xxv manajemen audit. Audit jenis ini biasanya dilakukan oleh auditor internal
karena hasilnya tidak harus dikomunikasikan ke publik. d.
Audit Forensik Audit forensik bertujuan untuk mendeteksi atau mencegah berbagai jenis
aktivitas kecurangan fraudulent activities. Terdapat beberapa contoh dimana audit forensik mungkin dilakukan, yaitu:
1 Kecurangan bisnis business fraud
2 Investigasi kriminal criminal investigation
3 Perselisihan shareholder
2. Profesi Akuntan Publik
Boynton 2006:10 menjelaskan, auditor atau Certified Public Accountants adalah mereka, baik secara individu ataupun yang tergabung sebagai anggota
suatu firma akuntan publik yang melakukan pelayanan audit secara profesional kepada klien. Untuk mendapatkan sertifikat akuntan publik diperlukan
pengalaman dan kelulusan dalam ujian sertifikasi. Pada abad 21 ini, akuntan publik atau auditor mempunyai peranan besar
dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Karena begitu pentingnya peranan mereka, di setiap negara ada peraturan yang sangat ketat bagi para akuntan publik
dalam menjalakan profesi mereka. Kesalahan sedikit dapat berakibat fatal bahkan dapat dituntut pidana. Dalam beberapa kasus belakangan ini terbukti bahwa fraud
atau kecurangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan tidak terlepas dari peran atau kesalahan auditor. Kasus Enron dan World.Com menjadi contoh dari kasus-
kasus tersebut.
xxvi Pendapat atau opini yang dinyatakan auditor akan berguna bagi pihak
pemakai laporan keuangan hasil auditan untuk membuat keputusan ekonomi. Guy dan Sullivan 1988 dalam Yuliati, Winarna dan Setiawan 2007:4 menyatakan
bahwa masyarakat dan para pemakai laporan keuangan yakin bahwa auditor seharusnya bersikap sebagai berikut:
a. Lebih bertanggung jawab dalam mendeteksi dan melaporkan kecurangan
fraud dan tindakan-tindakan ilegal illegal act. b.
Meningkatkan efektivitas audit yaitu meningkatkan deteksi terhadap kekeliruan yang material.
c. Mengkomunikasikan kepada para pemakai laporan keuangan informasi
yang lebih bermanfaat tentang sifat dan hasil dari suatu proses audit, termasuk peringatan dini mengenai kegagalan bisnis business failure.
d. Berkomunikasi secara jelas dengan komite atau pihak-pihak lain yang
berkepentingan atau bertanggung jawab terhadap reliabilitas laporan keuangan.
Seorang auditor atau akuntan publik di Indonesia harus patuh pada Standar Profesional Akuntan Publik SPAP dan Kode Etik Akuntan dalam menjalankan
profesi mereka. Dengan mematuhi standar dan kode etik ini, diharapkan auditor mampu menjaga kualitas dan integritas profesi mereka. SPAP disusun dan
diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia–Dewan Standar Profesional Akuntan Publik. Sebagai aturan mutu dalam pekerjaan akuntan publik, Dewan Standar
Profesional Akuntan Publik menerbitkan lima macam standar profesional, yaitu:
xxvii a.
Standar Auditing Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia, yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar
auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar
auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Auditing PSA. Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum di dalam standar
auditing . Standar auditing berbeda dengan prosedur audit. ‘Prosedur’
merupakan langkah yang harus dilaksanakan, sedangkan ‘standar’ berkaitan dengan kriteria atau mutu pelaksanaan serta dikaitkan dengan tujuan yang
hendak dicapai dengan menggunakan prosedur yang bersangkutan Rahayuningsih, 2001:15.
b. Standar Atestasi Dalam Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 423KMK.062002,
disebutkan bahwa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi
suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Contoh asersi dalam laporan keuangan historis adalah
adanya pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
xxviii c.
Standar Jasa Akuntansi dan Review Standar jasa akuntansi dan review memberikan kerangka untuk fungsi non-
atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. Pekerjaan non-atestasi yang dilakukan oleh auditor tidak dapat dijadikan
dasar untuk menyatakan pendapat akuntan. d.
