xxxiii b.
Audit Reporting Menurut  masyarakat,  opini wajar  tanpa  pengecualian  seharusnya  diberikan
kepada  mereka  yang  benar-benar  bersih  dan  bebas  dari penyimpangan  dan tidak menjadi bangkrut setelah diaudit. Auditor diminta untuk bertanggung jawab juga
terhadap  seluruh  pemegang  saham,  selain  kepada  pihak  manajemen.  Sementara itu  auditor  bukanlah  seorang  polisi  yang  akan  mencegah,  mendeteksi,  dan
melaporkan  seluruh  aktivitas  finansial  di  suatu  perusahaan,  tetapi  bertindak sebagai konselor atas manajemen.
c. Audit Independence
Masyarakat  jelas  menghendaki  auditor dan  praktik  audit  yang  independen, tidak  terpengaruh  oleh  berbagai  pihak  dalam  menentukan  opini  yang  diberikan,
namun seringkali auditor tidak bisa sepenuhnya melakukan hal tersebut. Berbagai faktor  telah mendorong  auditor  menjadi  tidak  independen,  seperti  meningkatnya
persaingan  bisnis  KAP  yang  menjadikan  mereka  menurunkan  tarif  dan menurunkan  margin  biaya  operasional  sehingga  membuat  mereka  sangat
tergantung kepada klien demi kelangsungan hidup KAP.
B. Penelitian Terdahulu
Keberadaan expectation gap  telah dibuktikan secara empiris oleh beberapa penelitian  sebelumnya.  Best,  Peter  J,  dan  Sherena  Buckby  1999:1,  meneliti
perbedaan  harapan  audit  antara  auditor  dan  masyarakat  umum  di  Singapura. Penelitian  ini  menunjukkan  adanya  perbedaan  harapan  audit  antara  auditor  dan
masyarakat  dalam  tingkat  menengah  atau  moderat.  Perbedaan  yang  paling
xxxiv signifikan terdapat pada bagian “pencegahan dan deteksi kecurangan”. Walaupun
begitu  terdapat  tambahan,  yaitu  para  investor  percaya  bahwa  auditor  memiliki tanggung  jawab  untuk  meyakinkan  adanya  kontrol  internal  di  perusahaan  yang
diaudit. Pany  1993  dalam    Yuliati  et  al,  2007:7  meneliti  tentang  keberadaan
Expectation  gap antara  jurors  anggota  juri  dengan  auditor.  Penelitian  yang
melibatkan  141  orang  juror  dari  Municipal  County  Juror  Pool  dan  78  orang auditor  dari  perusahaan-perusahaan  akuntansi  internasional.  Hasilnya  adalah
bahwa  jurors  secara  sistematis  mempunyai  harapan  yang  lebih  tinggi  daripada yang  auditor  sediakan.  Hasil  ini  mengimplikasikan  bahwa  terdapat  expectation
gap tentang fungsi audit.
Bostick, Lisa, dan Michael 2004:19 meneliti kesenjangan harapan audit di Amerika
dengan  tujuan untuk  mengidentifikasi
tindakan yang  bisa
meminimalisasi  kesenjangan  tersebut.  Mereka  mengusulkan  untuk  merevisi “professional  guidance”  panduan  profesional  yang  terkait  dengan  tindakan
ilegal, agar lebih efektif. Lin  dan  Feng  2005:93  juga  meneliti  kesenjangan  harapan  audit  ini  di
Republik  China.  Penelitian  ini  membuktikan  adanya  kesenjangan  audit  pada beberapa aspek, yaitu tujuan audit, kewajiban audit untuk mendeteksi kecurangan,
independensi  auditor,  dan  kewajiban  auditor  kepada  pihak  ketiga.  Hal  itu menyebabkan  auditor  di  China  mulai  membatasi  kewajiban  mereka  dalam
mendeteksi kecurangan dengan mengadopsi beberapa peraturan dari negara barat.
xxxv Lee et al 2007:1 meneliti Audit Expectation gap  ini di Malaysia. Mereka
melakukan  survey  questioner  terhadap  auditor,  auditee,  dan  profesi  lain  yang terkait dengan pekerjan audit audit beneficiaries. Ada dua tujuan dari penelitian
ini,  yaitu  menguji  apakah  terdapat  kesenjangan  harapan  audit  di  Malaysia  pada tiga subjek di atas dan menganalisis sifat nature dari kesenjangan harapan audit
itu. Hasilnya adalah auditee dan audit beneficiaries memiliki harapan  yang lebih tinggi  terhadap  pekerjaan  auditor  daripada  auditor  itu  sendiri.  Dengan  kata  lain,
terdapat perbedaan harapan audit yang cukup signifikan antara auditor dan auditee maupun audit beneficiaries.
Di  Indonesia  keberadaan  expectation  gap    telah  diteliti  oleh  beberapa peneliti.  Soedaryono  dan  Harti  2001:33  melakukan  survey  terhadap  enam  6
kelompok,  yang  terdiri  dari  lima  5  pemakai  laporan  keuangan  dan  auditor  itu sendiri,  yaitu  auditor,  manajer  keuangan,  pialang,  bankir  dan  mahasiswa.
Penelitian tersebut menunjukkan perbedaan harapan auditor dan pemakai laporan keuangan.  Perbedaan  tersebut  terjadi di  semua  aspek penelitian  yang  diuji,  yaitu
hasil kerja auditor, tanggung jawab auditor, dan kinerja auditor.
C. Kerangka Pemikiran