthosiphol B, Orthosiphol A, Orthosiphol B, Orthosiphonone A, Orthosiphonone
B, Methylripariochromene
a, Acerovanillochromene,
Orthochromene A, Tethemethylscutellarein, dan Sinensetin dapat menekan efek kontraksi otot polos aorta torakalis yang diinduksi oleh ion K
+
.
20
Selain itu, Methylripariochromene A MRC yang merupakan kandungan dari daun Orthosiphon aristatus juga berperan dalam aktivitas anti hipertensi. Hal
ini disebabkan oleh beberapa mekanisme. Pertama MRC menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik dan denyut nadi setelah dimasukkan secara subkutan.
Kedua, MRC menekan kontraksi otot polos aorta torakalis tikus yang diinduksi oleh high K
+
, l-phenyephrine, atau prostaglandin dengan menghambat influks Ca
2+
. Lalu ketiga, MRC dapat menurunkan kontraksi kedua atrium jantung guinea pig tanpa mengurangi rerata denyutnya. Terakhir, MRC meningkatkan volume
urin dan eksresi Na
+
, K
+
, dan Cl
-
dalam tiga jam setelah administrasi oral pada tikus.
7, 22
Efek vasodilatasi yang diakibatkan oleh Orthosiphon aristatus juga diperkuat dengan adanya perubahan pada aktivitas reseptor α1-adrenergik dan
reseptor AT1 yang disebabkan oleh endothelium-derived nitric oxide EDNO.
23
Beberapa tanaman dari kelas Lamiaceae seperti Satureja obovata dan Salvia scutellarioides juga memiliki efek vasodilatasi terhadap otot polos
vaskular. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan zat aktif yang sama antara beberapa spesies tersebut.
24
Penelitian ini tidak dapat sepenuhnya mencerminkan proses fisiologis yang terjadi pada tubuh karena terdapat beberapa kondisi yang berbeda. Selain itu
diperlukan adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui mekanisme yang menyebabkan terjadinya relaksasi pada otot polos vesika urinaria yang disebabkan
oleh ekstrak daun Orthosiphon aristatus.
Penelitian ini dapat dikembangkan untuk meneliti pengaruh ekstrak daun Orthosiphon aristatus terhadap otot polos vesika urinaria yang abnormal seperti
pada overactive bladder. Kontraksi otot polos vesika urinaria pada overactive bladder dapat mengalami keadaan abnormal pada fase pengisian urin dan
menyebabkan beberapa gejala saluran kemih bawah antara lain urgensi dengan atau tanpa urge urinary incontinence, biasanya dengan frekuensi dan nokturia.
6,25
Di Asia, overactive bladder memiliki prevalensi yang tinggi yaitu 30 dari total responden sebesar 2369. Lalu di Indonesia memiliki prevalensi sebesar 43 dari
242 orang responden. Akan tetapi pengobatan pada gejala tersebut di Asia sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara barat. Sehingga diperlukan adanya
penelitian lebih lanjut yang menunjang manajemen dari overactive bladder.
26