Definisi Osteoporosis TINJAUAN PUSTAKA
BMD atau tingkat densitas tulang merupakan prediktor paling kuat terhadap kejadian fraktur. Risiko fraktur pada orang dewasa dua kali rata-rata terhadap
pengurangan SD standar deviasi pada variasi pengukuran tulang rusuk, pinggul dan pergelangan tangan. Maksudnya adalah risiko fraktur pada seorang individu
dengan BMD dibawah 20 dari populasi adalah lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan individu lain dengan usia dan jenis kelamin yang sama
Barker Blumsohn, 2005 WHO menentukan aturan terhadap pengukuran BMD sebagai diagnosis
penyakit osteoporosis. i
Normal : densitas tulang kurang dari 1 standar deviasi dibawah rata- rata dewasa muda T-1
ii Osteopenia : densitas tulang antara 1 standar deviasi dan 2,5 standar deviasi dibawah rata-rata dewasa muda normal -2,5 T -1
iii Osteoporosis : densitas tulang lebih dari 2,5 standar deviasi dibawah rata-rata dewasa muda normal - 2,5
WHO, 1994 Meskipun berbagai kriteria densitometrik digunakan untuk mendifinisikan
osteoporosis, kriteria yang diajukan oleh WHO,2007 Yang berdasarkan pengukuran masa tulang, umumnya yang paling banyak diterima dan digunakan.
Beberapa metode BMD tes yang saat ini sering dilakukan antara lain: 1. DXA Dual energy X-ray Absorptiometry
Ada beberapa cara untuk mengukur massa tulang, namun yang paling sering digunakan adala DXA Dual energy X-ray Absorptiometry. Metode ini mengukur
massa tulang di pinggul, pergelangan tangan, tulang belakang atau seluruh rangka dan sering disebut dengan scan tulang. Nilai massa tulang yang didapat dari
pengukuran ini disebut kerapatan mineral tulang BMD=Bone Mineral Density sedangkan nama umum untuk pengukuran tulang adalah densitometri tulang
Compston, 2002 Untuk mengukur massa tulang dengan scan tulang, pasien perlu berbaring.
Sebuah bantal diletakkan di bagian bawah paha agar tulang belakang bagian bawah berada dalam posisi selurus mungkin selama pengukuran. Batang logam tipis
bergerak dari atas ke bawah daerah yang diukur dan pasien perlu masuk kedalam tabung, seperti mesin scan lainnya. Pasien tidak perlu menanggalkan baju, hanya
saja pakaian yang mengandung logam perlu ditinggalkan sebelum pengukuran. Selain itu, tidak perlu penyuntikan atau prosedur lain yang menyusahkan
Compston, 2002 2. QST Quantitative Computed Tomography
Dapat digunakan untuk mengukur kepadatan tulang belakang bagian bawah low spine, tempat dimana biasa mengalami perubahan massa tulang paling sering
pasa usia lanjut. QCT digunakan untuk mengukur kepadatan tulang lengan bawah. Dosis radiasi pada tes ini lebih besar 10 kali dari pada DXA dan juga lebih mahal
Sarpini, 2003
3. QUS Quantitative Ultrasound Tes ini menggunakan gelombang suara, dapat digunakan untuk mengukur
kepadatan tulang tumit, tulang kering tibia dan jari-jari Sarpini, 2003. Massa