Epidemiologi Osteoporosis TINJAUAN PUSTAKA

massa tulang di pinggul, pergelangan tangan, tulang belakang atau seluruh rangka dan sering disebut dengan scan tulang. Nilai massa tulang yang didapat dari pengukuran ini disebut kerapatan mineral tulang BMD=Bone Mineral Density sedangkan nama umum untuk pengukuran tulang adalah densitometri tulang Compston, 2002 Untuk mengukur massa tulang dengan scan tulang, pasien perlu berbaring. Sebuah bantal diletakkan di bagian bawah paha agar tulang belakang bagian bawah berada dalam posisi selurus mungkin selama pengukuran. Batang logam tipis bergerak dari atas ke bawah daerah yang diukur dan pasien perlu masuk kedalam tabung, seperti mesin scan lainnya. Pasien tidak perlu menanggalkan baju, hanya saja pakaian yang mengandung logam perlu ditinggalkan sebelum pengukuran. Selain itu, tidak perlu penyuntikan atau prosedur lain yang menyusahkan Compston, 2002 2. QST Quantitative Computed Tomography Dapat digunakan untuk mengukur kepadatan tulang belakang bagian bawah low spine, tempat dimana biasa mengalami perubahan massa tulang paling sering pasa usia lanjut. QCT digunakan untuk mengukur kepadatan tulang lengan bawah. Dosis radiasi pada tes ini lebih besar 10 kali dari pada DXA dan juga lebih mahal Sarpini, 2003 3. QUS Quantitative Ultrasound Tes ini menggunakan gelombang suara, dapat digunakan untuk mengukur kepadatan tulang tumit, tulang kering tibia dan jari-jari Sarpini, 2003. Massa tulang juga bisa diukur dengan gelombang ultrasonik, caranya disebut peredaman gelombang ultrasonik BUA= broadband ultrasoun attenuation. Cara ini biasa digunakan untuk mengukur tulang tumit tulang kalkaneus, biasanya kaki direndam dalam air. Cara ini tidak menggunakan radiasi, oleh karena itu sangat aman Compston, 2002 osteoporosis dinilai dengan menggunakan Hologic Sahara Quantitative Ultrasound Densitometry QUS pada tulang calcaneus. Alat ini memiliki 2 membran transduksi BUA dengan diameter 19 mm yang ditempelkan pada tumit melalui bantalan elastomerik yang diolesi dengan gel. Alat ini dapat bekerja pada suhu lingkungan antara 15°C hingga 37,7° C dan kelembaban relatif 20 hingga 80. Alat ini menggabungkan pengukuranBUA desibel per megahertz dan SOS meter per detik pada zona sentralcalcaneus, untuk mengetahui perkiraan densitas mineral tulang tumitHeel Bone Mineral Density yang kemudian ditampilkan sebagai skor T yang dihitung berdasarkan persamaan: HBMD gramcm2 = 0,002692 × BUA+SOS – 3,687 Lee HD, 2010. Quantitative Ultrasound mengukur densitas massa tulang dengan mengukur kecepatan dan jumlah suara yang ditransmisikan ke tulang dan alat ini dapat digunakan pada tulang dengan jaringan lunak dalam jumlah sedikit seperti calcaneus atau tumit. Calcaneus terdiri atas 95 tulang trabekular Guglielmi, 2009. Menurut penelitian ultrasound pada tumit merupakan prediktor risiko fraktur yang lebih baik dibandingkan ultrasound pada phalanges. Kecepatan suara lebih tinggi pada tulang yang padat dan lebih rendah pada tulang yang tidak padat atau tulang yang memiliki banyak rongga Guglielmi,2013.

E. Gejala Osteoporosis

Kepadatan tulang berkurang secara perlahan terutama pada penderita osteoporosis senilis, sehingga pada awal osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Namun, kemudian muncullah gejala-gejala seperti : 1. Nyeri terus-menerus yang tidak kunjung hilang Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulangbmenjadi menipis, timbulah nyeri tulang dan kelainan bentuk. Menipisnya tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa patah secara spontan atau terkena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu di punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, akan tetapi biasanya rasa sakit akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau bulan Junaidi, 2007 2. Tubuh memendek Ketika beberapa tulang belakang hancur, akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakangyang menyebabkan ketegangan otot dan timbul rasa sakit. Tulang lain bisa ikut patah, kerap kali disebabkan oleh tekanan ringan atau karena jatuh Junaidi, 2007 3. Mudah menderita patah tulang terutama tulang pinggul 4. Disertai gejala menopause: panas, banyak keringat, keputihan, dan susah tidur