xxx Profesi auditor di Indonesia bisa kita kelompokkan lagi menjadi dua, yaitu
auditor yang tergabung dalam Forum Akuntan Pasar Modal FAPM dan Auditor yang non FAPM. Forum Akuntan Pasar Modal adalah akuntan publik atau auditor
yang terdaftar di pasar modal, dalam hal ini adalah Bursa Efek Indonesia atau BEI. Akuntan yang tergabung dalam FAPM ini bisa melakukan kegiatan di
bidang pasar modal, misalnya menjadi akuntan penjamin emisi efek atau akuntan perantara perdagangan efek, dan lainnya. Salah satu syarat untuk masuk FAPM
harus menjadi anggota IAI-KAP. Bapepam pun mensyaratkan adanya Surat Tanda Daftar STD. Dengan syarat itu, seorang akuntan harus mengikuti pendidikan
dulu, dan bila lulus akan mendapat sertifikat. Anggota FAPM yang melakukan kesalahan bisa langsung diperiksa Bapepam. Jika terbukti bersalah, Bapepam bisa
membekukan izin akuntan, misalnya selama dua bulan. Artinya, selama dua bulan akuntan publik yang bersangkutan tidak bisa berpraktek di pasar modal. Tapi, ia
bisa saja berpraktek pada perusahaan yang tak terdaftar di pasar modal Adityasih, Tia: 2006.
3. Kesenjangan Harapan Audit
Istilah Expectation gap dapat ditelusuri awal mula penggunaannya di AS pada tahun 1974 saat American Institute of Certified Public Accountans AICPA
membentuk Commission on Auditor’s Responsibilities, yang selanjutnya disebut sebagai Cohen Commission. Komisi ini dibentuk untuk menanggapi kritik
masyarakat mengenai kualitas kinerja auditor yang pada saat itu terdapat berbagai kasus
yang memperlihatkan
bahwa auditor
gagal mendeteksi
atau mengungkapkan kegagalan atau tindakan penyimpangan dari perusahaaan-
xxxi perusahaan yang dimiliki publik. Komisi ini bertugs secara khusus memberikan
rekomendasi tentang tanggung jawab auditor yang tepat sesuai dengan profesi. Menurut Cohen Commission, para pemakai laporan keuangan audit biasanya
mempunyai harapan yang masuk akal tentang kemampuan auditor dan keyakinan yang dapat diberikan auditor. Hal ini memberikan gambaran bahwa expectation
gap lebih disebabkan karena kegagalan profesi akuntan publik untuk bereaksi dan
berkembang agar tidak tertinggal oleh perubahan bisnis dan lingkungan sosial Yuliati et al, 2007:6.
Definisi kesenjangan harapan audit sendiri pertama kali dijelaskan oleh Liggio 1974:24 dalam Soedaryono dan Harti 2001:30, sebagai perbedaan
tingkat performa yang diharapkan akuntan independen dan yang diharapkan oleh pemakai laporan keuangan. Sejak itu, banyak penelitian yang diadakan untuk
mengetahui kesenjangan harapan audit dengan masyarakat dan kliennya. Expectation gap
menurut Guy dan Sullivan 1988 dalam Yuliati, et al 2007:6 adalah perbedaan antara apa yang masyarakat dan pengguna laporan keuangan
percaya sebagai tanggung jawab akuntan dan auditor dan apa yang akuntan dan auditor percaya sebagai tanggung jawabnya. Expectation gap menurut Abrema
Glossary adalah kesenjangan gap antara standar kinerja auditor dan berbagai
macam ekspektasi publik terhadap kinerja auditor Yuliati et al, 2007:7. Laporan dari The Cohen Commission Report CAR, 1978 dalam Lee et al, 2007:2
menyatakan bahwa Audit Expectation gap sebagai perbedaan antara harapan masyarakat terhadap auditor dan bagaimana seharusnya seorang auditor bertindak.
xxxii Porter 1993 dalam Lee et al 2007:2 mengatakan bahwa kedua definisi
yang dikemukakan oleh Liggio dan CAR di atas terlalu sempit. Dia berpendapat bahwa kritik kepada auditor yang sering terjadi adalah akibat dari kegagalan
auditor untuk memenuhi ekspektasi harapan masyarakat sehingga merusak fungsi dari audit itu sendiri. Porter 1993 dalam Lee et al 2007:2 mengatakan
bahwa fungsi audit didasari pada kepercayaan masyarakat atas pekerjaan audit yang efektif dan kepercayaan terhadap opini auditor. Apabila kepercayaan itu
hilang, maka fungsi audit menjadi hancur dan tidak berguna. Kesenjangan harapan audit ini sangatlah penting bagi profesi auditor, karena semakin banyak
harapan masyarakat yang tidak terpenuhi, berarti semakin menurunnya kredibilitas, potensi pendapatan, dan prestise bagi dunia akuntan publik Lee et al,
2008:2.
4. Aspek–aspek yang Terdapat dalam Kesenjangan Harapan Audit