Standar Jasa Konsultansi Standar Jasa Konsultansi merupakan panduan bagi akuntan publik yang
menyediakan jasa konsultansi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Dalam jasa konsultansi, para praktisi menyajikan temuan, kesimpulan dan
rekomendasi. Sifat dan lingkup pekerjaan jasa konsultansi ditentukan oleh perjanjian antara praktisi dengan kliennya. Umumnya, pekerjaan jasa
konsultansi dilaksanakan untuk kepentingan klien. e.
Standar Pengendalian Mutu Standar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik KAP memberikan
panduan bagi kantor akuntan publik di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai
standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh
Kompartemen Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia. Selain Standar Profesional, akuntan publik di Indonesia juga memiliki Kode
Etik Akuntan Indonesia. Kode etik yang dirumuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia ini, merupakan pedoman bagi auditor di Indonesia untuk melaksanakan
pekerjaan secara bertanggung jawab dan obyektif. Setiap auditor harus mematuhi
xxix kode etik profesi ini tanpa kecuali. Setiap pelanggaran atas kode etik ini bisa
dituntut dan dikenakan sanksi yang berat. Kode etik profesi merupakan suatu prinsip moral dan pelaksanaan aturan-
aturan yang memberi pedoman dalam berhubungan dengan klien, masyarakat, sesama rekan akuntan atau pihak-pihak yang berkepentingan lainnya
Rahayuningsih, 2001:17. Hal yang mendasari suatu kode etik profesi adalah masyarakat umum percaya kepada kualitas pelayanan tanpa memperhatikan orang
yang memberikan pelayanan. Kepercayaan publik adalah modal dasar yang harus dimiliki setiap akuntan, terutama akuntan publik. Untuk mendapatkan
kepercayaan itu, akuntan harus memiliki mutu dan etika kerja yang terstandardisasi. Kode etik akuntan ini diharapkan bisa membantu akuntan dalam
mencapai tingkat mutu pekerjaan yang diharapkan Menurut Carey 1974 dalam Rahayuningsih 2001:18, kode etik bertujuan
sebagai berikut: a.
Kode etik menuntun bagaimana memelihara suatu sikap profesional yang akan membantunya mencapai sukses.
b. Kode etik memberi klien dan klien potensial suatu dasar untuk meyakinkan
bahwa akuntan publik benar-benar melayani mereka dengan baik dan menempatkan pelayanan di atas imbalan.
c. Kode etik memberi keyakinan pada pihak ketiga bahwa akuntan publik telah
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar yang obyektif dan independen dengan mengungkapkan opininya.
xxx Profesi auditor di Indonesia bisa kita kelompokkan lagi menjadi dua, yaitu
auditor yang tergabung dalam Forum Akuntan Pasar Modal FAPM dan Auditor yang non FAPM. Forum Akuntan Pasar Modal adalah akuntan publik atau auditor
yang terdaftar di pasar modal, dalam hal ini adalah Bursa Efek Indonesia atau BEI. Akuntan yang tergabung dalam FAPM ini bisa melakukan kegiatan di
bidang pasar modal, misalnya menjadi akuntan penjamin emisi efek atau akuntan perantara perdagangan efek, dan lainnya. Salah satu syarat untuk masuk FAPM
harus menjadi anggota IAI-KAP. Bapepam pun mensyaratkan adanya Surat Tanda Daftar STD. Dengan syarat itu, seorang akuntan harus mengikuti pendidikan
dulu, dan bila lulus akan mendapat sertifikat. Anggota FAPM yang melakukan kesalahan bisa langsung diperiksa Bapepam. Jika terbukti bersalah, Bapepam bisa
membekukan izin akuntan, misalnya selama dua bulan. Artinya, selama dua bulan akuntan publik yang bersangkutan tidak bisa berpraktek di pasar modal. Tapi, ia
bisa saja berpraktek pada perusahaan yang tak terdaftar di pasar modal Adityasih, Tia: 2006.
3. Kesenjangan Harapan Audit